Nenek Lampir!

3.5K 176 21
                                    

Illyana dan Anitta sejak tadi mencari Aletta. Sejak tadi keduanya seperti sedang berlomba lari. Mereka bingung, kemana temannya yang satu ini. Mereka cemas, karena ia tau Aletta sedang menyembunyikan perasaannya. Mereka juga tau, kalau Aletta sedang merasa bersalah pada Devan.

Illy dan Anitta tak jadi ke kantin, mereka lebih memilih menghabiskan waktu istirahat untuk membakar lemak mereka. Membakar lemak mereka dengan berlomba-lomba mencari dan menemukan Aletta.

"Duh Nit, gue capek!" keluh Illy. Ia sudah memutari sekolahnya ini. Ia sudah mengunjungi semuanya. Kecuali gudang sekolah. Yakali dia kesana, serem tau! Kalian gak tau kan kalo di gudang itu banyak mistisnya. Ya mana berani mereka kesana. Kalau kalian gimana? Berani? Kagak lah ya pastinya.

"Ly! Kayaknya Letta ke kelas deh. Kita coba kesana aja yuk!" ajak Anitta dan Illy menggangguk.

"Mungkin. Yaudah yuk kesana!"

Anitta dan Illy pergi menuju kelas mereka. Sesampainya di kelas mereka tak menemukan Aletta. Kemana Aletta? Mereka mencoba menghubungi Aletta dan nihil tak kunjung diangkat. Akhirnya mereka menuju tempat duduk mereka dan mencoba untuk menelpon Aletta sekali lagi. Suara dering ponsel terdengar dari dalam tas Aletta. Aletta tak membawa ponselnya? Bagaimana bisa? Tumben sekali pikirnya.

"Gimana nih? Kita cari lagi? Tapi gue capek nih." Anitta bertanya sekaligus mengeluh dan meminta saran pada Illy.

"Kita coba sekali lagi deh. Siapa tau ketemu." ajak Illy.

Kringg..

Baru saja mereka hendak beranjak dari tempat duduk mereka, bell masuk kelas sudah berbunyi. Mau tak mau, mereka pun tak jadi mencari temannya, Aletta.

Anitta mengetikkan sesuatu di ponselnya. Lalu ia memasukkan ponselnya kedalam sakunya dan tak lama kemudian guru yang mengajar dikelasnya pun masuk.

>>><<<


Saat ini Alex sedang terburu-buru menuju kamar mandi. Sejak bell istirahat tadi, ia sudah menahan panggilan alam ini. Tapi, tak bisa ia datangi sebab harus mengabdi dahulu kepada bangsa atas perintah Pak Doni pastinya.

Alex sudah menyudahi panggilan alamnya. Saatnya menghampiri teman-teman nya di kantin yang tengah memberi hukuman pada biang dari permasalahan dalam mengabdi pada bangsa dan negara.

Saat ia tengah berjalan, ia melihat ada guru yang mengajar di kelas nya yang sedang berjalan ke arah toilet. Sepertinya guru tersebut tak melihatnya. Lebih baik ia tak melewati jalan itu atau ia akan bahaya dan bernasib yang sama seperti Karel.

Alex berbelok dan harus memutari jalan melewati gudang. Mau tak mau ia harus mau. Takut tak takut ia harus tak takut.

Samar-samar terdengar suara wanita menangis di toilet yang jaraknya lima langkah dari gudang.

Merinding. Itulah yang dirasakan Alex saat ini. Namun ia harus berani. Ia menghampiri toilet itu dan semakin terdengar jelaslah ada seorang wanita yang menangis.

Tok.. Tok..

"Ada orang di dalem?" tanya Alex memastikan.

"Ah! Tolong! Tolong bukain!" teriak wanita dari dalam.

Deg!

"Aletta!" teriak Alex.

"Iya! Lo siapa? Tolongin gue plis! Gue di kunciin!" teriak Aletta.

"Gue Alex!" teriak Alex. "Lo jangan di belakang pintu! Gue mau dobrak!" sambungnya.

"Iya!" Aletta segera bangkit dan pindah menghindari pintu. Ia bersyukur akhirnya ada yang menolongnya. Bodoh sekali dia sampai meninggalkan ponsel di dalam tas nya.

AlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang