Ada luka,ada sebab.
×××
Adel gelisah.
Bingung.
Hanya pasrah dibawa dion,adel sudah bertanya ko perihal dirinya akan dibawa kemana oleh dion.Tapi lelaki itu lebih memilih diam sesekali hanya mengucapkan bentar lagi nyampe .
Baik,adel tidak perlu bawel nan berteriak kaya orang persentan.
Cukup.
Adel hanya mengucapkan beberapa serapah agar dion terkutuk menjadi manusia batu.
Tanpa disadari,motor dion terparkir manis disebuah rumah sakit HOSPITAL ATALLA.
Adel turun setelah membuka helm pandangannya tak lepas dari bangunan itu,kenapa perasan adel tiba tiba berubah ga enak?.
"Lo bawa gue kesini?siapa yang sakit".Lupakan sumpah serapah tadi,adel semakin di buat penasaran.
"Nanti juga bakal tau sendiri,lo baik baik yah".Dion mengusap pucuk kepala adel,mata hitam pekat itu menghipnotis adel untuk mengangguk.
Adel dan dion masuk.
"Lo tunggu disini yah!".
Benak adel semakin penuh tanda tanya,namun menuruti perintah dion untuk duduk dekat pintu arah keluar.
Dion melangkah menuju seorang pembayaran administrasi dan tentang data pasien.
Adella bisa melihat kilat ucapan dion menjadi serius,lelaki itu mengangguk kala bertanya dan tersenyum sopan.Menghampiri adel selagi gadis itu sedang dibuat lirik kanan kiri.
Dion mengajak adel menuju lift,adel kembali bertanya.Dion lagi lagi hanya tersenyum, digenggam tangan seolah hanya bisa berucap."Ikut aja del".
Adel tidak lagi bertanya lebih baik dia diam,sebentar lagi juga tujuannya untuk melihat jawaban yang ada dibenaknya.
Dion menekan tombol untuk menuju lantai tiga,pikiran mereka diliputi benak yang saling bertautan,setelah ini apa yang akan terjadi?
Otomatis pintu terbuka lebar,adel mengekori dion.Berjalan menyusuri lorong tanpa melepaskan genggaman.
Dion berhenti.
Adel melihat kala dion melepaskan tangannya,menatap lelaki itu sedang tersenyum kearahnya.
Kenapa ga sadar gini sih.
Dengan canggung,adel melepaskan pandangannya untuk menatap lurus.Kilat mata terhipnotis pada seorang yang mungkin adel kenal.
Ayah.
Bunda.
Ka satria.
Reflek adel maju memfokuskan pandangan nya,semakin ia mendekat semakin adel melihat mata bunda sembab dan ayah-memeluk bunda seakan semua baik baik saja.
Satria pertama kali melihat keberadaan adel,sontak berdiri sekaligus menyapa.Namun adel hanya melirik sekilas,kala satria menatap sendu ke arahnya.
Menghampiri bunda dengan tatapan aneh,memeluk bunda seakan dia tahu akan apa yang terjadi."Del--azel".
Suara bunda terbata,adel semakin bingung."Bunda sama ayah,kenapa ada disini?Siapa yang sakit?".
Bunda tidak bisa menahan tangis semakin dibuat pecah,ayah kembali menenangkan,menggiring bunda untuk duduk.
Setelah itu ayah menghampiri adel,menatapnya dan mencium pucuk kepala adel dengan penuh kasih sayang."Ikut ayah nak".Perintah ayah.
Adel tidak menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
L A N G K A H A D D E L L A √
RandomTerlalu sulit untuk melupakan hal yang sudah terjadi,tapi terkadang hal untuk pergi dari sebuah kenyataan harus adel lakukan. Adel melangkah dalam keadaan sendiri, namun ada satu semesta bilang. "Gue pengen lo jadi satu satu nya gadis,yang engga ak...