Bali (2)

1.1K 87 9
                                    

Cahaya rembulan yang sedang full dengan bintang-bintang yang berkerlap-kerlip menghiasi langit, menerangi bumi di malam ini.

Seusai dari Mall dan makan malam, Devan, Aletta dan yang lainnya membersihkan diri dan beberapa memilih untuk langsung beristirahat. Tubuh mereka terasa lelah akan kegiatan yang mereka lakukan seharian.

Aletta sedang duduk di balkon sambil menatapi langit yang indah di malam itu. Tangannya memeluk sebuah bantal kecil.

Raganya disana, tetapi tidak dengan fikirannya. Fikirannya melayang sekarang, bayangan Alex menghantui fikirannya sekarang. Sebagai seorang teman dekat, ia merasa cukup sedih dan khawatir melihat kondisi Alex saat ini.

Alex dan Devan memiliki kesamaan. Keduanya ialah orang yang cerdas dan tak banyak bicara. Keduanya juga menjaga hati mereka untuk seorang yang mereka cinta dan menggubris wanita-wanita lain yang menyukai mereka.

"Alex?" gumam Aletta.

Aletta melihat Alex sedang berjalan sendirian ke arah tepi pantai.

"Dia mau kemana?"

Aletta meletakkan bantal itu dan beranjak pergi dari sana. Aletta berjalan ke arah pantai, menghampiri Alex.

"Alex?" Alex yang sedang duduk dengan kaki ditekuk, mengadah wajahnya dan kembali menatap ke arah depan dengan tatapan kosong.

Aletta menghela nafas, ia ikut duduk di sebelah Alex.

"Lo ngapain disini?" tanya Alex tanpa mengealihkan pandangan.

"Gue belum bisa tidur, lo sendiri?" Hening, Alex enggan menjawab.

Sudah 10 menit berlalu, mereka berdua hanya duduk disana, menatapi ombak, tanpa adanya sebuah pembicaraan.

Aletta menunggu jawaban Alex, tapi hasilnya nihil. Alex masih diam dengan fikirannya.

"Lo bi-"

"Gue gak nyangka kalau dia bakal ninggalin gue secepet ini." Aletta menoleh ke arah Alex.

Paham akan maksud pembicaraan, Aletta memilih diam. Mendengar dan mencerna kata-kata yang ia lontarkan.

"Banyak hal yang kita lalui, sampe gue gak sadar kalo gua jatuh cinta sama dia." Aletta hanya diam mendengarkan tuturan Alex.

"Gue terlalu pengecut untuk memberi tau akan perasaan gue ke dia."

Aletta masih diam mendengarkan.

"Gue gak tau apa itu penyesalan, dan sekarang, gue tau apa arti penyesalan."

"Gue nyesel, seharusnya dari awal gue udah bilang ke dia, kalau gue cinta sama dia! Gue terlalu asik menyangkal akan perasaan gue dan perasaan dia ke gue."

Aletta merasa iba dan sedih mendengar ucapan Alex.

"Lex, lo-"

"Lo balik ke kamar, udah larut. Gak baik cewek keluar jam segini." Alex bangkit dan berjalan meninggalkan Aletta.

Aletta menatap punggung Alex yang mulai menjauh dengan tatapan iba. Kemudian ia bangkit dan berjalan mengikuti Alex yang berjalan ke arah kamar.

Alex membuka pintu kamar, bersamaan dengan itu, Devan juga sedang membuka pintu kamar.

Alex berjalan melewati Devan dan memasuki kamar mandi. Devan menatap Aletta yang berjalan memasuki kamar.

"Dari mana?" Aletta berhenti saat Devan menanyakan hal itu.

"Cuman nyari angin kok Van, aku belum bisa tidur soalnya."

"Sama dia?"

"Enggak kok, aku baru ketemu tadi pas di lobi." alibi Aletta.

AlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang