"Oho. Ini dia bajingan kecilnya." Evgen tersenyum puas saat menemukan orang yang sedang dia cari-cari ternyata tengah bersantai dalam ruangan di sebuah rumah tua di tengah hutan.
Sementara itu, Vivian yang semula sedang merokok tidak bisa untuk tidak terkejut saat Evgen tiba-tiba muncul di hadapannya. "Sialan, Evgen, bagaimana kau bisa ada di sini?!"
"Kenapa kau bertanya? Tentu saja karena Tuan mengutusku kemari." ucap Evgen sembari tersenyum miring.
"Tapi–"
"Kau bahkan tidak tahu keributan apa yang sedang terjadi di luar sana, tapi sudah berani menculik seseorang yang berharga bagi Tuan? Wah, nyalimu benar-benar gila, Vivian!" Evgen tertawa sembari bertepuk tangan.
"Aku tidak melakukan ini tanpa alasan!" Vivian membela diri.
"Apapun alasannya, kau tahu aku tidak peduli. Sebenarnya jika bisa, aku ingin langsung saja membunuhmu di sini, tapi Tuan memerintahkanku untuk membawamu hidup-hidup ke hadapannya." ucap Evgen, melihat ekspresi Vivian dia kemudian melanjutkan, "ah, tidak, jangan senang dulu. Bukan kasihan, mungkin Tuan hanya tidak ingin membuat kematianmu terlalu mudah. Dia pasti akan menyiksamu terlebih dahulu hingga kau mati secara perlahan dan tentu saja menyakitkan."
Tubuh Vivian bergetar ketakutan mendengar hal itu. Ini di luar rencananya. Bagaimana bisa Drake menemukan tempat ini, sementara Vivian sudah memastikan bahwa saat itu hubungan Ester dan Drake sedang tidak dalam kondisi yang baik.
Evgen menghampiri Vivian yang malah mendadak bisu dan menyeretnya dengan kasar. Vivian tentu saja berontak, membuat Evgen yang sudah jengah menampar keras pipi wanita itu.
"Kau menambah pekerjaanku, Sialan. Dasar jalang bajingan!" cela Evgen yang kembali menyeret Vivian untuk masuk ke dalam mobilnya.
Setelah memastikan mobil dalam keadaan terkunci, Evgen hendak kembali ke dalam rumah untuk memastikan keadaan. Baru saja ingin masuk, Alec muncul dengan memangku tubuh seseorang yang penuh dengan darah.
Evgen menatap Alec tidak mengerti. "Kenapa kau membawa mayat, Alec?"
"Dia masih hidup. Kita harus segera kembali ke kota."
♚♚♚
Drake akhirnya sampai di mansion saat pagi menyingsing. Beberapa anak buah yang berjaga saat itu langsung berbaris rapi untuk menyambut kedatangan Tuan mereka. Satu penjaga yang hendak membukakan pintu mobil Drake terkejut saat tuannya tersebut keluar terlebih dahulu dari dalam mobil. Dia tidak sempat memberi hormat karena Drake sudah tergesa-gesa menuju pintu penumpang.
Drake membuka pintu penumpang untuk kemudian menggendong Ester keluar dari mobil. Beberapa anak buahnya saling berpandangan, tentu saja, karena ini kali pertama ada perempuan di mansion Drake selain ibunya dulu.
"Tundukkan pandangan kalian," ucap Drake tanpa syarat. Para penjaga sontak menundukkan kepala mereka, tidak berani menoleh pada sang tuan.
Setelah melewati para penjaga, Drake membawa Ester masuk ke dalam mansion yang sudah lama tidak dikunjunginya itu. Benar, selama ini Drake terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga tidak memiliki waktu untuk pulang.
Drake menggendong Ester ke kamarnya, meletakkan wanita itu di ranjangnya yang luas. Pria itu diam sesaat. Sebenarnya Drake bingung, siapa yang harus dia hubungi untuk memastikan kondisi Ester, sementara dirinya tidak memiliki dokter pribadi karena Drake jarang sakit dan ada Alec yang merawatnya jika hal itu terjadi.
Setelah bergulat dengan pikirannya sendiri, akhirnya Drake meraih ponsel di sakunya dan menghubungi satu orang yang mungkin bisa membantunya dalam situasi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED BY MR.MAFIA
Romance[Warning: 21+ Area!] Ester Bell adalah gadis buta yang hidup sebatang kara di salah satu kota di Rusia. Pekerjaannya sehari-hari adalah menjual bunga yang dia dapat dari orang baik hati yang juga memberikan tempat tinggal kepadanya. Cita-cita Ester...