19. He Knows

1.4K 122 3
                                    

Matahari semakin naik ke langit saat Drake mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju markas. Beberapa pengendara bahkan melontarkan sumpah serapah padanya, tapi Drake tidak ambil pusing. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah bayangan ketika Ester berciuman dengan pria muda yang dia ketahui sebagai Gavril. Saat pertama kali bertemu Gavril dulu, Drake tahu kalau pria itu menyimpan perasaan terhadap gadisnya. Dan kenyataan lain menghantam, Ester menyambut perasaan itu.

"Arghhh!" teriak Drake semakin kesetanan membawa mobilnya.

Begitu sampai di Markas De Vandal, pria itu menormalkan ekspresi dan bersiap untuk pergi ke Spanyol menggunakan helikopter pribadinya. Namun, urat yang menonjol di beberapa bagian tubuh Drake, seperti dahi, leher, dan tangan cukup untuk membuat anak buahnya mengerti kalau dia sedang tidak dalam kondisi hati yang bagus.

Alec dalam kebungkamannya melayani keperluan sang tuan dengan baik.

Setelah selesai mengurus beberapa hal yang diperlukan, mereka berdua menuju rooftop dan langsung masuk ke dalam helikopter yang sudah menunggu di sana. Setelah helikopter mengudara, Drake menoleh pada Alec yang duduk di sampingnya kemudian berkata, "Aku sungguh merindukan ibuku, Alec."

♚♚♚

Ester menangis sembari memeluk dirinya sendiri di dalam kamar. Gadis itu berada dalam posisi tersebut semenjak Gavril pergi beberapa jam yang lalu. Jika kalian tanya mengapa, jawabannya karena Ester merasa jijik pada dirinya sendiri. Dia tidak berani keluar rumah apalagi bertemu dengan Drake. Keberanian yang dia miliki surut saat bibirnya bertemu dengan bibir Gavril tadi pagi. Ester rasa dia tidak akan bisa mengatakan yang sejujurnya kepada Drake.

Ester malu.

Namun, gadis itu juga merasa aneh. Drake belum menemuinya. Biasanya pria itu selalu datang saat jam sarapan, tapi ini sudah lewat tengah hari dan Drake tak kunjung datang.

Ester kembali mengingat percakapannya dengan Gavril tadi pagi setelah Ester berontak lepas dari pagutan pria itu. Jelas-jelas Gavril mabuk dan tidak sadar, tapi pria itu masih bisa berjanji kalau dia tidak akan menemui Ester lagi. Dan Ester yakin, kalau Gavril akan melupakan janjinya.

"Kau sudah memilih, Ester. Aku tidak akan menemuimu lagi mulai detik ini." kata Gavril tadi.

Dan Ester hanya menjawabnya dengan anggukan singkat kemudian masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Gavril seorang diri.

Sekarang apa?

Entah kenapa Ester takut kalau Drake sampai tahu dan salah paham padanya. Walau gadis itu yakin kalau saat kejadian itu tidak ada Drake di sana. Namun, dirinya sadar bagaimana kondisinya. Bisa saja Drake melihat kejadian itu dari jauh.

Ahh, memikirkan kesimpulan seperti itu benar-benar menambah buruk kondisi hati Ester. Bukannya tenang, gadis itu malah dilanda rasa takut yang semakin besar sekarang.

♚♚♚

Dan di sinilah Ester berakhir. Di pusara tempat kedua orangtuanya dimakamkan.

Gadis itu sadar kalau hanya menangis tidak akan ada gunanya. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke makam, apalagi sudah lama Ester tidak mengunjungi kedua orangtuanya.

"Ester."

Ester menolehkan kepalanya ke sumber suara. "Nyonya Besar?"

Velli mengangguk kemudian ikut berjongkok di samping Ester. Wanita itu mengelus rambut anak asuhnya penuh kasih. "Ada apa?"

TRAPPED BY MR.MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang