29. I'll Take the Risk

1.7K 122 11
                                    

🚫Warning: 21+ area!
[Bocil ngejauh, kalo masih nekat baca, dosa tanggung sendiri.]
Happy reading.

♚♚♚

Sejauh yang Drake ingat, dirinya memiliki kontrol yang bagus dalam hal apa saja. Baik itu pikiran, emosi, atau gairah sekalipun. Dahulu hampir 24 jam Drake dikelilingi oleh para wanita yang bahkan lebih baik dari Ester dalam segi penampilan. Dan ia tidak pernah tergoda. Namun, mengapa rasanya sulit sekali untuk melakukan hal yang sama dengan saat itu sekarang?

Apalagi saat Ester mengatakan kalimat terkutuk yang sejak tadi sudah menari-nari dalam pikirannya. Bercinta.

Walau Drake masih berpakaian lengkap–berbanding terbalik dengan Ester yang sudah nyaris telanjang, tidak bisa dipungkiri bahwa gairahnya melonjak dengan cepat. Namun, pria itu tidak ingin gegabah, apalagi saat ini Ester hanya berada dalam pengaruh obat. Gadis itu tidak sepenuhnya sadar.

"Maaf, Ester, aku tidak bisa membantumu." ucap Drake sembari memalingkan wajah dari gadis yang masih menduduki perutnya tersebut.

"Sentuh aku, Drian." ucap Ester manis.

Drake menggeleng.

Ester beralih meraih tangan Drake kemudian menangkupkannya pada pipinya. "Sentuh aku disini–" Ester mengecup tangan Drake, "–disini." kemudian turun pada leher, "–disini." semakin turun hingga Drake bisa merasakan salah satu gundukan milik Ester berada dalam genggaman tangannya, "–disini." hingga yang terakhir Ester membawa tangan Drake meraba perutnya, "–dan di sini."

Drake mengerang secara refleks. Pria itu juga tidak sengaja meremas pinggang Ester hingga gadisnya mengeluarkan suara desahan yang benar-benar memicu gairahnya.

Drake termakan nafsunya sendiri. Ia membalikkan posisi mereka sehingga saat ini Ester berada di bawahnya. Setelah itu si pemimpin mafia memagut bibir mungil milik gadis buta yang masih berada dalam kungkungannya. Menikmati rasa manis yang hanya berhak menjadi miliknya.

Suasana semakin panas saat Drake menggunakan lidahnya untuk membelai bibir tersebut. Walau Ester kelimpungan membalas ciumannya, dia tidak berhenti. Ruangan yang terbiasa sunyi itu kini penuh oleh suara decapan dari dua orang yang saling mencumbu di lantai.

Drake mendapatkan kembali kesadarannya saat Ester menepuk-nepuk dadanya karena kehabisan nafas. Pria itu melepaskan pagutannya, membiarkan Ester menghirup udara dengan rakus. Kepalang tanggung jika mereka tidak melakukannya sekarang juga, tapi Drake lagi-lagi teringat akan masalah yang menimpa hubungannya dengan Ester.

Hubungannya dan Ester tidak sedang baik-baik saja.

Selesai dengan urusan menghirup udaranya, Ester kembali menarik Drake mendekat padanya. Namun, pria itu menolak.

"Tidak, ini salah." gumam Drake. Setelah menatap wajah Ester untuk beberapa saat, pria itu bangkit. "Maafkan aku, Ester. Berjuanglah sendiri untuk saat ini, aku tidak bisa membantumu."

Drake kemudian berjalan menuju pintu keluar. Namun, langkahnya tertahan oleh dua tangan ringkih yang kini memeluknya dari belakang. Drake mengatur nafasnya sendiri, berusaha menenangkan diri. Pria itu menyentuh tangan Ester yang berada di dadanya.

TRAPPED BY MR.MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang