A Morning Tragedy

4.1K 413 28
                                    

Special Chapter : Story After Marriage

-A Morning Tragedy-

---------------------

Perutnya mulai membesar, tidurnya pun tak pernah pulas. Berbaring, miring, segala gaya untuk tidur kadang tak bisa menenangkannya. Perutnya mengganjal tentu saja. Tapi jika sudah berbaring, untuk sekedar ambil air di dapur pun rasanya enggan. Walau kantuk selalu datang tanpa pandang waktu tetapi tidur nyenyak tetap menjadi hal langka.

Malam ini hawa dingin merayap masuk ke kasur yang menjadi sangat nyaman. Mendekapkan diri dibawah selimut dengan elusan lembut dari sang suami membuatnya makin mengantuk.

Posisinya benar, perut buncitnya pun terasa enak.

Mungkin usapan lembut dari Levi hari ini juga berpengaruh besar. Bayi ini seperti tau siapa ayahnya. Ketika Levi menyentuh perut [Name] ataupun mengelus punggungnya si bayi selalu menjadi tenang, kaku perut pun selalu hilang.

Tapi hal ini kadang membuat Levi kesal. Karena ia tak bisa merasakan gerakan bayi ataupun tendangannya yang timbul dari perut [Name].

"Sudah habiskan susunya?" Bisik Levi lembut disamping [Name]

"Sudah" jawab [Name] singkat.

Levi selalu membuatkan susu hangat untuknya di malam hari dan menyiapkan vitaminnya di pagi hari.

Dan selalu marah-marah jika [Name] kelupaan dengan ritual pagi dan malamnya itu. Ngomel-ngomel seperti ibu-ibu. Sangat berisik ditelinga dan tatapannya yang tajam menusuk selalu menjadi senjatanya.

Tapi [Name] menyukainya. Rutinitas-rutinitas kecil yang dilakukan oleh Levi kepadanya begitu manis bukan?

Levi benar-benar menjadi suami siaga:siap antar jaga.

Mata [Name] sangat berat seperti terkena hipnotis, entah kenapa suasana hari ini menandakan dirinya bisa tidur nyenyak.

---

Matahari sudah dipuncak. Hangat sinarnya mulai terasa menusuk ke pori-pori kulit yang basah karena keringat.

Eh tunggu..

Itu bukan keringat.

Baunya berbeda.

[Name] terbangun dengan kaget. Ditariknya selimut yang menyelubungi hampir seluruh sisi tempat tidur. Kasurnya basah. Diendusnya sedikit.

Ini ompol?!

Perutnya dipegang erat. Jantungnya yang kaget tapi entah kenapa malah perutnya yang dipegang. Ya namanya juga orang hamil ya, harap maklum.

Terlalu nyaman dan pulas tidur hari ini membuat dirinya tak terbangun merasakan keinginan pipis.

Wajah Levi dengan tatapan tajam langsung terlintas dikepalanya. Suaminya itu maniak kebersihan. Entah apa yang akan dilakukannya jika tau [Name] ngompol dan mengotori seluruh sprei dan kasur.

Sudah terbayang dikepalanya Levi akan membuang sprei dan kasurnya dengan melemparnya kasar dari jendela lalu menggantinya dengan yang baru. Dan yang lebih parah lagi bagaimana jika Levi tidak mau lagi satu tempat tidur dengannya?! Segala kemungkinan aneh kini bergerumun dikepala [Name].

Tapi tunggu. Kemanakah Levi?

Jam dinding menunjukkan pukul 9.07. Hari ini hari minggu dan setahu [Name] Levi tidak ada jadwal pergi kemana pun hari ini.

Dengan susah payah [Name] berusaha turun dari tempat tidur. Kini tubuhnya benar-benar basah oleh keringat.

[Name] berlari kecil mengambil ember dan pengharum ruangan.

Ditariknya sprei dan dibukanya seluruh sarung guling dan bantal. Digulung sembarangan dan diletakan di dalam ember.

Sekarang masalah tersebasarnya adalah kasur. Besar dan berat. Tapi setidaknya [Name] harus menyeretnya keluar agar terjemur sinar matahari.

Ditariknya ujung kasur kuat-kuat tapi benda itu tidak bergeming sedikitpun. Dicoba sisi satunya. Tidak ada perubahan juga. Belum menyerah kini [Name] berusaha mendorongnya berharap terguling dan jatuh tapi tetap sulit.

[Name] kini berlutut di satu sisi masih mencoba mengakali beratnya kasur, diseka berkali-kali keringat yang bercucuran dari pelipisnya. Tangannya yang licin terpeleset hingga membentur kayu tempat tidur. Rasanya sakit. Dipeganginya lengan itu.

Dirinya putus asa. Merasa tidak berdaya. Merasa lemah. Sungguh tidak ingin merepotkan Levi dan membuatnya marah. Tanpa sadar matanya berkaca-kaca. Sedih, entah kenapa rasanya sangat sedih saat ini.

Tap.. tap...

Suara langkah kaki terdengar dari luar. Berdiri di ambang pintu. Laki-lakinya memandang datar pada kekacauan yang dibuat istrinya.

Levi berjalan menghampiri [Name] berdiri tepat dihadapannya sambil menyanggahkan kedua tangannya di pinggang "Ada apa ini?"

"Levi.. maaf kan aku" suara [Name] beregetar, matanya masih berkaca-kaca.

Levi hanya memandang sekeliling mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya. Kini dirinya menarik nafas panjang.

"Aku tidak sengaja" sahut [Name] kembali ketika mendengar helaan nafas panjang dari Levi. Air mata perlahan keluar dari kedua matanya yang nanar.

Levi berjongkok menyamakan posisinya dengan [Name] "Hey, tidak apa-apa, tenang saja" kata Levi sambil mendekapkan kedua tangannya di wajah [Name]

"Aku akan membereskannya kau mandi saja ya" sahut Levi kembali.

"Tapi--"

Levi mengelus pelan perut buncit [Name] "Kau sudah menjaganya 24 jam dan membawanya kemana pun kau pergi, sekarang biarkan aku membantumu. Yang pipis ini dede bayi kan?"

[Name] tertawa sedikit dalam tangisnya. Perkataan Levi sungguh menggelitiknya. Kini ia merangkulkan kedua lengannya pada Levi.

Levi membalasnya, mengangkat [Name] dan menggendongnya bagai putri ke arah kamar mandi.







************************************

Yaaa namanya juga lagi hamidun ya jadi harap maklum aja kalo kelakuannya aneh-aneh 😭

Untung suaminya siaga. Abis ini pasti mau ke posyandu nih dianter Levi wkwk
*maap receh*








Bayangin Levi bilang 'dede bayi' meninggoy esthetic 😭😭



Tirimikicih ❤





































Btw, aku abis baca chapter terakhir aot dan menurut ku sih itu termasuk happy ending *tolong jangan demo sayaa* karena sudah kebayang ending yang super bad dari chap sebelumnya

Tapi aku tetep sedih 😢 bukan karena endingnya *tapi sedih juga* tapi lebih karena ceritanya sudah berakhir sampai disitu 🤧

Terima kasih Hajime sensei untuk cerita yang begitu menginspirasi *sungkem*



Terima kasih Hajime sensei untuk cerita yang begitu menginspirasi *sungkem*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Tsundere Levi [Levi X Reader] - Shingeki No KyojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang