12. Mind

1.7K 160 2
                                    

"Aku akan mandi terlebih dahulu. Kau bisa mandi setelahku."

Ester mengangguk mendengar kalimat Drake. Gadis itu masih memasang wajah tenangnya, setidaknya sampai terdengar suara pintu dibuka kemudian ditutup lagi. Drake sudah masuk ke dalam kamar mandi. Ester mengipasi wajahnya yang entah kenapa terasa panas. Membayangkan bahwa dia satu kamar dengan Drake membuat gadis itu gugup setengah mati.

Apa yang akan terjadi nanti? tanya Ester dalam hati.

Walau buta, Ester masih mempunyai pikiran dewasa yang kadang bisa berkeliaran kemana-mana. Charlotte dulu pernah bercerita kalau dirinya tidak sengaja melepaskan keperawanannya saat bersama seorang pria di dalam satu ruangan. Hanya berdua.

"Percayalah. Saat kau bersama seorang pria, hanya berdua dalam satu ruangan. Insiden itu tidak akan bisa dihindari, Ester."

Apa Ester akan mengalami apa yang pernah dialami Charlotte juga? Hah, membayangkannya saja membuat wajah gadis itu kian memanas. Ester tidak siap. Tidak akan pernah siap karena dia benar-benar tidak memiliki pengalaman soal itu. Atau lebih tepatnya, Ester takut membuat Drake kecewa.

Sementara di depan pintu kamar mandi, Drake berdiri sembari memandang datar ke arah Ester yang dia dudukkan di salah satu sofa. Ternyata dugaannya benar, Ester hanya pura-pura tenang. Pasalnya gadis itu tidak pernah berhenti mengoceh, tapi saat perjalanan mereka ke hotel ini Ester hanya diam, bukan tenang lagi tapi terlalu tenang. Dan sekarang bisa dia simpulkan kalau Ester tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Terlihat dari gerak-gerik gadis yang tengah gugup itu.

"Apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan, Ester?" tanya Drake, akhirnya buka suara.

Ester yang mendengar suara itu seketika gelagapan. "K-kau?! Sejak kapan kau keluar dari kamar mandi, Drian?"

"Sejak kau melepas topeng tenangmu." jawab Drake sembari bersedekap dada. "Apa yang kau pikirkan?"

"Ahh, tidak ada. Aku tidak memikirkan apapun." bohong Ester.

"Kau jelas berbohong," cibir Drake sembari menghampiri Ester kemudian berjongkok di hadapannya. "Ada apa?"

Ester tersenyum gugup. "T-tidak ada. Aku tidak memikirkan tentang apa yang akan terjadi antara kita malam ini, sungguh."

Drake mengedipkan matanya beberapa kali. Beberapa detik kemudian pria itu tertawa, karena Ester tanpa sadar memberitahu apa yang sedang dia pikirkan. Pemimpin De Vandal itu kemudian mencubit kedua pipi gadis di hadapannya. "Kau lucu sekali."

Mendapat perlakuan seperti itu, tidak serta merta membuat Ester tenang, gadis itu justru semakin gugup.

Drake masih dengan sisa tawanya menggenggam kedua tangan Ester. "Tidak usah berpikiran negatif. Aku mengajakmu kemari bukan untuk menyakitimu, melainkan hanya ingin menghabiskan waktu denganmu."

"Bukankah kita sudah sering menghabiskan waktu bersama?"

"Kali ini berbeda." sahut Drake sembari menyudahi suara tawanya.

"Kenapa?"

"Aku tidak akan menemui selama-" Drake berpikir sejenak kemudian melanjutkan, "Mungkin dua minggu."

"Apa? Kenapa?" Ester bertanya panik. "Apa aku melakukan kesalahan? Atau kau bosan padaku?"

"Tidak sama sekali." Drake beranjak kemudian duduk di samping Ester. "Aku akan pergi ke Spanyol, untuk urusan bisnis."

TRAPPED BY MR.MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang