Puzzle Piece Number One

4.2K 508 18
                                    

Special Chapter : Story After Marriage

-Puzzle Piece Number One-

---------------------

Eren kembali meski dengan separuh pasukan yang tidak selamat. Erwin juga kembali dengan sebelah tangannya yang tidak selamat.

Bisa dikatakan misi penyelamatan Eren kali ini sukses walaupun dengan banyak kerugian.

---

Malam yang cukup tenang, [Name] berada dirumahnya sendirian bersandar di kepala tempat tidur yang empuk sambil membaca buku sejarah tentang negri di dalam dinding. Entah apa yang dia cari, sejak perlajalan lalu [Name] sangat bersemangat mempelajari sejarah di negri ini.

Tumpukan buku yang dipinjamnya dari Armin terlihat diatas meja sebelah tempat tidurnya. Jika Levi lihat dia pasti akan marah-marah karena kekacauan ini.

Jam menunjukkan pukul 11 malam. Levi belum pulang, seharian ini ia berada di tempat Erwin.

Dosa ga sih cemburu sama Erwin?

Buku yang dipegang [Name] sesekali terjatuh dari genggamannya, kepalanya kadang oleng menandakan kantuk berat tapi entah karena semangatnya dalam membaca atau ia sengaja tidak tidur menunggu Levi pulang.

Pukul 02.04, suara langkah kaki terdengar dari luar, langkah berat yang sangat pelan. Apakah Levi sudah pulang?

Ya, ia disana membuka pintu kamar dengan hati-hati mungkin berpikir [Name] sudah tidur dan tidak ingin membangunkannya.

"Selamat datang" kata [Name] tersenyum ke arah Levi dengan wajah mengantuk.

Levi hanya menatap [Name] seperti biasa tidak ada senyum disana.

Ia menanggalkan jas hitamnya, membuka kancing lengan kemeja putihnya dan melempar dirinya duduk di pinggir tempat tidur.

Wajahnya terlihat lelah, kantung mata yang menghitam terlihat sangat jelas di bawah kedua matanya yang tajam.

[Name] hanya terdiam memandangi Levi tanpa berkata apapun.

Sekarang Levi memandang kedua tangannya lekat.

"Aku membunuh orang-orang dengan tangan ini" katanya tiba-tiba

[Name] mengerutkan dahinya sedikit, tidak mengerti apa yang dikatakan Levi "Maksudmu?"

"Tadi Connie yang desanya diserang Titan memberikan keterangan dan dari kesimpulan yang diambil, Titan-Titan itu.. mereka berasal dari manusia" jawab Levi, masih memandang kedua tangannya.

[Name] tersentak, dia tidak menunjukan kekagetan yang berlebihan hanya seperti ada kilatan-kilatan masa lalu dikepalanya.

Kini Levi berbalik memandang [Name], tatapannya sendu. Seperti ada pertanyaan besar dikepalanya yang sangat ingin ia lontarkan atau hanya perasaan [Name] saja.

[Name] merasakan jantungnya berdegup dengan cepat, keringat mulai keluar perlahan dari pelipis matanya. Ia sangat gugup padahal ia sudah mempersiapkan rangkaian kata alternatif dikepalanya, alasan bahkan pembelaan pun sudah dipersiapkannya.

Ia sudah memantapkan hatinya untuk memberitahukan kebenaran akan dirinya kepda Levi.

"Levi.. Ada sesuatu yang--"

"Diam"

Kata-kata [Name] terputus, Levi membanting tubuhnya ke kasur seketika berbaring dengan lengan yang menutupi sebagian wajahnya.

"Tolong jangan bicara apapun sekarang. Aku mau istirahat"

[Name]  hanya memandang sang suami yang menutup matanya rapat-rapat sambil menghela nafas panjang tanpa suara.

---

[Name] bangun dari tidurnya, kepalanya terasa sangat berat.

Malam ini sangat melelahkan untuk [Name] bukan karena aktivitas malamnya bersama Levi kalo itu mah niqmat 😏 *ups salah* tapi karena sepertinya ia mengalami mimpi buruk yang sangat panjang.

Ia bermimpi tentang masa lalunya. Masa kecil yang pahit.

Mimpi macam apa itu?

Levi menghampiri [Name] yang sedang mencuci mukanya kasar-kasar berharap bahwa ingatan dari mimpinya yang semalam itu segera hilang.

"Ayo cepat kita akan ke markas pasukan baruku"

Entah apa yang direncanakan Levi dan Erwin setelah misi penyelamatan Eren berhasil dan mereka mengetahui rahasia tentang Historia mereka malah menempatkan Eren dan Historia dalam pasukan khusus baru dibawah naungan Levi.

[Name] menatap Levi dengan matanya yang rapat karena masih menahan air di wajahnya.

"Seperti ceritaku kemarin kita harus menjaga Eren dan Historia sebisa mungkin" kata Levi sambil mengusap wajah [Name] membersihkan sisa air yang berada disana.

[Name] mengerutkan dahinya dan menyilangkan kedua tangan di dadanya.

"Kamu boleh menjaga Eren tapi ga boleh jaga Historia. Itu biar orang lain saja!" Bantah [Name] dengan nada suara yang sedikit tinggi.

"Kamu marah?"

"Iya!"

"Berani marah sama aku?" Tanya Levi sekali lagi dengan kedua tamgan yang disanggahkan di pingganya, tubuhnya dicondongkan tepat kearah [Name]

"Engga hehe" jawab [Name] sambil menoel-noel pipi Levi.

"Kalo gitu cepat kita akan berangkat" perintah Levi yang puas mendengar jawaban dari sang istri barusan.

"Cium dulu dong"

"Ga mau kamu belum sikat gigi"

o(iДi)o







*********************************

Cerita macam apa ini?! Wkwkkw

Maaf yaa kalo ceritanya ga jelas, ga nyambung, ga menarik, ga konsisten <(_ _)>

Btw, makasih banyak yaa yang sudah baca sampai siniii >//< kalian luar biasaa, nih aku kasih gold medal satu-satu wkwkwk

See you!

My Tsundere Levi [Levi X Reader] - Shingeki No KyojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang