v. the funeral

553 110 60
                                    

Selain kehadiran tamu yang terlampau ramai untuk ukuran acara duka klan bangsa vampir yang kurang terpandang, hal lain yang masih Abian pertanyakan selama pemakaman Davelons berlangsung adalah kenapa dia harus menghadiri acara ini selayaknya sebag...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selain kehadiran tamu yang terlampau ramai untuk ukuran acara duka klan bangsa vampir yang kurang terpandang, hal lain yang masih Abian pertanyakan selama pemakaman Davelons berlangsung adalah kenapa dia harus menghadiri acara ini selayaknya sebagai kerabat dekat.

Konyol sekali. Karena Abian sungguh membenci vampir dan bahkan pada ritual mereka yang begitu gelap untuk disemarakkan, ditambah oleh torehan sejarah yang mengatakan bahwa bangsa vampir yang tidak tau terima kasih terhadap kaum manusia.

Konon katanya, vampir, manusia, dan penyihir sudah hidup berdampingan sejak lama. Meski hanya beberapa manusia yang beruntung untuk menyadari hal itu, contohnya adalah menteri-menteri besar yang bertugas untuk meriset kehidupan makhluk supranatural dan sebagian kecil manusia yang terlahir dengan kemampuan melihat hal yang tak bisa manusia biasa lihat. Manusia seperti mereka jelas meyakini eksistensi vampir dan penyihir, namun karena terbentuknya sebuah perjanjian sakral pada akhir abad-19, mereka tidak bisa menyebarluaskannya pada media hanya demi kepentingan duniawi.

Perjanjian itu dinamakan Nittende. Nittende masih dipercaya sebagai mitos bagi penghuni Atlanbu, oleh sebab itu tidak terlalu banyak jejak sejarah yang tersisa tentang susur galurnya. Isi Nittende berfokus pada larangan untuk menjalin hubungan cinta antara bangsa penyihir dan vampir. Manusia di perjanjian ini berperan sebagai pihak ketiga yang bertugas agar Nittende tidak dikhianati oleh pihak manapun.

Yah setidaknya itulah yang Abian dapatkan selama duduk di kelas Ms. Gelora.

Alasan selanjutnya? Abian merasa bahwa ia tak bisa menjabarkannya karena selain tidak terlalu memperhatikan pelajaran sejarah, ia juga mendengar suara sang ayah dari kejauhan.

"Ayah rasa cuti kamu harus ditambah seenggaknya beberapa lagi, keberatan?"

Benar saja. Abian langsung membalikkan badannya. Sekali lalu, dia memandang ke sekeliling, ternyata banyak tamu yang sudah bubar dari pemakaman, menyisakan beberapa orang yang punya koneksi dekat dengan klan keluarga Davelons seperti ayahnya sendiri.

Alih-alih di pemakaman pusat kota, mayat Davelons sengaja dimakamkan ditanah kosong manor milik klan demi menghindari jeritan dari liang kubur yang berasal dari vampir-vampir terkutuk dan berdarah kotor yang kerap terdengar kala malam bulan purnama, tiap tanggal tiga belas, dan tiap hujan deras. Pembunuh Davelons sendiri memang belum diketahui hingga kini, oleh karena itu kiat untuk menggali tempat peristirahatan yang tenang seperti ini diyakini dapat meminimalisir rasa khawatir mereka yang ditinggalkan.

Kiat kedua yaitu pengalungan sebuah kalung berbentuk sabit pada sang mayat dengan maksud agar mayat itu tidak kembali bangkit dan membahayakan makhluk lain, dilanjutkan oleh acara penaburan dua puluh kelopak bunga mawar yang dipercaya adalah kuku-kuku Davelons yang berdarah.

"Jika alasannya karena ayah ingin berlama-lama disini sehingga aku harus menggantikan pekerjaan di panti, jawabanku adalah iya."

Wiran Hengkara terlihat memohon. "Ada sesuatu yang harus ayah selesaikan."

DUENDE I: THE KING OF DARKNESS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang