Special Chapter : Story After Marriage
-Dede Bayi-
---------------------
Pembukaan tiga.
Setidaknya itulah yang dikatakan dokter. Mulas dan keram yang dirasakan [Name] mulai berangsur-angsur datang setiap dua puluh menit sekali.
Kini dirinya berbaring di ranjang rumah sakit bersama Levi disebelahnya.
"Mau makan sesuatu?" Tanya Levi
[Name] mengarahkan bola matanya ke atas seakan memikirkan makanan apa yang enak saat ini, tapi belum selesai berpikir gelombang cinta yang diberikan si bayi sudah datang kembali menerjang perutnya seperti disengat listrik.
Levi seperti paham betul dengan ekspresi yang [Name] buat dan mulai mengelus pelan punggung [Name] "Aku usap disini tidak apa-apa kan?"
[Name] hanya mengangguk menggunakan segala kekuatan yang ia punya.
Dorongan yang diberikan si bayi kian lama makin kuat. [Name] sudah mencoba berbaring, duduk, berjalan mondar mandir. Menunggu saat-saat pembukaan yang terasa sangat lama.
Akhirnya [Name] memutuskan untuk berjalan-jalan ke luar kamar karena kontraksi yang dirasakannya belum seberapa sering. Walaupun ketika sekalinya datang wajahnya meringis seperti kuda.
Matanya menangkap sebuah piagam penghargaan di tengah ruang yang diberikan atas jasa rumah sakit atas pemberian perawatan eksklusif pada pasukan pengintai terdahulu.
Dipandangnya piagam itu sesaat. Nama seorang yang tak asing terpampang disitu sebagai salah satu yang menandatangani. Erwin Smith tertulis jelas dibawah tandatangannya yang tegas. Membawa memori [Name] kembali ke masa lalu.
Menyadari sang istri melamun Levi menghampirinya lalu mencolek pipi [Name] sembarangan "Hey ada apa?"
[Name] hanya diam saja seperti enggan menjawab.
"Oh kau tau, dia pasti orang pertama yang akan tertawa keras ketika tau kita akan punya anak" kata Levi ketika tau apa yang mengalihkan fokus [Name] itu.
[Name] membentuk segaris senyum dibibirnya yang pucat.
Levi menunduk ke arah perut [Name] hendak mengelusnya pelan.
"AW!" Pekik [Name]
"Apa aku melakukan sesuatu yang salah?" Tanya Levi kelimpungan.
[Name] hanya meringis kesakitan. Kontraksinya datang lagi pada saat yang tidak tepat.
Tanpa banyak bicara Levi langsung menggendong [Name] dan membawanya kembali ke kamar.
"Maafkan aku Levi" bisik [Name] sambil menahan sakit, merasa tidak enak sudah menyusahkan suaminya seharian ini.
"Ssttt bisa diam tidak" sahut Levi cepat wajahnya terihat sedikit pucat.
---
Tokk.. Tokk..
Ketukan pelan terdengar dari arah pintu, tak lama perempuan berkacamata masuk dengan heboh.
"[Nameeee] anakku sudah lahir?~"
"Anakku!" Bantah Levi ketus
"Iya iya Levi anak kita~"
"Anak kami!" Levi kini memeluk [Name] erat.
"Iya iya, bayi kecil ayahmu galak sekali" ucap Hanjie sambil membungkuk ke arah perut [Name]
"Jangan dekat-dekat nanti ketularan aneh" sanggah Levi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tsundere Levi [Levi X Reader] - Shingeki No Kyojin
FanfictionKerinduan. Satu kata berjuta makna yang dirasakan Levi terhadap [Name] Satu-satunya gadis yang dapat mengeluarkannya dari kegelapan. Tapi ketika [Name] hadir kembali, entah kenapa satu persatu masalah malah bermunculan di hadapan Levi?! Original...