05. Start the Game

2.8K 220 6
                                    

Drake benar-benar mengantarkan Ester dengan selamat sampai ke rumahnya. Rumah gadis itu terlihat ramai oleh beberapa orang termasuk di antaranya polisi. Ada juga seorang gadis yang sepertinya seusia Ester sedang menangis di pelukan seorang wanita. Sepertinya itu adalah Charlotte, sahabat yang diagung-agungkan oleh Ester selama perjalanan mereka menuju rumah gadis itu. Drake menyeringai tipis saat menyadari satu hal. Namun, pria itu cepat-cepat menepis apa yang ada di dalam otaknya.

Drake menghentikan mobil Toyota Camry yang dia pinjam dari salah satu anak buahnya tepat di depan rumah Ester. Pria itu sengaja tidak memakai mobilnya sendiri, karena di hadapan Ester dia ingin menjadi pria yang sederhana. Drake turun terlebih dahulu dari mobil itu kemudian membukakan pintu bagi Ester untuk turun.

Semua orang yang ada di teras rumah gadis itu terkejut saat melihat orang yang mereka cari turun dari sebuah mobil tepat di depan mereka. Terlebih Velli yang langsung menghampiri Ester dan langsung memeluknya penuh sayang. Sementara Charlotte masih diam di tempatnya, antara syok dan tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. Namun, gadis itu segera mengenyahkan rasa kagetnya dan menghampiri Ester kemudian memeluknya juga.

"Ester, kau kemana saja? Aku mengkhawatirkanmu tahu!" kata Charlotte masih dalam posisi memeluk Ester.

Ester menangis mendengar itu. "Ceritanya panjang, Lotte, tapi aku bahagia masih bisa pulang dan bertemu kalian di sini."

"Padahal aku sudah memperingatkanmu tadi pagi, Ester. Inilah akibatnya karena kau terlalu meremehkan firasatku." omel Velli walau dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Maafkan aku, Nyonya Besar. Ini terakhir kalinya aku tidak menurut padamu, aku janji."

Suara deheman menyadarkan Ester kalau dia tidak datang kemari seorang diri. Gadis itu melepaskan pelukan Charlotte kemudian meraba-raba sekitarnya mencari tangan milik Drake atau dalam versi Ester adalah Drian.

Drake yang mengerti itu, menggenggam tangan Ester dan mendekatkan diri kepada gadis itu.

"Nyonya Besar, Charlotte, ini adalah Drian. Orang yang sudah menyelamatkanku dan mengantarku dengan selamat kemari. Aku sungguh berhutang budi padanya." ucap Ester dengan senyuman mengembang di wajahnya.

"Benarkah?" beo Velli. "Terimakasih, Nak, kau benar-benar seorang malaikat. Semoga Tuhan selalu memberkati setiap langkahmu dengan kebaikan."

Drake berdehem kemudian menjawab, "tidak masalah."

"Kau sungguh berjasa, Tuan. Aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi pada sahabatku seandainya dia tidak bertemu denganmu di klab itu." Charlotte menambahkan di sela-sela tangisannya.

Drake hanya mengangguk singkat sebagai responnya terhadap ucapan Charlotte.

Beberapa polisi yang semula berada di sana pamit undur diri karena sudah tidak dibutuhkan lagi. Setelahnya Drake meminta ijin kepada Velli untuk bicara berdua saja dengan Ester. Velli mengijinkannya tapi Charlotte menolak dengan alasan Ester pasti lelah dan harus segera istirahat.

"Tidak apa-apa, Lotte. Aku akan segera masuk setelah bicara dengan Drian." kata Ester menenangkan Charlotte.

"Ester benar, Charlotte. Sebaiknya kita menunggu di dalam." sahut Velli seraya membawa Charlotte pergi dari hadapan Ester dan Drake.

TRAPPED BY MR.MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang