Ia tak ingin suara keras Levi memancing kedatangan Titan ketempat persembunyian mereka. Levi tetap berteriak kesakitan dalam sunyi.
Sebenarnya [Name] sangat tak tega melihat Levi. Ia menatapnya dengan sedih dan berurai air mata, ia memalingkan wajahnya dan memejamkan matanya sambil menahan isak tangis yang tak bisa dikendalikannya dengan sebelah tangan yang masih membungkam erat mulut Levi.
***
Beberapa saat telah berlalu. Levi sudah lebih tenang, bukan karena lukanya yang membaik tetapi mungkin karena ia sudah tak punya tenaga untuk sekedar menahan kesakitan.
[Name] kembali dari pengintaiannya. Karena hari sudah mulai gelap, [Name] tau saat inilah yang cocok untuk mencari pertolongan karena Titan tidak terlalu aktif pada malam hari.
"kau sudah lebih baik?" tanya [Name]
Levi memalingkan wajahnya, ia yang sedang duduk bersandar lemas dibawah pohon masih terkesan angkuh ditengah kerapuhan.
"kenapa kau menolong ku?" Levi berbalik bertanya dengan wajah yang masih dipalingkannya dari lawan bicara yang terlihat cemas.
"begitukah kau mengucapkan terima kasih?" ujar [Name] sinis
Levi kini memutar wajahnya dan menatap [Name] dengan tatapan tajam "aku tak butuh pertolongan mu! Lebih baik aku mati bersama teman-teman ku!"
[Name] geram, kedua tangannya menggenggam erat bahu Levi "bodoh! Kau pikir kehidupan akan semudah itu?! kau ingin mati dan melupakan segala kepedihan yang ditinggalkan teman-teman mu?! Kau ingin lari dari rasa bersalah yang mungkin akan menghantui mu seumur hidup mu?! Tidak bisa seperti itu, kau harus tetap hidup. Kau harus hidup untuk memikul kepercayaan mereka yang meninggalkan mu.." [Name] meluapkan segala perasaannya. Dengan sedikit mengguncang tubuh Levi yang dicengkramnya erat. Sambil membendung air mata yang perlahan merembes membasahi pipinya.
"tapi tak ada gunanya lagi aku hidup! Untuk apa aku hidup sekarang!"
"untuk ku.. Hiduplah untuk ku..." emosi [Name] mereda berubah menjadi tatapan kelembutan
Levi tertegun dengan permintaan [Name]. Selama ini.. selama hidupnya ini, banyak sekali orang yang berharap akan kematiannya. Tetapi untuk kehidupannya tak ada seorang pun yang mengharapkannya bahkan sampai memintanya langsung seperti ini.
Teman-temannya juga hanya dekat karena merasa mempunyai nasib yang sama, dan menghormati Levi karena gaya kepemimpinananya dan kemampuannya yang hebat.
Seperti menemukan pelangi di gurun pasir. Yang tadinya gersang kini hidupnya serasa dibasahi embun pagi hanya dengan mendengar kalimat yang menurut sebagian orang sederhana itu. kalimatnya memang sederhana tetapi ketulusan terpancar dari gadis yang pipinya mulai memerah itu.
***
[Name] dan Levi melanjutkan perjalanan mereka menyusuri pinggiran hutan dan berharap bertemu dengan anggota yang lainnya. Dengan tetap menjaga kewaspadaan mereka agar tak bertemu dengan titan.
Mereka berjalan secara perlahan, dengan Levi yang dipapah oleh [Name] karena lukanya yang semakin parah. Luka yang semakin membengkak makin membuat perjalanan mereka semakin melambat.
Levi berhenti secara tiba-tiba..
"tinggalkan aku..."
"apa yang kau bicarakan?!" ucap [Name]
"kondisiku semakin parah, hal ini hanya akan memperlambat mu" ucap Levi yang dengan serius menatap [Name]
"jangan harap aku akan meninggalkan mu!" balas [Name]
Mereka akhirnya kembali melanjutkan perjalanan. Namun perlahan wajah pucat Levi semakin parah, lukanya sudah meradang. Mata yang mulanya waspada sekarang sudah mulai buram melihat hal didepan. Dan berubah semakin gelap, kesadaran yang terus dipertahankannya demi orang yang sudah mati-matian menyelamatkan hidupnya.
Namun sepertinya nasib baik tak pernah berpihak kepadanya...
Titan berukuran sekitar 10 meter tiba-tiba muncul dihadapan mereka, dengan seringai yang mengerikan, muncul mengagetkan ditengah kelamnya malam. Matanya yang besar dan bulat melirik ngeri kepada kedua orang yang sudah tak berdaya.
[Name] langsung menggunakan sisa tenaga yang dimilikinya, menyiapkan 3D Manufer Gear dan mengarah kepada titan yang jaraknya semakin dekat dengan mereka. Tapi.. belum sempat pedangnya menebas leher titan, gas dari alat 3D Manufer Gearnya telah mencapai batas terakhirnya.
Dengan hempasan yang kuat tubuh besar titan yang terjatuh sekaligus melempar jauh [Name]
"[Nameee]!!!!!!!!!!!!" dengan cepat Levi merebut pedang [Name] yang jatuh tepat disebelahnya, dengan menyeret sebelah kakinya yang kini sudah mati rasa. Berusaha sekuat tenaga menuju kearah titan yang telah jatuh.
Dengan amarah yang memuncak, Levi mencengkram kuat rambut titan, titan yang lalu kembali berdiri dan menggeleng-gelengkan kepalanya dan mencoba menjatuhkan Levi dengan menghempaskan tubuhnya keudara.
Arrggggg!!!!
Dengan satu kesempatan, Levi menginjakan sebelah kakinya yang masih berfungsi ke leher titan dan menebas kuat leher titan yang terbuka lebar.
Usaha kerasnya berhasil. Titan itu mati terjatuh bersama tubuh Levi yang terhempas pula. Dengan sisa kesadarannya Levi berusaha membuka matanya, melirik berat kearah tubuh [Name] yang tergeletak tidak berdaya.
"[Name]....." bisiknya dengan sisa kesadarannya yang berusaha bertahan, dan berganti dengan gelap gulita—
***
Levi membuka matanya, ia terjaga dengan sedikit terbesit ingatan mengerikan semalam dengan panik ia bangun dan mendapati kakinya yang dipapah kayu.
Terdengar suara lembut yang berasal dari samping tempat tidur rawat yang ditempatinya "selamat pagi"
Levi mengarahkan wajahnya mengikuti arah suara itu berasal. Terlihat senyum hangat yang disinari mentari pagi yang menyusup masuk lewat jendela terukir lembut dari gadis dengan bibir manis itu.
Dengan beberapa bagian tubuh yang dihiasi balutan perban putih pertanda luka yang ingin segera pulih.
Sepertinya [Name] sudah berada disana sedari tadi menunggu Levi bangun.
Levi menatap [Name] dengan tatapan kosong. Tapi perlahan tanpa sadar air mata mengalir dari sudut matanya yang runcing, dengan tubuh yang tetap membeku tak bergerak.
[Name] merubah senyum hangatnya dengan wajah panik, ia segera bangun dari duduknya dan dengan cepat memeluk tubuh mungil Levi yang tengah terduduk berlinangan air mata di tempat tidur rawat.
"kita selamat" bisik lembut [Neme] di telinga kanan Levi.
Levi mengangkat kedua tangannya dengan ragu, perlahan ia membalas pelukan [Name]. Ia memeluk erat [Name] dan memendamkan wajahnya di bahu kanan [Name] sambil berurai tangis dalam diam.
Flashbackoff**
************
Next yaaa ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tsundere Levi [Levi X Reader] - Shingeki No Kyojin
FanfictionKerinduan. Satu kata berjuta makna yang dirasakan Levi terhadap [Name] Satu-satunya gadis yang dapat mengeluarkannya dari kegelapan. Tapi ketika [Name] hadir kembali, entah kenapa satu persatu masalah malah bermunculan di hadapan Levi?! Original...