Ruang BK (2)

3.2K 155 15
                                    

Devan baru sampai di parkiran sekolah nya. Devan tak berangkat bersama Aletta hari ini, ia berangkat sendiri. Sedang kekasihnya itu berangkat dengan Abangnya, Sean.

Entah kerasukan setan apa Sean memaksa Aletta untuk berangkat dengannya. Alhasil Aletta mengiyakan dan mengabarkan pada dirinya bahwa ia akan berangkat dengan Abangnya itu.

Devan memakirkan motor kesayangannya itu. Saat ia turun dari motor tampaklah kelima sahabatnya yang entah kapan dan dari mana mereka. Ketika ia baru sampai mereka tak ada, dan ketika Devan turun mereka tiba-tiba muncul dan menghampiri dirinya.

Devan sendiri bingung mengapa sahabat-sahabat nya ini terkadang tiba-tiba muncul dan tiba-tiba menghilang begitu saja. Kayak dia ya gaes:').

"Woy Boss!" panggil Karel.

"Lo tau Van? Nih anak berdua kenapa?" tanya Rey sambil menunjuk kearah Andra dan Raffa.

"Nih anak berdua bakalan nari! Hahaha gila gak tuh!" pekik Rey kegirangan. Biarlah sekarang ia girang saat ini, tunggulah Andra dan Raffa yang sebentar lagi akan bersatu untuk memusnahkan dia.

Devan terkekeh mendengar ucapan Rey. Sedang Andra dan Raffa hanya berdengus kesal. Devan menepuk bahu Andra dan Raffa lalu berjalan meninggalkan kelima sahabatnya.

"Ck, kebiasaan!" dumel Andra.

Seperti adanya magnet, semua tatapan para kaum hawa hanya menuju kearah mereka berenam. Terutama pria yang berada di paling depan, Devan.

Devan yang berjalan paling depan, dan dihimpit oleh kelima sahabatnya itu membuat dirinya semakin mendapat puja puji dari para siswi itu.

Namun, seperti biasa pula, Devan tak memperdulikan mereka, sebab sudah tertulis nama Aletta dalam hatinya dan akan selalu ia jaga.

Namun tidak bagi Andra dan Raffa. Mereka akan selalu berjalan sambil menggoda pada siswi-siswi disana. Melambaikan tangan dan memberikan sebuah kissbye adalah andalan keduanya. Biarlah mereka berpuas hati menggodai para siswi-siswi itu, sebab beberapa hari lagi, mereka akan memalukan dihadapan para siswi-siswi itu.

Telat diujung koridor, terlihat Aletta yang berjalan gontai dengan rambut coklat yang panjang itu mengikuti irama jalan nya.

Mata Devan menajam saat melihat kekasihnya itu. Tepat saat tubuh mereka berpaspasan, Devan mencekal lengan Aletta dan menahan langkah gadis itu. Sedang kelima sahabat Devan hanya menatap kearah keduanya sembari berdiri dibelakang Devan.

Aletta menghentikan langkahnya lalu melirik Devan. Dan ia merasakan wajah Devan mendekati telinganya lalu membisikkan sesuatu.

"Selamat pagi Nyonya Arshen. Hari ini Lo cantik!" bisik Devan tak berekspresi.

Blush!

Pipi Aletta memerah saat itu juga. Aletta menggigit bibir bawahnya dan merasakan jantungnya seperti sedang maraton. Semakin lama jantungnya terasa semakin berdegup dengan cepat.

"Gak usah digigit. Ada saatnya gue yang gigit bibir lo!" bisik Devan lalu melepaskan cekalannya dan berjalan meninggalkan Aletta yang sedang mematung.

Devan kembali berjalan menuju kelasnya dan diikuti oleh kelima sahabat nya itu.

"Makin jago lo Van!" ucap Alex.

"Ampe kayak tomat rebus tuh si Letta." timpal Raffa.

"Kan belajar dari gue!" ucap Andra dengan pede.

Devan tak menggubris ucapan Andra dan justru meninggalkan mereka berlima.

Keempat sahabat Devan yang mendengar ucapan Andra hanya mendelik ke arah Andra lalu berjalan lebih cepat meninggalkan Andra.

AlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang