Sayang

5.9K 679 59
                                    


Special Chapter : Story After Marriage

-Sayang-

-----------------------



"Ini rumahmu?" Tanya [Name]

Sekarang pukul 9 pagi dan [Name] sudah berada di tempat ini. Rumah tingkat dua yang tak terlalu besar dengan halaman yang sangat luas. Tentu saja karena rumah ini jauh dari pusat kota.

"Iya" laki-laki berkemeja putih itu menjawab [Name] "Dan sekarang menjadi rumahmu juga" timpalnya.

[Name] memperlihatkan senyum terbaiknya kini.

"Iya, ayo kita masuk Levi"

Rumahnya terlihat luas dari dalam dan tentu saja rapih dan sangat bersih.

"Aku tak menyangka rumah ini akan sebersih ini. Karena kau bilang sudah lama tak tinggal di sini" kata [Name]yang kini tengah duduk manis diruang tengah sembari melihat-lihat sekitarnya.

"Kau tanya hal itu kepadaku?" Tanya Levi menaikkan sebelah alisnya.

"Haha dia benar kenapa aku bertanya soal hal itu kepada maniak bersih-bersih" batin [Name]

"Kemarin aku minta para bocah itu kesini untuk membantuku membersihkannya" jujur Levi kepada [Name]

"Oh begitu! Aku harus berterima kasih kepada mereka" ujar [Name]

"Tidak perlu, jangan memanjakan mereka seperti itu" perintah Levi.

Levi bangkit dari kursinya menuju dapur yang berada tepat di sebelah ruangan mereka. Mengambil dua buah cangkir dan membuatkan teh. Aroma segar dari daun tehnya memuat [Name] beranjak dari duduk manisnya.

"Kau sedang buat apa Levi?" Tanya [Name] menghampiri Levi di dapur.

Levi hanya memalingkan wajahnya sedikit ke arah [Name]

"Teh, memangnya apa lagi?" Seperti biasa mulutnya memang sangat tajam.

"Oh begitu hehe, kalo gitu aku tunggu diruang tadi ya" [Name] hanya bergegas meninggalkan Levi.

"Tunggu!" Kata-kata Levi menghentikan langkah [Name]

"Ini harusnya kau yang buat kan? Kau itu bukan tamu di sini [Name] tapi kau nyonya rumah" Kata Levi menghampiri [Name] yang berdiri diam di depan pintu.

Menyodorkan teko ke tangannya dan meninggalkan begitu saja [Name] yang mematung tak bergerak.

"Nyonya rumah ya?.." batin [Name] dengan wajah yang merona.

Dia memang tak pernah menyangka akan menikah dengan Levi, apalagi dengan pekerjaan yang mereka tekuni. Hampir semua rekan kerja mereka tidak berkeluarga.

Selain karena kesibukan tentu saja karena pengorbanan yang harus mereka lakukan setiap harinya.

Tidak baik meninggalkan cinta pada mereka yang bertaruh nyawa.

Setelah minum teh [Name] mulai berkeliling melihat keadaan rumah ditemani Levi yang menjadi pemandu wisatanya hari ini.

Tapi pemandunya mengerutkan dahi tanda kesal sejak perjalanan ini dimulai.

"Levi ruangan apa ini?"

"Levi barang-barang apa ini?"

"Levi aku boleh taruh ini di sini?"

"Levi di mana kamar mandinya?"

"Levi.."

"Levi.."

"Levi!!"

"Bisakah kau berhenti memanggilku Levi?!" amarah Levi sudah memuncak sekarang.

[Name] hanya memiringkan kepalanya heran.

"Lalu aku panggil kamu apa?" Tanya [Name] polos.

Sebenarnya bukan itu maksud Levi tapi karena yang dia ajak bicara otaknya kurang seperempat jadi dia hanya bisa menghela nafas panjang.

"Terserah"

"Hmm..." [Name] menopang dagunya dengan sebelah tangannya mencari-cari di kepalanya apa panggilan yang cocok untuk Levi.

"Tuan?" Kata [Name] setelah berpikir beberapa saat.

Ia mendapatkan ide itu karena tadi Levi memanggilnya nyonya rumah.

"Buruk" bantah Levi dalam satu detik.

"Suami?"

"Tidak mau"

"Ah! Sayang~" sahut [Name] mengarahkan telunjuknya ke atas seolah mendapatkan ide brilian.

Tapi idenya memang terdengar tidak buruk juga. Levi terlihat menyukainya.

"Terserah!" Ujar Levi terlihat malu. Jika diperhatikan daun telinganya terlihat sedikit merona sekarang.

"Hmm... dia tidak menolak tapi tidak meng-iyakan juga? Jadi apa maksudnya dengan 'terserah' itu? Utututu sayangku memang tsundere" batin [Name] mulai menggeliat, menahan luapan kegemasan yang dirasakannya.

"Baiklah sayang!" Kata [Name] sambil tersenyum.

Dan sejak saat itu [Name] mulai mengganti panggilannya. Dan jumlahnya malah lebih banyak dari sebelumnya. Membuat Levi mendengarnya setidaknya setiap menit.

"Berhenti sekarang" Kata Levi sambil menunjukkan keran air di belakang rumah.

"Tapi kau yang minta ku panggil sayang" bantah [Name] sambil menggembungkan pipinya.

Levi mendekatkan tubuhnya ke arah [Name] dengan tatapan menyeramkan. Membuat gadis itu terpojok hingga tubuhnya membentur tembok tanda tak bisa ke mana-mana lagi.

"Ku bilang berhenti" pinta Levi memandang lurus ke kedua bola mata itu.

"Tidak mau! Say--"

Kata-kata [Name] terhenti seketika. Tentu saja karena mulutnya tak bisa bergerak leluasa sekarang. Ada benda asing yang menyusup masuk diantara bibir manisnya. Membuatnya sangat terkejut, tak pernah dibayangkan olehnya hembusan nafas seseorang bisa sedekat dan sehangat ini.

Levi menghentikan pergerakan di bawah hidungnya itu dengan masih berada lima senti dari korbannya.

"Kau harus berhenti karena aku sudah tak bisa menahannya" ucap Levi perlahan sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah.

[Name] hanya diam sambil menganggukkan kepalanya sedikit tanda mengerti.

"Itu ciuman pertamaku" batin [Name]



***********************************

Gimana gimana? Seru ga? Haha

Lanjut ga nih guys?

Kritik dan saran jangan lupa yaa~~

My Tsundere Levi [Levi X Reader] - Shingeki No KyojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang