Kerja Kelompok

1K 94 20
                                    

Sejak pagi, sejak pelajaran pertama, Aletta tak fokus mengikuti pelajaran. Raganya disana, tapi fikirannya melayang entah kemana.

Fikirannya terpenuhi oleh bayang-bayang Devan. Kejadian kemarin, benar-benar membuatnya sakit. Semalaman ia tak keluar kamar, menghabiskan waktu dengan menangis tanpa suara. Jujur, menangis tanpa suara itu benar-benar terasa menyiksa, sakit banget anjir!

Saat pulang dari Mall kemarin, wajahnya terlihat kusut. Rambutnya terurai acak-acakan. Ia tak makan dan tak minum semalaman. Sean berusaha membujuk adiknya itu untuk makan, mengetuk-ngetuk pintu kamar yang nihil hasilnya. Gadis itu mengurung dirinya seharian di kamar.

Tapi berbeda dengan hari ini, wajahnya terlihat lebih baik dari semalam. Aletta benar-benar bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi, bersikap seperti biasa. Namun hati dan fikirannya tak bisa dapat dibohongi, ia memikirkan Devan sepanjang hari.

Sejak pagi, Anitta dan Illy sudah berusaha menanyakan keadaan Aletta, apakah dia baik-baik saja atau tidak. Keduanya belum tau apa yang terjadi dengannya. Saat ditanya, gadis itu hanya menjawab ia baik-baik saja, tapi sikapnya menunjukkan bahwa ia tak baik-baik saja. Akhirnya, keduanya hanya bisa menghela nafas, dan menjaga gadis itu.

"Let, ayok pulang," ajak Illy.

Aletta masih diam, masih asik dengan fikirannya.

"Dia kenapa sih? Diem mulu perasaan," tanya Caca berbisik pada Illy.

Illy mendelik kearahnya, ingin rasanya ia pukul cewek yang satu ini. Sahabatnya tak akan seperti ini kalau ia tak pindah sekolah kesini.

"Gak tau, tanya sendiri gih!" jawab Illy ketus.

Caca hanya berdecak. "Yaudah, gue cabut duluan ya. Mau beli bahan buat tugas kelompok!" ujarnya lalu berlari meninggalkan kelas.

"Let, lo kenapa?" panggil Illy lagi.

Aletta tersadar dari lamunan nya, "Loh eh? Udah jam balik? Kok lo berdua gak ngajak gue balik sih," ujar Aletta yang langsung merapihkan alat tulisnya.

Illy dan Anitta saling pandang, keduanya menghela nafas. "Dari tadi kita udah ajak lo balik, tapi lo masih bengong aja." ujar Anitta. "Lo ada masalah apa?" tanyanya.

"Gak papa kok, tenang aja." ujar Aletta berbohong.

"Yaudah kalau lo belum mau cerita, tapi nanti cerita ya Let." ujar Illy.

Aletta tersenyum, susah memang berbohong pada dua sahabatnya ini.

"Makasih ya," jawab Aletta. "Yaudah yuk pulang!" ajaknya.

Ketiganya beranjak dari kelas. Berjalan di koridor, Aletta tetap diam. Illy dan Anitta sangat khawatir padanya, tapi apa yang bisa ia perbuat kalau Aletta sendiri tak ingin menceritakan apa yang terjadi.

"Letta!" panggil seorang pria.

Aletta, Illy dan Anitta menoleh. "Kenapa Dit?" tanya Aletta pada Adit, teman sekelasnya.

Adit berlari menghampiri ketiganya. "Let, kita ngerjain tugasnya sekarang aja ya, gimana?" tanyanya.

Kening Aletta mengerut. "Tugas? Tugas apa?" ujar Aletta berbalik tanya.

AlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang