Namun tiba-tiba Levi menarik tangan [name] yang masih berada dikantin itu dan membawanya pergi dari sana.
"Le.. Levi.. ada apa?" ucap [name] heran dengan prilaku pria yang tingginya tak jauh beda dengannya itu.
Levi berhenti menarik tangan [name] ia menyandarkan tubuh [name] ke tembok dan menatap tajam gadis yang keheranan itu.
"apa kau sudah gila" teriak Levi pada [name]
"apa maksud mu?" tanya [name]
"cih.. kau tak usah pura-pura, Erwin bilang kau memintanya untuk memasukan mu ke pasukan pengintai lagi kan?" ucap Levi tanpa mengedipkan matanya
"huh pria tua itu, secepat itukah dia memberikan informasi kepada mu" gumam [name]
Levi makin mendekatkan wajahnya pada [name]. Dengan sebelah tangannya yang ia sandarkan ke tembok, pertanda kekangan pada [Name] yang tak berkutik dihadapan pria bertatapan tajam itu.
"kau baru saja tersadar, dan kau sama sekali tidak tau bagaimana kondisi sekarang ini" ujar Levi yang makin mengerutkan dahinya
"tapi ini pekerjaan ku, bahkan sebelum kau bergabung ke pasukan pengintai!" ucap [name] yang bersikukuh kepada pendiriannya tesebut
Levi menjauhkan tubuhnya dan memalingkannya
"aku tidak akan mengizinkannya, kau hanya akan menghambat yang lain" ucap Levi sambil pergi meninggalkan [name] yang masih terlihat kesal.
Levi tau kemampuan [Name] yang sebenarnya. Tidak mungkin [Name] menghambat tim, justru dia akan sangat membantu jika ikut dalam pasukan pengintai yang berlambang sayap kebebasan itu.
Hanya saja Levi sudah lelah menunggu, sudah cukup baginya kegelapan yang menyelimutinya selama ini. Ia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi lagi pada [Name]
---
Siang telah berganti. Kini bulan berada di puncak langit malam.
[Name] sudah membicarakan hal tadi siang kembali kepada Erwin, tapi Erwin tak bisa berbuat apa-apa jika Levi yang sudah melaranngnya secara langsung.
"dasar bocah pendek itu, apa-apaan dia 'aku tak akan mengizikan mu' cih.. memangnya siapa yang butuh izin darinya" gumam [Name] kesal
"hey cewek bodoh, memangnya siapa yang kau bilang bocah pendek"
Levi ternyata berada dibelakang [Name] dengan tatapan sinis yang biasanya. Ia menyandarkan tubuhnya ke tembok dan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya terkesan angkuh.
"ah.. Levi.. sejak kapan kau ada disini.. dan umm pria tampan ya.. tadi aku bilang pria tampan hehe" ucap [Name] mengelak dengan senyum palsu aneh yang dipancarkannya
"hah.. kau pikir aku tuli dan kau tau bahkan sekarang aku lebih tua dari mu" ucap Levi yang semakin mengerutkan dahinya
"iya bocah pendek aku memang bilang bocah tua pendek!!"
Brukkk
Tiba-tiba [Name] terjatuh
-Skip Time-
[Name] membuka matanya perlahan, ia berbaring di tempat tidur yang asing baginya, ruang tidur yang cukup besar. Kamar yang pencahayaannya cukup redup tetapi terasa lembut karena disinari cahaya bulan yang terpancar indah dari jendela besar di satu sisi ruangan. Jam menunujukkan pukul 2 pagi
Levi duduk disebuah meja kerja yang berada diruangan itu
"kau sudah sadar" ucap Levi sambil menghampiri [Name]
"Levi.. apa yang terjadi?" tanya [name] sambil memegang kepalanya yang masih terasa sakit
"kau pingsan. Sepertinya tubuh mu belum stabil karena kau baru saja sadar dari pengkristalan. Inilah sebabnya aku tak mengizinkan mu masuk pasukan pengintai"
"maafkan aku.." ucap [Name] lirih
Ia merasa tak enak hati karena sudah memaksa kehendaknya tanpa tau akibatnya
"oh iya.. ini kamar mu ya? Maafkan aku karena aku kau jadi tak tidur sampai selarut ini"
"tidak apa-apa. Kau istirahat saja disini, dan aku hanya tidur 3-4 jam jadi tidak usah khawatir" levi yang kembali ke meja kerjanya dan meneruskan pekerjaan yang sedang dilakukannya sedari tadi
"apa 3-4 jam? Pantas kantung matamu setebal itu. kau memang maniak kerja tapi kau harus menjaga tubuh mu sendiri juga"
[Name] menghampiri Levi yang sepertinya mengabaikan perkataan [Name]
"kau harus istirahat sekarang juga" ucap [Name] sambil menarik tangan Levi
"cewek cerewet! Aku masih ada pekerjaan" ucap Levi menahan tarikan tangan [Name]
"kau.. harus.. tidur.." [Name] yang dengan sekuat tenaga menarik Levi yang sepertinya tak bergeming sedikit pun dari kursinya
"mana bisa aku tidur! Setelah kematian sahabat-sahabat ku dan rekan-rekan ku di tangan titan, setelah kejadian kau yang mengkristal! Bankan aku tak tau apakah kau akan bangun lagi atau tidak! Aku selalu melihat semua kegelapan itu jika aku memejamkan mataku!"
Levi tak kuasa menahan amarahnya. Darahnya memuncak dan tanpa sadar ia membentak keras pada gadis yang hanya berdiri diam mematung mendengar luapan perasaan kelam itu.
"tapi sekarang ada aku disini.." ucap [Name] pelan sambil tersenyum tipis
Levi tertegun, kata-kata [Name] meredakan amarahnya yang memuncak
Sangat indah, senyum yang sudah tak dilihatnya selama ini. Kini dengan jelas dirasakannya, dengan disinari cahaya bulan [Name] yang berdiri membelakangi jendela, berada tepat dihadapan Levi, bak cahaya lembut yang menyinarinya dikegelapan yang menyelimutinya selama ini.
"kau akan menemani ku?" tanya Levi lirih
"iya"
***********************************
Ciye ciye~~~
Kira-kira mereka mau ngapain ya abis ini hehe
Readers jangan lupa jejaknya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tsundere Levi [Levi X Reader] - Shingeki No Kyojin
FanfictionKerinduan. Satu kata berjuta makna yang dirasakan Levi terhadap [Name] Satu-satunya gadis yang dapat mengeluarkannya dari kegelapan. Tapi ketika [Name] hadir kembali, entah kenapa satu persatu masalah malah bermunculan di hadapan Levi?! Original...