xxi. relic of ruin

98 15 38
                                    

"Leo pasti bukan murid sembarangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Leo pasti bukan murid sembarangan."

Dena langsung berujar begitu setelah dia beserta Fino dan Olivia memisahkan diri dari Kath, Wirona, dan juga Leo. Perpecahan itu terjadi begitu natural karena setelah Wirona mengemukakan teorinya mengenai identitas Profesor Ramon yang sebenarnya adalah Raja Kegelapan, mereka kompak berhamburan keluar dari ruangan itu. Beberapa dari mereka memikirkan cara untuk pergi dari Debu dengan mempertimbangkan nasib murid-murid Debu yang lain. Sementara itu, Dena, Fino, dan Olivia justru diliputi kegelisahan karena memikirkan keselamatan Laudy yang sedang terancam sekarang.

Di masing-masing kepala mereka, ada asumsi yang berbeda-beda mengenai identitas Laudy, karena jika dari yang Leo ceritakan, Laudy sudah pasti bukan murid sembarangan. Yah, sebenarnya murid di Debu sudah sangsi sedari awal menyaksikan bagaimana Laudy yang tiba-tiba lolos di Debu tanpa melewati prosedur sebagaimana yang mereka semua jalani, lalu diperkuat pula dengan keahlian elemen yang Laudy tunjukkan berkali-kali dalam ujian dan nyaris membunuh Raja Dylan Dewangga yang hampir satu dekade ini dinobatkan sebagai murid terbaik dan terkuat di Debu.

Setelah mendengarkan sendiri apa yang Wirona katakan tadi, Leo menolak untuk menyebutkan identitas Laudy dan berkilah bahwa sebenarnya dia tidak tau siapa Laudy, wajah laki-laki itu tampak sama shocknya dengan yang lain saat mendengar perkataan Wirona.

Fino menggeleng pelan kemudian setibanya di koridor klan Quetzalia, dia menyudutkan Dena ke tembok, membuat Dena sontak meneguk saliva. Lantaran tidak begitu akrab dengan mereka, Olivia memilih menjadi pengamat saja.

"Nggak, bukan Leo... tapi lo." Fino berujar penuh selidik. Dia menempelkan telapak tangannya ke tembok, menahan Dena agar tidak kabur. "Bayangkan gimana perasaan Laudy saat dia tau kalau lo nggak pernah berniat menjadi sahabat yang baik buat dia? Gue tebak, pasti saat lo pindah ke sini, lo nggak menyebutkan nama belakang lo ke Laudy, kan? Lo beruntung karena Laudy nggak bersikap kritis kepada lo. Lo... penyusup, Dena. Lo rakyat Meghalaya, kan?"

Nafas Dena seketika tersekat di tenggorokan. Dia tidak pernah menyangka jika selama ini Fino sudah mengawasinya.

Seluruh rakyat Atlanbu sudah mengetahui bahwa Meghalaya adalah sebuah kerajaan yang sudah sangat lama telah kehilangan masa kejayaan mereka, seluruh kekayaannya terkikis dan perlahan-lahan, mereka tenggelam dalam kemiskinan. Meski begitu, rakyat Meghalaya masih berharap bahwa suatu hari kerajaan mereka akan bangkit kembali dari keterpurukan, meskipun harapan itu kian menipis seiring berlalunya waktu—seperti Ratu Amabella yang dulunya adalah seorang putri Meghalaya yang kini memilih berkelana ke Atlanbu untuk mendapatkan hidup yang layak.

"Meghalaya? Jangan bicara omong kosong, Elfino Prapanca." Dena masih berkilah.

"Lo yang jangan bicara omong kosong, Putri Radena." Fino masih memakukan Dena di tembok. "Gue sudah mulai curiga ke lo karena lo tiba-tiba pindah ke sini setelah nggak lama Laudy masuk ke sini. Saat Laudy menghilang, lo seakan angkat tangan dan pura-pura nggak tau, dan tadi, saat Wirona mengatakan soal identitas Profesor Ramon, lo nggak terkejut sama sekali. Dan yang paling penting, lo malah mencurigai seorang Yosua Leo Batara. Leo adalah teman lama Raja Dylan Dewangga sebelum pada akhirnya mereka menjadi musuh karena Raja sering mengambil kesempatan Leo untuk mewakili klan Vermilia dalam setiap misi ataupun kompetisi. Makanya, Leo membenci Raja. Alasan kenapa Leo tau itu semua, karena dulu Raja pernah menceritakan semuanya kepadanya. Meskipun gue masih baru di akademi ini, murid Debu pasti sudah tau bagaimana cerita mereka berdua. Ya kan, Olivia?"

DUENDE I: THE KING OF DARKNESS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang