9. Suasana Menegangkan

1.6K 309 57
                                    

Rio telah beberapa kali mengirimkan video pada Seulgi dan Jenno, selama berkeliling dunia dengan Rose, dia tak tahu ada berita gempar apa di negara nya sendiri, karena Rio tak terlalu mengikuti berita, karena sibuk dengan dunia nya, ia juga tak mengenali siapa gadis yang bersama nya, dan Rose yang juga tak tahu siap Rio, traveller vloger idola keponakan nya.

Di Korea, Lauren menonton video Rio dengan serius, dan tanpa sengaja ia melihat sesosok tangan yang muncul sepersekian detik di video itu, dan ia hafal betul dengan tangan itu, dari aksesoris yang di pakai nya.

"Hm?" Lauren mengerutkan kening nya menyadari tangan siapa tadi yang muncul, tapi ia kemudian mengabaikan nya, karena usia nya yang masih begitu kecil, dan Lauren pun juga tak tahu jika sang aunty sedang dalam pencarian karena menghilang, setahu d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hm?" Lauren mengerutkan kening nya menyadari tangan siapa tadi yang muncul, tapi ia kemudian mengabaikan nya, karena usia nya yang masih begitu kecil, dan Lauren pun juga tak tahu jika sang aunty sedang dalam pencarian karena menghilang, setahu dia, Rose sedang tour konser jadi ia tak berpikir bahwa itu adalah tangan aunty nya.


Taeyeon nampak gelisah di depan jendela ruang kerja nya, memikirkan nasib si bungsu yang belum jelas keberadaan nya.

"Lihat saja, jika aku berhasil menemukan pelaku nya, akan ku buat hidup mu tidak tenang" batin Taeyeon geram.


Di kediaman Kwon

"Huft, jalanan macet di mana-mana, gara-gara demo" keluh Yuri memasuki rumah nya.

"Yul, sudah pulang yeobo?" sambut sang istri.

"Ne Sicaa-yaa" balas Yuri


"Dimana Yoong?" Tanya sang istri karena si sulung belum tiba di rumah.


"Mungkin terjebak macet, ada demo di mana-mana" jelas Yuri.


"Demo? Demo apa?" Heran Jessica mengambil alih jas dan tas kerja Yuri.

"Demo para penggemar penyanyi Kim Rosseane yang menuntut pihak berwajib untuk segera menemukan idola mereka" terang Yuri.



"Ah ya, penyanyi itu, ini sudah lebih dari dua minggu semenjak ia menghilang, aku kasihan dengan orang tua nya, yang pasti sangat khawatir, aku bahkan tak bisa membayangkan jika itu menimpa putra-putra ku" miris Jessica


"Jangan khawatir, anak-anak kita semua baik-baik saja, mereka bisa menjaga diri sendiri" hibur Yuri sambil memeluk tubuh sang istri, padahal. . .



Rio dan Rose mengurus pembelian ticket sendiri-sendiri, meski semua tetap memakai uang Rio, karena Rose sengaja ingin menutupi identitas nya dari Rio.


Dan sampailah mereka di Meksiko, jangan heran, karena Rio adalah orang yang tak tertebak dan tanpa rencana.

"Meksiko?" Heran Rose.



"Kenapa ke sini?" Tanya Rose heran, Rio masih enggan menjawab.

"Hey" teriak Rose meraih bahu kanan Rio dan menarik nya.

"Dengar kan jika aku bicara" teriak Rose, Rio langsung menghentikan langkah nya dan memutar tubuhnya menghadap Rose.

"Apa kamu sendiri mendengar setiap aku bicara? Bahkan apa pun yang kulakukan selalu kamu protes, yang mulai dari hotel, makanan kita, baju, dan sekarang tujuan kita pun kamu pertanyakan, tahu kenapa kita kesini? Karena keuangan ku menipis, dan semua itu karena kamu, aku yang harus menanggung mu, semua serba menjadi berlipat ganda sekarang, makan, ticket, dan Meksiko adalah negara tujuan terdekat dengan harga ticket yang murah" teriak Rio tak mau kalah, ia mengeluarkan semua keluhan yang selama ini ia simpan, demi menghindari pertengkaran dengan Rose, tapi gadis itu malah semakin berani pada Rio, mendengar suara meninggi pemuda itu membuat Rose langsung menunduk takut, ia nyaris menangis sekarang, Rio menghela nafas, sampai seorang pria menghampiri mereka berdua, menanyakan apa mereka butuh sesuatu dengan bahasa Spanyol.




"Ya ya itu yang kami butuhkan sekarang" jawab Rio dengan bahasa inggris nya, ia sendiri sebenar nya tak paham bahasa Spanyol, Rose hanya diam, sepertinya kemarahan Rio membuat nya takut sekarang.



Rio pun mengikuti pria itu, dan Rose menyusul dibelakang nya masih dengan wajah sedih nya dan menunduk, mereka di bawa ke sebuah gang kumuh, yang Rio sendiri tak tahu dimana, ia pikir orang tadi menawari nya hotel atau penginapan murah.



"Jika tempat nya seperti ini, aku harus nya menolak tadi" batin Rio, sementara Rose tak begitu memperhatikan suasana, ia sibuk dengan perasaan nya sendiri.


Rio dan Rose dibawa masuk ke sebuah rumah kecil, yang pengap dan gelap, ia pun tak menaruh curiga.


"Boss, dia butuh, ingin membeli barang kita" ujar pria tadi di hadapan sang boss yang duduk sambil menghisap cerutu nya, dan ada beberapa pria lain yang mungkin adalah bodyguard nya yang berdiri disamping pria yang di panggil boss tadi.




"Ambilkan barang nya" ujar si Boss, sang anak buah pun mengambil sesuatu dari laci  dihadapan boss nya, dan meletak kan nya di atas meja, sebuah plastik klip berisi bubuk putih, Rio terhenyak.




"Gawat, mereka mafia" batin Rio, kini ia yang ketakutan.



"A-aku. . . " gugup nya hendak menolak dan menjelaskan kesalahpahaman diantara mereka.


"Tidak punya uang huh?" Ujar sang boss, yang bisa berbahasa inggris.



Brak



Ia meletakan sebuah pistol diatas meja nya, untuk mengintimidasi Rio yang kelihatan gugup sekarang.



"Siapa pun yang sudah masuk kemari, dia tak akan bisa keluar dengan selamat, kecuali. . . " sang bos menggantung kata-kata nya, ia melirik mesum kearah Rose.


Glek



Rio menelan ludah mengerti arti tatapan dan senyum sang boss mafia, ya Meksiko terkenal dengan mafia narkoba nya, tapi sepertinya Rio kurang tahu akan informasi sepenting itu, inilah alasan kenapa Rose ngotot bertanya tentang tujuan Rio ke Meksiko, karena ia tahu, negara ini berbahaya bagi warga asing yang kurang berhati-hati seperti Rio.



"K-kecuali?" Tanya Rio ragu.



"Kecuali kamu membiarkan kekasih mu menginap disini untuk semalam saja, bersama ku" ujar sang boss dengan wajah menyebalkan nya, Rio terbelalak menatap Rose.


Ia tentu tak tega mengorbankan gadis itu, tapi ia pun juga tak siap mati, kini, ia dalam dilema, jika dipikir ulang, toh bukan Rio yang rugi, dan ini demi nyawa mereka berdua.

Rose menatap ketakutan pada pria-pria mafia itu, ia tahu apa yang dibicarakan Rio dengan mereka, dan ia menatap memelas pada Rio, suasana begitu menegangkan.






#TBC

Journey of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang