Ratu Amabella Mardapati berdiri di sisi jendela kamar pribadinya dengan pandangan yang menyapu keluar, menembus batas-batas istana. Malam itu, angin membawa kesunyian yang tegang, membungkus suasana hatinya yang kian hari kian memburuk karena merindukan anak perempuannya.
"Dante," panggilan Amabella memecah keheningan. Dia tidak menoleh, tetapi suaranya yang tegas mengisyaratkan bahwa ucapannya adalah suatu yang krusial.
Dante yang berdiri di belakangnya melangkah maju dengan hormat. "Ya, Yang Mulia?"
Amabella akhirnya berbalik. "Apa kamu sudah menemukan orang yang saya butuhkan?"
Dante menundukkan kepala, menunjukkan hormat yang dalam. "Ya, Yang Mulia. Saya sudah membawanya ke sini. Dia adalah salah satu prajurit terbaik kami dan dia sangat bisa dipercaya." kemudian seseorang muncul dari balik pintu istana. Dia menunduk begitu lama, membiarkan Ratunya mengamati.
Amabella mengangguk pelan. "Anakku harus dibawa kembali ke istana, tidak peduli apa pun caranya. Kamu adalah kunci dari semua ini. Pastikan tidak ada yang curiga, saya tidak ingin ada jejak yang bisa mengarah ke kita. Clement sudah cukup curiga. Jika dia tahu apa yang kita rencanakan, semuanya akan berantakan. Do we have an agreement?"
Laki-laki itu kembali menunduk hormat. "Saya tidak akan mengecewakan Anda, Yang Mulia. Segalanya akan berjalan sesuai rencana."
Amabella berbalik lagi, menatap keluar jendela, memandang malam yang gelap. "I hope so."
———
"Seperti itu kayak gimana?"
"KIKI?! NGAPAIN LO DI SINI?!" Abian berkata kaget seraya melompat mundur sewaktu pembicaraannya dan Laudy diinterupsi.
"Baru pulang latihan." latihan yang dia maksud adalah berlatih SCR.
"Malam banget?" Laudy curiga.
"Dua hari lagi bakal tanding. Masa player MVP nggak rajin latihan?"
Benar saja, tubuhnya sedang dibalut seragam sporty dengan lambang white orchid, lambang klan Orchrelia, yang mengingatkan Laudy akan seragam Quidditch di film Harry Potter, yang membedakannya hanyalah dari sisi desainnya yang modern dengan aksen holografik berkilau. "Lo berdua ngapain ngendap-ngendap kayak maling kancut gini?"
Laudy menghela napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan ketenangan. "Sembarangan!! Maling-maling!! Kita tadi cuma papasan terus akhirnya ngobrol bentar deh..."
Abian mengangguk cepat, mendukung kebohongan spontan Laudy. "Iya, cuma papasan!!"
Kiki menatap mereka berdua dengan kecurigaan yang jelas terpancar dari wajahnya. "Ngaco!!" Ia mendekatkan wajahnya, membuat Abian dan Laudy mundur beberapa langkah. "Jangan-jangan kalian berdua pacaran backstreet ya?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUENDE I: THE KING OF DARKNESS ✓
Fantasy𝐟𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐞𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧; 𝐨𝐧 𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠 include; witch, vampire, mystery, blood ━━━━━━━━━━━━━━━━━ Kisah yang tak biasa dituturkan oleh Ananta Laudy Ganendra kala menyadari bahwa dia bukan sepenuhnya manusia normal. Tidak cukup dengan it...