Method to Madness

3.6K 469 11
                                    

Special Chapter : Story After Marriage

-Method to Madness-

---------------------

Tiba-tiba terdengar suara nyaring menghampiri si pegawai bar.

"Hey paman, apa benar ada temanku yang menyusahkan disini?" Tanya wanita berkacamata dengan jas lab putih yang dikenakannya.

Hanjie berada disana bersama dengan Moblit.

Si paman itu hanya tersenyum getir sambil menunjuk ke arah keberadaan suram di sudut.

Hanjie memijat keningnya malas "Hadeehhh... Bocah ini. Maaf ya paman kami akan segera membawanya"

Hanjie dan Moblit membawa Levi ke markas pasukan pengintai dan melaporkan temuannya yang sangat langka itu kepada Erwin.

"Erwin haruskah aku kabari [Name]?" Tanya Hanjie.

"Jangan dulu" perintah Erwin seolah sudah paham betul apa yang terjadi.

---

"Kau ini kenapa?" Tanya Erwin kepada Levi yang duduk terkulai di ruang inap markas pasukan pengintai yang biasa dipakainya. Wajahnya sangat merah dan tercium bau alkohol yang sangat kuat dari nafasnya.

"Wanita itu sudah gila" kata Levi dengan nada bicara yang sangat aneh.

"[Name]? Ada apa dengannya?"

Levi bangun dari duduknya menghampiri Erwin yang kini berada tepat didepannya, dengan sekuat tenaga menyeimbangkan tubuhnya yang lunglai. Kedua tangannya mencengkram kemeja Erwin sangat kuat seolah tidak sadar siapa lawan bicaranya ini.

"Jangan sebut nama itu" kata Levi, menatap Erwin dengan mata sayunya.

"Wanita itu.. Cerita hal-hal aneh.. Dia sudah gila.. Wanita itu sudah gila.. Wanita itu.. Wanitaku..." kalimat Levi terbata-bata, makin lama nada suaranya makin pelan. Kini kepalanya tertunduk suram.

---

Tiga hari berlalu tanpa kabar. [Name] akhirnya memutuskan untuk pergi ke markas pasukan pengintai di kota.

Terlihat Mikasa tengah membawa tumpukan kotak ke dalam gerbang.

"Mikasa, mau ku bantu?" Sapa [Name] yang baru saja datang.

Mikasa hanya tersenyum tipis mengisyaratkan izinnya untuk dibantu. Dirinya diam si gadis yang tidak banyak bicara.

Mereka sampai pada tujuannya. Gudang penyimpanan yang sudah cukup lengang pertanda persediaan yang makin tipis kian harinya.

Mikasa menaruh kotaknya dengan hati-hati sedangkan [Name] membantingnya sedikit sambil menahan denyutan dari kedua lengannya karena bobot bawaan yang ternyata jauh lebih berat dari yang ia kira.

"Aku harus ketempat Eren" sahut Mikasa sambil menundukan kepalanya sedikit menandakan pamitnya pada [Name].

Tak sampai dirinya diambang pintu, langkahnya terhenti oleh panggilan [Name] yang masih terdiam dibelakangnya.

"Bagaimana caranya?... Bagaimana bisa terus bersama orang yang kau cintai?..." Pertanyaan yang sungguh aneh terlintar dari bibir [Name].

Mikasa terdiam sesaat dan lama kelamaan rona merah muncul dari kedua pipinya. Cinta adalah kata yang sangat tabu untuknya.

Tentu saja pikirannya langsung tertuju kepada Eren sekarang. Mikasa mencengkram syal merahnya lembut. Syal yang telah usang, melingkar hampir setiap hari di leher gadis yang kini merona itu.

My Tsundere Levi [Levi X Reader] - Shingeki No KyojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang