Setibanya di Madrid, ibukota Spanyol, Drake langsung mengutus Alec untuk menjemput Mr. Cetta dari hotel menuju markas De Vandal yang ada di negara itu. Tidak lupa Drake juga memerintahkan Alec untuk menutup mata Mr. Cetta dengan kain hitam seperti rekan-rekan bisnis Drake yang lain yang pernah mengunjungi markasnya. Hal ini bukan tanpa sebab, melainkan demi keamanan cabang markas De Vandal sendiri, karena selain penjagaan di markas ini tidak seketat penjagaan di markas utama, Drake juga jarang berada di sini kecuali untuk urusan bisnis.
Selama Alec berurusan dengan tugasnya, Drake seperti biasa tengah menemui seluruh orangnya yang dia tempatkan di markas ini. Beberapa dari mereka berasal dari negara yang berbeda, tapi kebanyakan memang dari Spanyol.
"Selama aku tidak di sini, apakah ada masalah?" Drake mengeluarkan kalimat pertamanya setelah beberapa saat dia hanya berdiam diri.
Seorang pria berkepala plontos yang merupakan kepala penjaga di markas tersebut maju kemudian membungkuk sejenak kepada Drake. "Lapor, Tuan, tidak ada masalah sama sekali."
"Baiklah, kerja bagus." Drake bertepuk tangan sekali kemudian melanjutkan, "Kalian selalu bisa kuandalkan."
Setelah itu Drake menatap satu-persatu wajah para anak buahnya. Saat mata mereka bertemu dengan mata Drake, mereka otomatis menunduk. Namun, tidak dengan seorang anak muda yang sejak tadi memang menarik perhatiannya.
Drake menggerakkan telunjuknya, memanggil Scott mendekat kemudian berbisik padanya. "Siapa anak muda berambut blonde itu?"
Scott menoleh sejenak pada anak yang dimaksud Drake kemudian menjawab, "Dia adalah anggota baru De Vandal, Tuan, namanya Felipe. Kedua orangtuanya tewas dibunuh mafia Sisilia, karena itulah dia bergabung dengan organisasi ini, Tuan."
Drake menangkap maksud dari Scott. De Vandal memang terlibat masalah dengan mafia dari Sisilia, Italia. Atau lebih tepatnya merekalah yang selalu mencari-cari masalah dengan De Vandal. Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa sejak dulu, perang dingin antara De Vandal dan semua mafia Sisilia tidak pernah berakhir. Jadi, bukan hal yang mengejutkan jika anak muda yang seharusnya masih belajar di sekolah itu tiba-tiba bergabung dengan organisasinya.
"Semua orang boleh pergi sekarang, kecuali kau," Drake menatap anak bernama Felipe tersebut. "Kemarilah!"
Saat semua orang pergi, Felipe dengan langkah tak gentarnya menghampiri Drake kemudian membungkuk singkat, sebuah tanda hormat bagi tuannya. "Aku, Tuan,"
"Aku tidak ingin basa-basi." mulai Drake sembari duduk di kursi tunggal yang ada di sana. "Kau tahu bahwa De Vandal adalah organisasi terlarang. Kami tidak percaya Tuhan dan melakukan banyak bisnis haram. Jika kau memutuskan untuk bergabung kemari, maka kau juga memutuskan bahwa hidupmu tidak akan lagi sama kedepannya dan juga... kematian akan selalu menjadi bayang-bayangmu."
Felipe mengeraskan ekspresinya kemudian menjawab Drake, "Aku sudah tidak memiliki apa-apa, Tuan, semua yang menjadi milikku direnggut. Sejak kematian kedua orangtuaku, hidupku memang tidak lagi sama. Yang ku butuhkan saat ini hanyalah membalasdendam, Tuan. Kumohon terimalah pengabdianku."
Drake tersenyum miring mendengar jawaban bocah itu. "Baiklah, kurasa tidak ada pilihan lain selain menerimamu di sini."
Felipe melempar senyum tipisnya kepada Drake kemudian berkata, "Terimakasih, Tuan."
"Apa kau keberatan jika aku meletakkanmu di sisiku?" tanya Drake dengan tatapan serius. "Aku akan melatihmu dengan tanganku sendiri dan juga aku memiliki sebuah tugas untukmu."
Drake memang tak jarang melatih anak buahnya sendiri, tapi dia pilih-pilih. Hanya orang yang menurutnya berpotensi lah yang pantas menerima pelatihan langsung darinya. Dan selama ini sudah terbukti kalau didikan Drake tidak pernah mengecewakan, sebagai contoh, sebutlah Evgen dan Armand yang selalu melakukan tugasnya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED BY MR.MAFIA
Romance[Warning: 21+ Area!] Ester Bell adalah gadis buta yang hidup sebatang kara di salah satu kota di Rusia. Pekerjaannya sehari-hari adalah menjual bunga yang dia dapat dari orang baik hati yang juga memberikan tempat tinggal kepadanya. Cita-cita Ester...