Selamat membaca!
Terlalu sulit melupakan
Untuk insan yang tak lagi menoleh.
-adella×××
"Percaya kak,perlahan perasaan ini akan menghilang.Kebahagian kakak otomatis kebahagian aku juga".Adella terisak di dekapan kakaknya.
"Kamu terlalu baik del".
Mereka berdua saling memeluk erat dalam tali persaudaraan,tidak ada kasih sayang jika tidak ada cinta.Adella merelakan cinta pertamanya pada sang-kakak sendiri,segenap hati dia akan terus mengambil jarak dari hubungan antara Satria dengan kakak kandungnya.
Meskipun dasar nya berat,tapi tidak pernah terlintas oleh adel cinta akan berakhir seperti ini.
"Kalau gitu terima ka satria, kebahagian ga boleh kakak tunda".Azzela melepaskan pelukan mata hitam pekat nya kini menatap adiknya.Dari sorot mata itu ada harapan bahwa dia harus menerima satria lelaki yang selama ini dirinya cintai,namun di sorot mata itu juga ada luka mendalam tapi mampu di sembunyi kan oleh mata kecoklatan yang tergelinang air mata dan bibir penuh senyuman.
"Pasti del, kamu sudah cukup merelakan perasaan.Dan kakak harus memberi kesempatan ini untuk menerima perasaan satria,tapi jangan menangis kaya gini seolah kakak disini lebih jahat".
Adella cepet mengelap bekas air matanya dengan kedua tangan,berdiri untuk menghindari perkataan zella sedikit menyentil hatinya.
Zella menatap bingung kala adel memegang tangannya. "Kemana?".
"Terima cinta ka satria,engga baik nunda waktu".
Zella bangkit seraya tersenyum." Makin sayang adel".
"Yaudah ayo, lebih cepat lebih baik".Semakin adel menyeret kakak nya untuk kembali ke ruangan osis, semakin hati adel kembali terluka.
Setelah sampai,tika masih setia duduk menangis di kerumuni banyak orang.Kala melihat adel kembali tika bangkit seraya memeluk,"Maaf del, gue engga bermaksud bohong".
Adella segera melepaskan pelukan tika."Gapapa, wajar lo bersikap kaya tadi".
"Tap-
Ucapan tika dipotong oleh seorang lelaki yang baru saja keluar dari ruangan." Zel, gue masih nunggu jawaban lo".
Tika yang membelakangi sumber suara itu otomatis berbalik arah,adella maju beberapa langkah saat tika memundurkan kaki nya mendekatkan diri dengan satu tangan azella untuk dirinya bawa pada tangan satu satria.
Beberapa detik adel menatap lelaki itu,menangis adalah salah satu untuk dirinya tahan saat ini.
"Jika semua bertanya,kamu tadi nangis?ini tanda aku bahagia melihat kalian.Binar memancarkan ada nya saling mencintai, ka satria memang lelaki peka yang baru aku kenal,"adella berusah tersenyum lagi dan lagi agar tidak menangis."Menurut adel sudah cukup ka, menyembunyikan perasaan demi kebaikan orang dekat.Terpenting perasaan yang selama ini kakak tutupi akhir nya terbalas juga,Tuhan memang baik membuat sekenario di masa depan dengan akhir bahagia".
Bagaimana dengan lo del?
"Sekali lagi gue tanya, lo mau jadi pacar gue?".
Adel tersenyum tipis, pertanyaan satria sama menoreh pisau pada hati.Harapan untuk menjadi pasangan satria,memberi gombalan pupus sudah di dalam benak.Tidak akan ada lagi drama antar-jemput sekolah,perhatian yang selama ini satria beri pada adel tidak lebih hanya untuk memenangkan perasaan zella.
Zella memberikan anggukan semangat,tentu satria begitu bahagia dengan setuju nya zella meneriman perasaan nya.Memeluk sekaligus disaksikan banyak orang, terutama adel seharusnya tidak perlu di bahas karena setiap inci mereka bergerak adel menyaksikan segala hal.
Sebagian anggota osis ada yang ikut bahagia tapi sebagian orang merasa kasian pada adella karena mereka semua tahu,adella sudah naksir lama pada satria,hampir seluruh sma sriwijaya tahu,namun satria seolah menutupi telinga dengan beredaran itu,seolah dia pura pura tidak tahu.Lelaki itu membuktikan cintanya hanya pada zella.
Adella melepaskan tangan kakaknya,ia berbalik tika melihat adel dengan tatapan pasrah,adella hanya mampu tersenyum dan melewati tika begitu saja.
Perlahan tapi pasti,adel meninggalkan kerumuian yang bersorak bahagia dia tidak berlari, beban yang dirinya pikul membuat jalan nya pelan sangat pelan.Mata kosong,satu hal yang pasti seharusnya adel ikut bahagia.Tidak, dia sudah merayakan nya tadi walaupun hanya beberapa menit saja.
"Masalah apa del,hinga lo menghindar dari segi orang orang yang berbahagia".Saat menuruni anak tangga, suara bass itu menghentikan langkah adel.
"Dion?".
Adella melangkah lagi dengan pelan,setelah diakhir tangga kepala adel merasa pusing membuat tangan nya memegang erat pada gagang tangga.Perlahan adel akan terjatuh jika saja dion tidak menangkap nya dalam dekapan.
Karena satria adel se lemah ini,menyakinkan kan dalam diri ini bentuk membalas jasa kasih sayang kakaknya.Tidak perlu seburuk ini, tapi kenapa lebih menyakitkan dari hantaman batu sekalipun.
Batin adel mencerit dia tidak bisa lagi menyebutnya sabar.
"Tolong bawa gue pulang".Dion menangkap ucapan adel walaupun terdengar lemah.
"Are you okey del?lo engga pantes kaya gini,ini bukan adel yang gue suka".Tentu adel tidak mendengar karena gadis itu sudah memejamkan mata nya.
Namun tanpa dion sadari diatas tangga,seorang perempuan yang sedang menangis itu mendengarnya.
"Del tentang cinta, gue lebih dukung lo sama dia".
×××
A/n
Vote comen yah!ganteng gelis karena membuat cerita bukan satu hal yang disebut gampang.
KAMU SEDANG MEMBACA
L A N G K A H A D D E L L A √
RandomTerlalu sulit untuk melupakan hal yang sudah terjadi,tapi terkadang hal untuk pergi dari sebuah kenyataan harus adel lakukan. Adel melangkah dalam keadaan sendiri, namun ada satu semesta bilang. "Gue pengen lo jadi satu satu nya gadis,yang engga ak...