37. Forgetting Revenge

931 94 19
                                    

Playlist:
Leave a Light On by Tom Walker

Part ini lumayan panjang heheeh, kalau ada typo harap kasih tau di kolom komentar. Sankyu💜

Happy reading!

♚♚♚

Entah kemana Vivian membawanya dan berapa lama mereka berada di dalam mobil, Ester bisa bernafas lega saat mobil terasa menghentikan lajunya. Setidaknya peluang untuk kabur sedikit meningkat. Namun, perkiraan Ester salah karena belum sempat kakinya menjejak tanah, mulutnya sudah disumpal dengan saputangan serta tangan dan kakinya diikat dengan sesuatu yang mirip tali.

Ester berontak, tidak ingin diperlakukan seperti itu, tapi tentu saja tidak dipedulikan oleh Vivian.

"Perlakukan dia sesuka kalian, asal jangan sampai mengganggu janin yang ada di dalam perutnya," kata Vivian, "Jika sampai terjadi, kupastikan sendiri kalian akan menanggung akibatnya."

Ester menangis, lagi. Bagaimana bisa Vivian melakukan hal sekeji ini padanya, sementara mereka sama-sama perempuan. Tidak adakah secuil rasa iba yang tersisa dalam hati Vivian?

Vivian tidak peduli saat melihat Ester berteriak tidak jelas karena bibirnya tersumpal kain. Wanita itu mengisyaratkan pada anak buahnya untuk membawa Ester masuk ke dalam rumah yang ada di dalam hutan, tempat yang ditujunya sejak tadi.

Mantan pekerja seks di klab Drake itu tersenyum miring saat melihat tubuh Ester dipanggul oleh salah satu anak buahnya. Ahh, seandainya dulu Drake tidak sekeji itu padanya, tentu saja Vivian tidak perlu melakukan hal seperti ini.

Semasa hidupnya, Vivian tidak pernah merasa sangat menginginkan seseorang, sampai akhirnya dia bertemu Drake. Walaupun Drake terkenal kejam, dia tidak pernah menyentuh Vivian apalagi berbuat kasar padanya. Hanya saat bersama Drake, Vivian merasa bahwa dirinya aman.

Sayangnya, dia sudah berprofesi sebagai pelacur sebelum bertemu Drake. Hal itu dijadikan alasan oleh Drake untuk tidak menerimanya. Padahal Drake pun tidak sempurna. Vivian bahkan rela meninggalkan pekerjaannya, jika memang Drake ingin.

Drake... adalah satu-satunya pria yang memperlakukannya seperti manusia, bukan mainan seks.

Setidaknya hal itu bertahan sampai gadis bernama Ester itu datang dalam kehidupan Drake. Pemimpin De Vandal itu tak segan berkata atau bahkan berlaku kasar padanya, membuat Vivian menyimpan dendam mendalam pada Ester, walau dia tidak pernah mengenalnya.

Yang Vivian mau hanya satu, yaitu Drake. Jika dia tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, maka Drake juga tidak boleh mendapatkan apa yang dia inginkan.

Vivian akan melakukan apa saja. Sekalipun harus melenyapkan Ester.

Selesai dengan pikirannya yang kalut, Vivian meraih ponsel dan melakukan panggilan pada satu kontak yang ada di sana. Setelah terdengar bunyi sambungan, suara seseorang akhirnya menyapa di seberang sana.

"Hey, bagaimana? Apakah semuanya berjalan dengan lancar?"

"Lebih baik dari itu. Tidak ada hambatan seperti yang kau khawatirkan."

"Baguslah. Aku akan mengawasi keadaan di sini."

"Datanglah kemari. Kurasa kita perlu merayakannya."

"Aku akan datang, setelah memastikan tidak ada yang salah di sini."

"Baik, aku tunggu."

Dan panggilan pun berakhir. Vivian keluar dari mobil kemudian menatap matahari yang semakin terik di atas sana. Sekarang, dirinya hanya tinggal menunggu bayi itu lahir dan kemudian menjalankan rencananya.

TRAPPED BY MR.MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang