Saat ini (y/n) baru selesai memakan makanannya, walaupun dia masih nyemil pie apel yang kenma beli.
"Kau tidak suka makan, tapi suka pai apel, begitu?" Tanya (y/n) dijawab anggukan oleh kenma.
"Oh... Oh ya, setelah makan ini kau akan pulang kan?" Dan dijawab anggukan lagi oleh kenma.
"Baiklah" sahut (y/n) kemudian melanjutkan nyemil pie apel nya.
Tak membutuhkan waktu lama, pie apel kenma maupun (y/n) habis. (y/n) segera meraih gelas berisi air mineral dan meminumnya.
Sedangkan kenma, ia pergi ke kamar mandi. Kebelet buang air kecil mungkin, mungkin ya.
Cklek
Pintu di buka, menampilkan hoda dengan seragam sekolahnya.
"Sore, bagaimana harimu?" Tanya nya.
"Tidak terlalu buruk!" Jawab (y/n).
...
"Arigatou nee kenma san, aku jadi lebih semangat karena kau repot-repot datang!" Ucap (y/n).
"Iya tidak apa-apa!" Jawabnya.
"Ha'i, aku akan menunggumu di depan!" Ucap hoda sambil berjalan keluar.
Selang sepuluh detikkan hoda keluar. Kenma melirik (y/n). (y/n) langsung peka dan bertanya "kenapa?" Tanyanya.
Tak kunjung dapat jawaban ia bertanya lagi "apa ada yang sa-" belum selesai dia memberikan pertanyaan.
Mulutnya sudah di bungkam dengan benda merah kenyal milik kenma. Mata (y/n) tentunya terbelalak. Sedangkan kenma menutup matanya. (y/n) menatap lekat-lekat kenma, sangat damai seperti saat seseorang sedang tertidur. Ciuman dilepas. Muka (y/n) panas bukan main.
"Oh sial" lirihnya sambil menutupi mukanya yang semerah tomat dengan kedua telapak tangannya.
Kenma terkekeh kecil dan berkata "cepatlah sembuh!" Ucapnya kemudian mengelus pucuk kepala (y/n).
"Jaa, kalau begitu aku pulang ya!" Ucap kenma kemudian berjalan ke luar.
"H-hati hati!" Ucap (y/n).
"Untukmu apa yang tidak!" Ucapnya kemudian menghilang dari pandangan (y/n).
...
Beberapa hari kemudian.
"Selamat ya minna!" Ucap (y/n) sambil tersenyum pada ponsel miliknya.
"Arigatou (y/n)!" Jawab semuanya melalui ponsel Takeda sensei.
"Ya, aku akan segera sembuh kok!" Ucap (y/n).
"Baiklah, istirahatlah sensei tutup dulu ya!"
Telepon dimatikan. Suasana kamar rawat inap (y/n) jadi lebih sunyi. (y/n) menghela nafas panjang.
'mau bagaimanapun juga...' batin (y/n) terhenti melihat tiga orang yang baru datang.
"Okaasan, otousan, yugo niisan!" Kata (y/n).
Kemudian yugo berlari dan langsung memeluk tubuh (y/n), sesekali menciumi pipi (y/n).
"Kau ini!" Ucap ibu (y/n) melihat putra sulungnya yang amat sangat khawatir.
"Dasar beban pikiran" kata yugo mencubit pipi (y/n).
"I-i-itai!" Lirih (y/n).
KAMU SEDANG MEMBACA
Setter?
Random"Susu atau Puding?" . . . WARNING : • Bahasa kasar • Typo every where • Kesalahan dalam cerita • Remaja scene