18. Perjuangan Rose

1.9K 312 51
                                    

Yuri melepas kepergian sang putra sulung, Kwon Yoong dan pengacara keluarga Seojohyun menuju ke India, guna mencari bukti, untuk meringankan hukuman Rio nanti, tentu bukan tugas mudah, dan Yoong sengaja Yuri minta untuk menemani Seo, pengacara muda yang nama nya sudah sering wara-wiri di pengadilan dan berita tv nasional karena kiprah nya di dunia hukum,  ia terkenal lugas dan tegas, di tambah status single membuat nya mudah dicintai warga Korea Selatan, yang sampai sekarang belum tahu, jika ia menjadi kuasa hukum bagi Rio, musuh publik Korea nomer satu, orang yang paling di benci.



Sementara Rose, dia termenung dikamar nya sendiri, menatap kosong kearah jendela, dengan air mata yang terus membasahi pipi nya, Jennie melangkah berlahan mendekati dongsaeng nya itu, ia merasa bersalah setelah mendengar cerita yang sesungguhnya dari Rose.




"R-rose" Jennie menyentuh bahu kanan si bungsu, yang tak bereaksi.



"M-maafkan unnie yang tak mendengar kata-kata mu, k-kini unnie tahu, jika apa yang kamu katakan benar ada nya, dan aku percaya Rio tak bersalah, apa pun akan unnie lakukan untuk menebus kesalahan unnie" lirih Jennie menyesal, Rose menoleh, membalikan tubuh nya menghadap sang unnie.


"Apa yang membuat unnie percaya jika Rio tak bersalah?" Tanya Rose.


"Karena dia hanya diam, tak berusaha membela diri, dan unnie pikir, mungkin dia melakukan itu untuk melindungi mu" jelas Jennie, Rose lalu berdiri sambil mengusap air matanya dengan kasar.


"Jika unnie ingin menebus kesalahan, maka, bantulah aku keluar dari rumah ini, aku ingin menemui Rio" ujar Rose tegas, tekad nya bulat, Jennie terbelalak, tentu saja ia takut jika sang ayah mengetahui nya, pasti Jennie akan di bakar hidup-hidup.


"Bagaimana cara nya?" Gugup Jennie.



"Terserah unnie" balas Rose, Jennie nampak berpikir keras.


"Baiklah, ayo" Jennie punya ide, ia mengajak Rose ke kamar nya, Jisoo langsung terperanjat mendapati saudari ipar nya memasuki kamar pribadi nya.


"Ada apa Jenn?" Tanya nya bingung.


"Oppa, ambil kan koper paling besar itu, dan yang paling kecil" perintah Jennie pada sang suami.


"Untuk apa?" Tanya Jisoo curiga.


"Kita akan ke rumah appa dan eomma Kim" jawab Jennie menyebut nama mertua nya.


"Apa mommy? Kita akan ke rumah halmeoni?" Semangat Lauren yang langsung  bangkit dari rebahan nya.



"Iya sayang, sekarang kemasi ransel mu ne" perintah Jennie, Lauren langsung mengambil tas ransel pink nya, dan mengisi segela keperluan nya.



"Sekarang Lauren tunggu di luar ne" perintah Jennie pada sang putri.

"Nah, Rose, masuk lah ke koper besar ini, aku akan menyelundupkan mu keluar" ujar Jennie.



"Tapi Jenn . . .." interupsi Jisoo.



"Rio tidak bersalah oppa, biarkan Rose menyelamatkan nya" ujar Jennie, Jisoo pun setuju.

Jisoo menarik koper berisi Rose, keluar rumah bersama Jennie dan Lauren, sang bodyguard yang berjaga pun membuka kan pintu nya.


"Katakan pada daddy dan mommy aku mengunjungi mertua ku" pesan Jennie pada sang bodyguard.



"Ya nona" jawab sang bodyguard membungkuk hormat.



Setelah jauh dari rumah Kim, Rose pun keluar dari dalam koper.



"Sekarang kemana?" Tanya Jisoo


"Tolong antar aku ke kantor polisi oppa" pinta Rose, dan Jisoo pun mengantar ke tempat tujuan Rose.


Gadis itu turun dari mobil.

"Gumawo unnie" pamit Rose, ia menciumi wajah Lauren yang tertidur di jok belakang bersama nya tadi.

"Ne, hati-hati Rose" pesan Jennie


Bugh


Rose menutup pintu mobil unnie nya, Jisoo membuka kaca mobil nya.


"Rose" panggil nya sebelum Rose menyeberang jalan.


"Ne oppa?" Jawab nya menoleh.


"Pakailah kartu oppa" Jisoo menyerahkan blackcard nya pada Rose, karena ia tahu, Rose tak bisa membawa bekal apa-apa, ia tersenyum terharu dengan kebaikan oppa nya.



"Gumawo oppa" ujar nya meraih kartu yang Jisoo sodorkan pada nya.



Sementara di tempat lain.

Yoong dan Seohyun telah tiba di India, mereka baru saja turun dari pesawat, cuaca panas membuat kedua nya berkeringat, Yoong terpaku menatap cara Seo menyeka keringat nya sendiri.


"Oppa, ayo kita cari yang bernama Zamir" ujar Seo tiba-tiba, membuat Yoong tergagap.


"A-ayo" jawab nya, sesampai diluar bandara, banyak supir bemo mengerubuni Seo dan Yoong.

"Anda butuh penginapan tuan?"


"Apa tuan butuh tour guide?"


"Naiklah bemo ku tuan, lengkap ada AC nya"



Yoong dan Seo kewalahan, dengan kerumunan supir bemo.


"Saya mencari pemilik bemo ini" ucap Yoong sedikit berteriak, menunjukan photo di ponsel nya.

"Saya mencari pemilik bemo ini" ucap Yoong sedikit berteriak, menunjukan photo di ponsel nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ohh Zamir. . . " kompak para supir bemo.


"Kalian mengenal nya?" Tanya Yoong antusias.


"Dia pemilik bemo paling canggih di India, siapa yang tak mengenal nya?" Jawab seorang supir.


"Dimana aku bisa menemukan nya?" Tanya Yoong lagi.



"Dia sedang membawa penumpang tadi, aku tak tahu kemana" jawab supir itu lagi, supir yang lain pun segera beranjak menjauh dari Yoong dan Seo.

"Jika penumpang nya adalah turis, bisa saja Zamir tidak kembali ke sini dalam waktu dua sampai tiga hari" jelas supir tadi sebelum berlalu dari hadapan Yoong.


Mendengar jawaban itu pun Yoong lemas, dia tak memiliki waktu sebanyak itu, karena lusa adalah sidang pertama kasus Rio, jadi ia harus bisa secepat nya menemukan Zamir, ia nampak putus asa sekarang.



"Jangan menyerah oppa, kita masih punya waktu sehari untuk mencari keberadaan Zamir, ayo kita cari penginapan segera" ajak Seo yang memang terkenal pantang menyerah.





#TBC

Journey of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang