Drake memotong-motong kecil Filet Mignon yang ada di piring Ester dengan telaten, sementara Ester di hadapannya menunggu dalam hening. Pria itu sedikit mengangkat sudut bibirnya saat melihat Ester duduk diam tak berkutik. Baginya jarang melihat gadis itu patuh seperti ini, tapi sebagai imbalan karena Drake sudah memotongkan dagingnya, Ester setuju untuk diam.
Pemimpin De Vandal itu meletakkan kembali piring Ester di depan pemiliknya. Setelah itu Drake menuntun tangan Ester untuk menggenggam garpunya sendiri. "Kau yakin tidak ingin kusuapi?"
Ester mengangguk. "Ini bukan pertama kalinya kita makan bersama, Drian. Apa aku pernah minta disuapi olehmu?"
"Tapi kau baru pertama kali mencoba menu ini."
"Oleh karena itu, ini pengalaman baru bagiku. Biarkan aku mencobanya sendiri."
Drake mengangkat bahunya. "Baiklah."
Ester mulai menyuap makanannya. Gadis itu tersenyum bangga saat garpunya tak pernah salah sasaran menusuk daging, membuat dia makan dengan lahap, padahal tanpa dia sadari Drake di depannya selalu mengarahkan daging steik itu ke arah garpu Ester akan mendarat. Alhasil, bukannya makan, Drake malah mengamati cara makan gadis di hadapannya.
"Jadi, bagaimana keputusanmu? Apa kau ingin berada di sini untuk beberapa hari lagi?" tanya Drake disela-sela kegiatannya.
Ester tiba-tiba tersedak, membuat Drake buru-buru memberi minum pada gadis itu.
"Pelan saja makannya. Jika tidak, kau bisa mati tersedak." tegur Drake sembari menggosok-gosok tengkuk dan punggung Ester.
Ester masih mengatur nafasnya. Dia tersedak karena Drake menyinggung soal berada di tempat ini beberapa hari lagi. Gadis itu tiba-tiba teringat akan insiden ciuman yang terjadi tadi pagi. Ini baru hari pertama, dan mereka sudah ciuman, jika ada di sini beberapa hari lagi, entah hal apa lagi yang akan mereka lakukan. Ester mengutuk pikirannya yang kotor.
"Kalau kau tidak ingin, kita bisa pulang sesuai rencana awal." kata Drake, mengerti dengan apa yang dipikirkan Ester.
Ester berdehem singkat untuk menghilangkan kecanggungannya. "E-eh sebenarnya aku betah berada di sini, tapi kupikir kau perlu menyiapkan diri untuk perjalananmu ke Spanyol nanti, Drian."
Drake terkekeh mendengar itu. Sepertinya Ester tidak tahu kalau ini bukan kali pertama Drake pergi ke luar negeri.
"Terlebih kau berangkat lima hari lagi." lanjut Ester.
"Jadi, keputusannya adalah?"
"Kita pulang saja." putus Ester.
"Kau yakin?"
Ester mengangguk. "One hundred percent!"
"Baiklah, kalau itu maumu."
Ester tersenyum puas. "Kau sangat penurut, Drian."
"Hanya padamu aku menjadi penurut yang lebih mirip seorang idiot." balas Drake membuat Ester tertawa.
♚♚♚
Ester sudah selesai mengganti pakaiannya dengan jubah tidur dan keluar dari kamar mandi. Drake yang semula menunggu di depan pintu kamar mandi menuntun gadis itu menuju ranjang besar yang ada di kamar hotel mereka. Namun, Drake mengernyit saat Ester menahan langkahnya.
"Ada apa?" tanya Drake.
"Semalam kau tidur di sofa bukan, Drian?"
"Ya." Drake menjawab singkat, ingin tahu kemana kali ini arah pembicaraan Ester.
"Maafkan aku sudah membiarkanmu tidur di sana." ujar Ester sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED BY MR.MAFIA
Romance[Warning: 21+ Area!] Ester Bell adalah gadis buta yang hidup sebatang kara di salah satu kota di Rusia. Pekerjaannya sehari-hari adalah menjual bunga yang dia dapat dari orang baik hati yang juga memberikan tempat tinggal kepadanya. Cita-cita Ester...