Suasana di dalam nightclub itu sangat ramai. Hingar bingar musik tak berhenti membuat orang-orang yang tenggelam dalam kenikmatan itu bergoyang di lantai dansa. Asap rokok memenuhi setiap sudut ruangan, membuat sesak dada siapa saja yang menghirupnya. Jangan lupakan keberadaan beberapa meja judi yang dikelilingi oleh pria-pria mata duitan dengan wanita berpakaian seksi di setiap sisinya. Sungguh tempat cuci mata yang pas. Tempat itu adalah De Vandal Nightclub, klab sekaligus diskotik yang merangkap menjadi kasino. Klab paling mewah sekaligus paling banyak tercatat kasus kejahatannya selama beberapa tahun terakhir.
Berbeda dengan suasana di luar, di dalam sebuah ruangan yang kedap suara, pemilik tempat itu alias pemimpin De Vandal, Mr.Drake Russell tengah menikmati vodkanya sambil menatap pemandangan malam kota Moskow dari jendela. Dia baru saja sampai kemari setelah menyelesaikan lukisannya di markas De Vandal.
Ketukan disusul dengan suara pintu dibuka, tidak membuat pria berusia 27 tahun itu membalikkan badannya. Dia memang memanggil Armand ke ruangannya untuk membahas penambahan fasilitas di De Vandal Nightclub.
"Tuan, kau memanggilku?"
Drake mengangguk. "Ada beberapa hal yang ingin kubicarakan denganmu."
"Soal penambahan fasilitas yang anda maksud, aku sudah membicarakannya dengan salah satu arsitek terkenal yang berasal dari Italia, Tuan." ucap Armand, sembari menahan sakit yang amat sangat di hidungnya. "Dia setuju untuk bekerjasama dan meminta untuk bertemu dengan anda."
"Khoroshaya rabota." Armand tersenyum puas saat mendengar pujian yang sangat jarang dilayangkan oleh pemimpin organisasinya itu.
[Khoroshaya rabota: kerja bagus]
"Atur saja pertemuanku dengannya." lanjut Drake sembari berbalik.
Drake mengernyitkan kening saat melihat wajah Armand yang babak belur, terutama di bagian hidung yang mengeluarkan darah. Seingatnya pria itu termasuk dalam orangnya yang sangat pandai dalam berkelahi, lalu siapa yang berhasil membuat wajahnya seperti itu.
"Ada apa dengan wajahmu?" tanya Drake sembari duduk di kursi kebesarannya.
Ditanya seperti itu membuat Armand menunduk, karena merasa malu dihadapan Tuannya.
"Apa kau membutuhkan pelatihan dariku lagi, Armand?" tanya Drake datar.
Armand langsung menggeleng. Dia tahu benar pelatihan versi Drake itu seperti apa.
"Lalu kau tidak akan mengatakannya padaku? Aku tidak ingin punya anak buah lemah. Itu sama saja mencoreng namaku sebagai pemimpin De Vandal." kata Drake masih dengan nada bicaranya yang datar.
"Ampun, Tuan, aku tidak berkelahi dengan siapapun." kata Armand pada akhirnya. "Luka ini kudapatkan dari seorang gadis buta yang melemparku dengan vas bunga secara tiba-tiba."
Drake mengangkat alisnya, merasa tertarik. "Gadis buta?"
"Da, Ser. Aku menangkapnya tadi pagi. Parasnya menawan dan kupikir dia bisa kujadikan pelacur di sini. Tapi ternyata dia buta."
[Da, Ser: ya tuan]
"Aku sudah bilang padamu, kau boleh menculik wanita manapun. Asal jangan mereka yang memiliki kebutuhan khusus." kata Drake sembari menuangkan Diva Vodka ke gelasnya.
"Ya deystvitel'no ne znayu, Ser." ucap Armand.
[Ya deystvitel'no ne znayu, ser: aku benar-benar tidak tahu, Tuan]
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED BY MR.MAFIA
Romance[Warning: 21+ Area!] Ester Bell adalah gadis buta yang hidup sebatang kara di salah satu kota di Rusia. Pekerjaannya sehari-hari adalah menjual bunga yang dia dapat dari orang baik hati yang juga memberikan tempat tinggal kepadanya. Cita-cita Ester...