• Nana•
•••
Kamar tempat Nana dirawat telah sepi. Kini hanya tinggal dia dan Aldebaran saja yang menempati ruangan itu. Mereka yang lain yang tadi menjenguknya telah pulang, berhubung hari sudah menjelang malam. Ibunya juga pulang sebentar ke rumah, dan nanti akan kembali lagi. Auris sudah pulang bersama dengan Chani dan Haechan.
Nana harus menginap di rumah sakit karena kondisinya yang belum membaik, mungkin dia akan tetap tinggal selama beberapa hari. Seluruh biaya administrasi dibayar oleh Chani, dia harus membalas perbuatan baik Nana yang telah menolong Auris.
Nana kini menatap Aldebaran yang duduk di sebuah kursi tepat di samping ranjangnya. Sebelum semua orang keluar dari kamarnya, Nana memberi kode pada Aldebaran untuk tidak ikut keluar. Ada yang ingin dia bicarakan dengannya. Dan jadilah sekarang, Aldebaran duduk diam menghadap pada Nana yang berbaring.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Aldebaran.
Aldebaran baru tahu kalau ternyata Nana adalah anak ibu panti yang mengurus panti asuhan milik bundanya. Jika dia tidak bertemu dengan ibunya Nana tadi siang, mungkin sampai saat ini Aldebaran tidak akan pernah tahu.
"To the point' banget sih, bilang terimakasih dulu kek."
Aldebaran menatap bingung pada Nana yang terkekeh pelan sambil melihatnya. Kepala dan tangan sudah dibungkus perban, masih bisa-bisanya cowok itu tertawa. Heran.
"Terimakasih?"
Nana mendecak, "iya terimakasih. Te-ri-ma-ka-sih."
"Untuk?"
"Aduh, susah nih ngomong sama orang ganteng tapi bego."
Aldebaran memberikan tatapan tajamnya pada Nana yang masih cengengesan. Cowok itu muda satu tahun darinya, tapi gaya bicaranya seperti berumur sepantaran saja.
"Tidak usah melihatku seperti itu, tidak mempan."
"Tinggal ngomong saja, aku tidak punya banyak waktu untuk mendengar ocehan mu."
Nana nyengir sebentar, setelah itu mengatur suaranya untuk mulai berbicara. "Bilang terimakasih dulu padaku karena telah menyelamatkan pacarmu," pintanya.
"Terimakasih."
"Itu saja?"
"Memangnya apa lagi?" Aldebaran kesal. Ingin sekali dia menghantamkan kepala Nana pada dinding kamar rumah sakit ini. Cuma dia masih mikir-mikir, nanti bisa habis dia kena omel Auris jika benar melakukannya. Auris itu sangat menyayanginya Nana. Baginya, Nana itu sudah seperti adik sendiri.
"Udah deh, lupakan saja," Nana nyengir lagi.
"Ehem! Hem!" Nana mengetes suaranya. Takut nanti saat bercerita pada Aldebaran suaranya mendadak hilang, kan tidak seru. "Jadi gini... "
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐍𝐃𝐄𝐒𝐓𝐑𝐔𝐂𝐓𝐈𝐁𝐋𝐄 [𝐋𝐞𝐞 𝐓𝐚𝐞𝐲𝐨𝐧𝐠] ✓
Fanfiction"Kau masih ingat kataku dulu?" "Yang mana?" "Jangan jatuh cinta padaku." "Ah itu, iya aku masih mengingatnya." "Lalu?" "Aku jatuh cinta padamu." ✨✨✨ Indestructible, artinya adalah sesuatu yang tidak dapat "dihancurkan". A...