34. Sudden Visit?

1K 105 10
                                    

Hari ini Drake pergi mengunjungi pabrik senjata miliknya. Evgen yang merupakan orang yang dia percaya untuk memegang tempat ini, selalu siap siaga saat tuannya berkunjung kemari. Sebelumnya Alec sudah mengabarkan pada Evgen jika Drake akan berkunjung, oleh karena itu sebelum Drake sampai, Evgen memastikan sendiri bahwa tidak ada penyusup yang berada di tengah-tengah mereka.

"Tuan." Evgen membungkuk hormat saat Drake berhenti di hadapannya.

Drake mengangguk sekilas kemudian melanjutkan perjalanannya mengawasi orang-orang yang sedang bahu-membahu membuat senjata.

Alec di belakang Drake berusaha mengejar langkah sang tuan. Masalahnya adalah dia sudah tua, staminanya sudah tidak sekuat dulu, oleh karena itu agak susah jika harus mengimbangi langkah Drake yang selalu panjang-panjang seolah dikejar waktu.

"Mungkin seharusnya aku mengajak Felipe kemari agar dia belajar cara pembuatan senjata milik Rusia." kata Drake. "Bukankah begitu, Alec?"

Alec yang sedang mengatur nafas menjawab, "Felipe sedang menjalankan tugas dari anda, Tuan. Dia tidak mungkin mau diajak kemari."

"Ya, ya, aku tahu. Aku hanya mengatakan itu untuk kedepannya bukan saat ini juga." jawab Drake dengan intonasi kesal.

Haruskah Alec akui jika semenjak mengenal Ester, tuannya menjadi lebih ekspresif. Walau sebenarnya hal itu tidak terlalu baik untuk posisi yang Drake duduki, tapi Alec bersyukur karena setidaknya sang tuan masih bisa mengekspresikan dirinya.

Saat Drake sedang meneliti salah satu sampel senjata, seseorang berteriak, membuat suasana di dalam pabrik seketika semakin berisik karena kegaduhan pekerjanya.

"Benarkah ini, Evgen? Apakah drama ini harus terjadi saat aku sedang berkunjung?" Drake bertanya datar pada Evgen yang sedang mencaritahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Maafkan aku, Tuan, ini benar-benar di luar kendaliku."

Walau terlihat acuh tak acuh, Drake tetap berjalan menghampiri pusat keributan tersebut. Bisa Drake lihat seorang pria paruh baya tengah menodongkan senjata kepada anak laki-laki yang ada di dalam pelukan pria lain.

Pria yang memeluk anak laki-laki itu berteriak kepada pria paruh baya untuk menurunkan senjatanya. Namun, tidak ada tanggapan.

"Apakah ini telenovela?" cibir Drake.

Alec di samping Drake berusaha untuk tidak tertawa atas lawakan garing sang tuan.

"Kalian pasti penyusup, bukan?!" pekik pria yang memegang pistol.

"Tidak, aku dan anakku bukanlah penyusup. Memang anakku masih baru di sini, jadi kalian masih belum terlalu mengenalnya, tapi aku sudah empat tahun bekerja di sini."

"Tapi anakmu berusaha mencuri sampel senjata, kau bisa melihatnya sendiri, senjata itu masih ada di tangan anakmu." jawab pria lain di belakang pria yang sedang menodongkan pistol.

Drake tertawa miring menyaksikan peristiwa yang ada di depannya. Pemimpin De Vandal tersebut menarik nafas panjang kemudian menepuk tangannya tiga kali.

"Yang benar saja.." ucap Drake datar tetapi merdu. "Apakah kalian benar-benar mengabaikan keberadaanku, Serangga-Serangga Sialan?!"

"Tuan Drake!" pria yang menodongkan senjata menghampiri Drake kemudian menunjuk targetnya. "Tuan, anak remaja itu hendak mengambil salah satu sampel senjata di sini. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri."

Drake tidak menunjukkan reaksi apapun selain menatap sekitarnya dengan datar dan jengah.

"Tuan Drake, kumohon ampuni anakku. Dia tidak tahu apa yang dilakukannya."

TRAPPED BY MR.MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang