33. Shocked

1.2K 114 12
                                    

Alec berdiri di tempatnya seperti biasa di dalam ruangan Drake sembari mengawasi Tuannya yang sedang berinteraksi dengan mesin yang sejak semalam ia agung-agungkan. Kali ini sang Tuan tidak kebingungan lagi karena bersama mereka sudah ada seorang pria paruh baya yang akan mengajarkan Drake tentang cara kerja si mesin.

Jika Alec berpikir lagi, sungguh sebuah momen langka melihat Drake kebingungan seperti semalam. Seandainya Alec tidak menawarkan diri untuk mencarikan seorang ahli mesin kepada Tuannya tersebut, tentu saja Drake masih bergelut dengan kebingungannya sendiri saat ini. Walau begitu, Alec sangat tahu jika Tuannya itu hanya terlalu gengsi untuk meminta hal yang tak lazim yaitu seorang guru.

Dari sini sudah tidak dapat diragukan lagi, pengaruh Ester bagi seorang mafia berdarah dingin seperti Drake.

"Bicaralah secara perlahan jika kau tidak ingin hanya pulang nama dari tempat ini!"

Alec terkejut saat suara pria paruh baya yang semula sedang menjelaskan cara kerja mesinnya teredam oleh bentakan kasar Tuannya. Bahkan dari tempatnya, Alec bisa melihat lutut orang tua itu bergetar. Namun, wajah Drake tidak menunjukkan rasa kasihan sedikitpun.

Sementara si pria paruh baya alias si instruktur mesin ketik berusaha melambatkan suaranya sebisa mungkin, padahal bukannya dia sengaja menjelaskan secara cepat, melainkan bibirnya memang sedang bekerja di luar kendalinya. Dalam arti lain, si pria tersebut hanya ingin cepat keluar dari tempat terkutuk ini.

Setelah beberapa lama belajar secara teori akhirnya Drake memutuskan untuk mempraktekkannya. Dengan tangannya yang kaku karena terbiasa memegang pistol bukan mesin ketik, pria itu berusaha mengingat apa-apa yang telah dipelajarinya sejak tadi. Namun, dengan banyaknya kesalahan yang Drake buat, tidak mungkin jika instrukturnya tidak menegur.

"Kau ini sebenarnya niat mengajariku atau tidak? Kenapa sejak tadi aku belum juga bisa menguasainya?" ujar Drake yang malah menyalahkan pria di hadapannya.

"Maafkan aku, Tuan, tapi bolehkah jika aku saja yang melakukannya untuk anda? Anda hanya perlu membacakan teksnya."

"Kau pikir yang akan kutulis adalah pernyataan kemerdekaan, huh? Ini lebih penting dari itu dan aku tidak akan mempercayakannya kepada orang lain." jawab Drake datar.

Dan pada akhirnya, Drake harus mendengar penjelasan ulang yang sebenarnya sangat membuat dia bosan. Namun, apapun yang berhubungan dengan Ester selalu berhasil mengembalikan semangatnya. Rasa bosan itu berangsur lenyap bersamaan dengan Drake yang kembali mengingat apa tujuannya mempelajari hal ini.

Jika itu untuk Ester, apa yang tidak bisa Drake lakukan?

♚♚♚

Sementara di tempat lain, Felipe sedang berpura-pura memilih bunga saat sengaja mendengar percakapan tiga orang wanita di belakangnya. Dirinya berusaha tidak melotot saat mendengar topik yang sedang para wanita itu bicarakan.

Bagaimana tidak? Mereka sedang bicara tentang kehamilan seseorang dan orang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Ester sendiri.

Felipe menahan langkahnya untuk pergi dari sana, berusaha untuk mendengar lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi. Namun, seorang wanita yang sepertinya adalah tetangga mereka memutuskan untuk undur diri dan pergi dari sana.

Wanita itu tidak sengaja menyenggol bahu Felipe, membuat remaja itu melongok pada keranjang bunga yang ia bawa serta wanginya yang terasa menusuk hidung.

Setelah dirasa tidak ada lagi yang bisa ia dengarkan di sana, Felipe memutuskan untuk pergi, tak lupa ia membeli satu tangkai bunga agar tidak membuat pemilik toko bunganya curiga karena ia datang dan pergi tanpa alasan.

TRAPPED BY MR.MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang