12. Tumbuhnya Sebuah Rasa

1.7K 313 59
                                    

Selesai makan malam, saat nya beristirahat, Rio dan Rose memasuki kamar, lalu menutup pintu nya, dan Rose menatap nyalang pada Rio yang begitu santai nya.

"Awas kalau kamu macam-macam, aku akan berteriak" ancam Rose.

"Terserah" jawab Rio acuh, ia lalu berbaring membelakangi Rose, begitu juga dengan gadis itu yang membelakangi Rio, beradu punggung.

"Ish" kesal Rose mendorong kasar punggung Rio dengan punggung nya, karena risih dengan tubuh yang saling menempel.

"Diam lah Chaeng" kesal Rio karena Rose terus mendorong punggung nya.

"Jangan tempelkan punggung mu di punggung ku" protes Rose.

"Tempat ini memang sempit, jika kamu merasa tak nyaman, tidurlah di lantai" balas Rio yang langsung membuat Rose terdiam.

Pagi pun tiba

Berlahan Rose membuka kedua mata jya dengan malas, karena ia masih mengantuk.

Jreng. . . Jreng. . .

Ia terperanjat mendapati dada Rio yang begitu dekat dengan wajah nya, dan lengan kiri pemuda itu menjadi bantalan nya, sedangkan tangan kanan Rio melingkar dipinggang nya, spontan Rose langsung menarik mundur tubuhnya, menjauh dari Rio, dan ia seperti nya lupa, jika tempat tidur mereka saat ini sangatlah sempit.

"Kyaaa. . . " jerit Rose

Buk


Tubuh nya terjatuh dari atas charpoy bed, Rio yang terganggu dengan teriakan Rose pun terbangun, ia bingung tak mendapati gadis itu di sisinya.

"Eeng. . ." Suara erangan kesakitan Rose membuat ia menengok ke bawah, dan mendapati Rose memegangi pinggang nya, meringis sakit, Rio terbahak, padahal Rose sedang menahan rasa sakit juga malu sekarang.

Dan pagi itu mereka bersiap untuk menuju ke destinasi wisata yang pertama di India, dengan mengendarai bemo bersama Zamir.

"Kita akan kemana Zamir?" Tanya Rio begitu bemo yang mereka tumpangi mulai meninggalkan halaman rumah sang pemilik bemo.

"Kita akan ke Gua Ellora terlebih dahulu tuan" jawab Zamir.

"Jika tuan dan nona bosan, kalian bisa menikmati tv satelit dan majalah yang tersedia di bemo saya, karena perjalanan nya akan memakan waktu dua jam lebih" jawab Zamir.

"Baiklah, kamu berhati-hatilah dalam berkendara, ok" pesan Rio

"Baik tuan" balas Zamir tersenyum senang, Rio segera menyalakan tv di tablet yang sudah disiapkan oleh Zamir, Rose sendiri sepertinya lebih suka membaca majalah seperti kemarin.

Bruk

Majalah ditangan Rose terjatuh, karena gadis itu tertidur dengan bersandar pada body bemo, Rio menoleh menahan senyum melihat Rose, ia yang tak tegapun segera menarik kepala Rose ke bahu nya.

Dan sampailah mereka ditempat tujuan.

"Kita sudah tiba tuan" ujar Zamir, Rio kemudian menepuk tangan Rose dua kali, dan gadis itu langsung terjaga, menarik kepalanya dari bahu Rio, dan langsung keluar tanpa mengatakan apa-apa karena Rose terlalu gengsi.


Setelah membayar ticket, mereka bertiga pun memasuki area wisata, dengan Zamir sebagai pemandu nya.

"Woah" takjub Rose begitu memasuki gua Ellora.

"Woah" takjub Rose begitu memasuki gua Ellora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Journey of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang