47. END

411 32 5
                                    

Auris sudah selesai bersiap sejak 5 menit yang lalu. Sarapan pagi pun sudah selesai dia buat, tinggal menunggu Aldebaran maka mereka bisa sarapan bersama. Langkah kakinya menaiki tangga satu persatu, berjalan memasuki kamar. 20 menit yang lalu, Aldebaran dia tinggalkan dan menyuruh laki-laki itu untuk segera mandi dan bersiap.

Sesampainya di kamar, penampakan Aldebaran tidak ia temukan. Auris yakin, pasti laki-laki itu masih di kamar mandi. Pintu kamar mandi yang tertutup ia ketuk, suara keran terdengar jelas dari luar.

"Ace," panggilnya.

Tidak ada sahutan, Auris mengetuk ulang lagi. "Ace,"

Masih belum ada sahutan, tangannya menekan knop pintu, tidak terkunci. Tanpa ragu, Auris membuka pintu perlahan, mengintip sedikit untuk melihat Aldebaran.

"Ace!" Auris kaget saat mendapati Aldebaran duduk di atas kloset yang tertutup. Mata laki-laki itu tertutup rapat, dia tertidur.

"Astaga, aku itu menyuruhmu mandi bukan tidur lagi," Auris menepuk pelan pipi Aldebaran. Laki-laki itu mengerjap pelan, matanya menyipit menatap Auris yang menunduk di depannya.

 Laki-laki itu mengerjap pelan, matanya menyipit menatap Auris yang menunduk di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hmmm?"

"Mandi, kenapa tidur lagi?"

Aldebaran menguap, rambutnya yang acak-acakan tampak lucu di mata Auris. "Ngantuk."

"Kita hanya punya waktu 1 jam Ace, cepat mandi atau kita akan terlambat."

"Kemana?"

Auris berdiri tegap, "kau tidak ingat Jae akan pergi hari ini?"

"Jae?" Mata Aldebaran terbuka sepenuhnya, melirik kesana kemari mencoba mengingat sesuatu.

"Calon pilot itu akan terbang ke Jerman hari ini Ace. Kenapa kau lupa?"

Aldebaran lantas berdiri, dia baru ingat. Semalam mereka berkumpul di rumahnya, lengkap dengan semua sahabatnya. Perkumpulan semalam adalah perkumpulan terakhir mereka dengan anggota lengkap. Hari ini, Jae, salah satu sahabat terbaiknya akan pergi demi mengejar cita-cita.

"Aku benar-benar lupa."

Auris mengangguk mengerti, "sekarang cepatlah mandi. Jangan sampai kita datang terlam-

"Mandikan aku," potong Aldebaran cepat. Baju tidurnya telah dia buka dan menyisakan celana panjangnya saja.

"Ya! Kau bisa mandi sendiri!" Protes Auris, ia berjalan mundur mendekati pintu kamar mandi.

Mana mungkin dia mau memandikan Aldebaran. Laki-laki itu sudah dewasa, punya tangan dan kaki, tentu saja dia bisa mandi sendiri. Jikalau, Auris memandikannya sekarang pun, bajunya pasti akan ikutan basah.

"Tapi kan, aku ha-

"Aku tunggu 10 menit," Auris cepat-cepat keluar dari kamar mandi sebelum Aldebaran menahannya. Dia sudah tahu hal-hal apa saja yang akan dilakukan laki-laki itu jika ia tidak cepat-cepat menghindar.

𝐈𝐍𝐃𝐄𝐒𝐓𝐑𝐔𝐂𝐓𝐈𝐁𝐋𝐄 [𝐋𝐞𝐞 𝐓𝐚𝐞𝐲𝐨𝐧𝐠] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang