"Tuan, saya sudah selesai memeriksa kondisi nyonya. Mari bicara di luar sementara perawat akan membersihkan tubuh nyonya."
Drake menggeleng. "Ester kekasihku. Tidak masalah bagiku melihat tubuh telanjangnya. Jadi, bicara saja di sini."
Dokter Helge mengangguk patuh, dia pun mulai menjelaskan kondisi Ester kepada Drake. "Nyonya Ester mengalami kekerasan pada tubuh bagian luarnya. Kulitnya memar dan itu berpengaruh pada organ bagian dalamnya. Walau tidak terlalu parah, tetap saja dia akan merasakan sakit dan nyeri ketika sadar, untuk meminimalisir rasa sakitnya saya sudah menyuntikkan obat pereda nyeri."
Dokter berhenti untuk mengambil nafas, kemudian melanjutkan, "Tapi yang paling parah adalah bagian organ intimnya. Nyonya mengalami pendarahan hebat karena organ intimnya sobek. Kami sudah menjahitnya. Dan juga, mohon maaf, Tuan, Nyonya Ester harus kehilangan janin dalam kandungannya karena dorongan keras yang dia alami dari organ intimnya. Kami tidak perlu melakukan prosedur kuretase karena kandungan nyonya masih sangat muda."
Drake menutup matanya mendengar itu. Dia tidak terkejut karena sudah menduga hal tersebut sejak awal. Drake merasa kehilangan, tentu saja, tapi apa yang dirasakannya tidak sebanding dengan apa yang akan Ester rasakan nanti jika gadis itu tahu.
"Selain itu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, Tuan."
Drake menatap nanar badan Ester yang sedang dibersihkan oleh perawat. Dia merasa sangat bersalah kepada wanitanya tersebut. Drake selalu lamban dalam melindungi Ester, sehingga terjadilah hal seperti ini.
"Tuan, apakah ada pakaian yang bisa dikenakan oleh nyonya Ester? karena pakaiannya yang sebelumnya sudah tidak layak pakai."
Drake mengangguk dan mengisyaratkan kepada dokter untuk menunggu sementara dia akan mengambil pakaian baru untuk Ester. Pria itu keluar dari kamar dan menuju sebuah ruangan yang berada di lantai tiga mansionnya.
Drake sudah berada di depan pintu ruangan yang ia maksud. Sebelum masuk, Drake mengambil nafas dalam-dalam. Setelah dirasa siap, pemimpin De Vandal tersebut membuka pintu ruangan di hadapannya.
Isinya masih sama, aromanya pun juga tak jauh berbeda dari terakhir kali Drake mengunjungi ruangan ini. Aroma lembut khas sang ibu masih tersisa dalam ruangan yang tak lain adalah kamar yang dulu ditempati ibu Drake di mansion ini.
Drake tersenyum tipis saat beberapa kenangan indah bersama sang ibu menyeruak masuk ke dalam pikirannya. Tanpa terlalu menghiraukan perasaannya, dia menuju lemari besar yang berada di sisi kanan ruangan tersebut. Setelah mengambil beberapa helai pakaian dari sana, Drake kemudian keluar dari ruangan tersebut.
Drake kembali ke kamarnya dan menyerahkan pakaian-pakaian tersebut kepada dokter Helge. Ternyata perawat sudah selesai membersihkan tubuh Ester dan ia mengakhiri tugasnya dengan memakaikan pakaian kepada Ester.
"Kapan kira-kira Ester sadar?" Drake bertanya.
"Secepatnya nyonya Ester akan sadar, Tuan. Saat ini dia hanya pingsan karena tubuhnya lelah. Ketika nyonya Ester sadar, tolong minumkan beberapa obat ini kepadanya." Dokter Helge meletakkan beberapa kantong obat di atas nakas tempat tidur. "Jika sudah tidak ada yang dibutuhkan lagi, kami hendak pamit undur diri, Tuan."
"Tidak. Kalian tidak bisa pergi terlebih dahulu."
Dokter Helge dan perawatnya saling menoleh.
"Apa kami melakukan kesalahan?"
Drake menggeleng. "Ada satu orang lagi yang harus kau pastikan keadaannya. Dia akan segera tiba, jadi tunggu saja."
♚♚♚
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED BY MR.MAFIA
Romance[Warning: 21+ Area!] Ester Bell adalah gadis buta yang hidup sebatang kara di salah satu kota di Rusia. Pekerjaannya sehari-hari adalah menjual bunga yang dia dapat dari orang baik hati yang juga memberikan tempat tinggal kepadanya. Cita-cita Ester...