Strategi

6.8K 324 16
                                    

Matahari telah terbenam. Sinar nya telah terganti oleh cahaya rembulan bersama indah nya kelap-kelip dari bintang di awan. Angin sepoi-sepoi menambah hawa tenang saat malam.

Kini Aletta sedang berada di balkon kamar nya bersama kekasih nya sembari menikmati pemandangan langit dan sejuk nya angin. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Namun mereka masih enggan bangkit untuk menikmati indah nya langit pada malam ini bersama. Mereka masih ingin menikmati waktu bersama seolah-olah dunia hanya milik mereka berdua saja.

"Io." Aletta menyenderkan kepala nya ke dada bidang kekasih nya itu.

"Hm."

"Kamu beneran ga ngelakuin itu kan?" tanya Aletta sendu.

"Apa?"

"Ucapan pelayan tadi." jawab Aletta lirih.

"Ga akan sayang." jawab Io sambil mengelus rambut Aletta dan membuat Aletta tersenyum.

"Don't leave me."

"Never." Io mengecup pucuk kepala Aletta dan Aletta memejamkan mata nya merasakan kehangatan yang kekasih nya berikan.

"Lett-"

Drrtt.. Drrtt..

"Halo?"

"..."

"Oke. Gue kesana sekarang."

"Aku pulang." jawab Io lalu segera bangkit, namun segera di tahan oleh Aletta.

"Ada apa?" tanya Aletta khawatir dan Io menggelengkan kepala nya.

"Gapapa, aku pulang." Io mengecup singkat kening Aletta dan segera bangkit meninggalkan Aletta yang masih berada di balkon kamar dengan rasa khawatir.

Io segera menyambar kunci motor dan jaket nya sambil berlari meninggalkan rumah Aletta. Ia segera menghidupkan mesin motor nya lalu melajukan nya dengan kecepatan tinggi.

>>><<<

Disisi lain, terdapat beberapa pemuda yang sedang kebingungan dalam sebuah ruangan tertutup dan kedap suara. Mereka sedang berada di bascamp mereka. Sebuah masalah besar sedang menimpa mereka dan mereka masih bingung untuk menyelesaikan masalah besar yang mereka dapatkan secara tiba-tiba saat ini. Hanya ketua dari mereka lah yang bisa menyusun rencana dan dengan cepat menyelesaikan masalah besar ini.

"Kumaha ieu?!" pekik Andra pada keempat teman nya.

"Sabar Ndra, kita juga masih bingung. Kita tunggu Devan, cuman dia yang bisa nyelesain dan nyusun rencana buat masalah ini." jawab Alex.

"Iya bener apa kata Alex." ucap Raffa dan diangguki oleh yang lainnya.

Brak!

Pintu terbuka dengan kencang akibat seseorang menendang pintu itu dengan keras sehingga menimbulkan bunyi bising yang sangat keras dan membuat orang-orang yang berada di dalam ruangan itu terkejut dan terpekik lalu segera menengok ke arah sumber suara bising itu.

"Gajah beranak! Bego, ngagetin aja lu Van!" pekik Andra terkejut.

Ya, orang yang mereka tunggu-tunggu adalah Devan. Devan lah ketua geng mereka, lebih tepat nya geng motor terkenal di kota Bandung. Walaupun mereka anak geng motor, mereka tidak bertindak kriminal seperti kebanyakan geng motor lain nya. Justru mereka lah yang akan melawan geng motor lain yang bertindak seperti itu di kota Bandung ini.

AlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang