×××
Dua tahun dengan kepergian dion, cukup menyita hari hari adel tanpa kebahagian, namun tidak selama nya
Adel merasa tidak bahagia, ada kala di mana di saat sepi nya dunia adel, disana adel termenung dan menyaksikan segala tentang dion dalam pikirannya.Mungkin seharusnya, adel membuka cinta nya lagi terhadap satria, tapi entah kenapa bayangan dion seolah menghalangi setiap hari nya.Boro boro Satria, lelaki yang ingin mendekati nya di kampus pun, rasa nya adel enggan.
Entah adel sangat mencintai dion? Atau adel merasa bersalah terhadap dion?
Sudah satu minggu berlalu dion pulang dari Singapura, menjelajahi kota jakarta satu hal yang membuat adel bahagia karena dia yang menemanin dion-keinginan laki laki itu.
Mungkin perjalan kami hanya sekedar ngobrol di cafe atau hanya di sebuah gerobak pinggir jalan, itu pun hanya satu jam atau dua jam, karena adel sibuk untuk mengajarkan skripsi dan jadwal adel hari ke hari makin numpuk.
Namun tidak menghalangi meraka, untuk sekedar berbagi cerita yang tertunda dua tahun yang lalu.
Kini sudah masuk satu minggu dua hari,adel sengaja mengambil satu mata pelajaran di pagi hari, karena dia harus menemani dion lagi untuk pergi ke suatu tempat, entah adel tidak tahu, kata dion "rahasia".
Setelah selesai kuliah nya, adel dijemput dion. Menyusuri jalanan kota di siang hari, cuacanya pun hari ini agak mendung tidak terlihat seperti pagi tadi matahari masih cerah, bahkan langit biru adel mengabadikannya di sosial media.
" Kita mau kemana?".
Dion menoleh sebentar karena sekarang dirinya sedang menyetir, tidak lupa dengan senyum nya. "Ke taman jakarta, bagus kaya nya cuacanya agak mendung jadi kalau duduk disana, mungkin akan sejuk".
" Tumben, kirain mau ajak dulu aku makan".Adel laper, sebelum berangkat kuliah tadi pagi dia hanya sarapan roti.
"Oiya sampai lupa, aku udah beliin kamu mekdi di belakang, ambil deh".
Adel girang, kan dion itu romantis , hal sekecil ini pun dia peka tanpa harus di buat kode. Adel mengambil nya, satu hamburger dan air mineral biasa.
"Ko satu, kamu engga makan?".Tanya adel heran.
"Engga deh, aku sarapan tadi di rumah terus sempet beli kopi instan di indomaret, kaya aku masih kenyang deh".
Adel mengangguk tanda mengerti, dia melahap perlahan, nikmat sekali.Hamburgers itu cocok nya saat kepala punyeng karena materi kuliah di tambah perut keroncongan, itu adalah sebuah kenikmatan yang luar biasa.
Mobil tiba di sebuah tanaman, yang dulu sempat adel dan dion kunjungi di malam hari.Masih indah, malah lebih indah dari dua tahun yang lalu, lebih modern dan bunga bunga nya semakin banyak, hamparan rumput kecil pun terlihat bersih tanpa ada sampah sedikit pun di sana.
Mungkin di saat dion pergi, adel sekedar melewati taman ini tanpa singgah, karena melewati saja pun kenangan bersama dion akan muncul di pikiran nya, apalagi singgah mungkin adel akan berlaurt larut dalam memikirkan dion.
Dion menggandeng adel di sebuah bangku yang tak jauh dari, berlalu lalang orang orang yang berpoto ria untuk menikmati keindahan alam.
"Aneh banget kamu ajak aku kesini dion, dikira rahasia itu aku mau di bawa culik".
Dion terkekeh kecil. "Mau nya gitu, tapi sayang nya terlalu cantik".
Adel menghela napas panjang, tidak ada yang nama nya jantung nya berdegup kencang,tapi di lubuk hati nya dia semakin takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
L A N G K A H A D D E L L A √
RandomTerlalu sulit untuk melupakan hal yang sudah terjadi,tapi terkadang hal untuk pergi dari sebuah kenyataan harus adel lakukan. Adel melangkah dalam keadaan sendiri, namun ada satu semesta bilang. "Gue pengen lo jadi satu satu nya gadis,yang engga ak...