1,9k word. Semoga gak gumoh ya :')
.
.Yeonjun menatap heran pada Sunoo yang sedang tertawa lepas menatap acara ragam di televisi. Dengan tangan yang terus menyuapkan makanan ringan pada mulutnya hingga pipi gembilnya semakin bulat.
"Ih bego! Basket tuh di dribble! Bukan di passing begitu! Ngelawak njir!" Seru Sunoo pada televisi. Lalu tertawa dengan kencang.
Yeonjun heran sebenarnya. Perasaan, dua hari yang lalu Sunoo sedang merajuk hingga mogok makan karena sang ayah, dan ia juga.
Tapi sekarang? Pemuda itu terlihat bahagia tertawa karena acara yang berisi tingkah konyol itu.
"Dek. Lo udah gak ngambek lagi nih sama ayah? Sama gue juga?" Tanya Yeonjun.
Sunoo melirik sekilas pada Yeonjun. Lalu kembali memusatkan atensinya pada televisi. "Enggak." Jawabnya singkat.
"Serius?? Kok tumben gak lama ngambeknya?" Tanya Yeonjun.
"Lo maunya gue ngambek lama-lama sama lo, bang?" Tanya Sunoo balik. Dengan nada yang sedikit ketus.
Anehlah Yeonjun ini. Ia marah dalam waktu yang lama protes. Ia marah dalam waktu sebentar pun dipertanyakan.
"Ya gak gitu. Aneh aja. Biasanya harus dikasih sogokan dulu baru mau maafin."
"Yaudah. Kasih gue sogokan duit. Baru gue maafin." Tagih Sunoo.
Yeonjun berdecih kesal. Ia mendorong pelan kepala Sunoo dengan telunjuknya.
"Matre banget lo, bocah! Gada duit!" Semprot Yeonjun.
Sunoo mencebik pelan. Ia kemudian kembali fokus pada televisi.
"Loh dek?? Kok belum siap-siap sih? Udah jam berapa ini astaga."
Sunoo menatap heran pada ibunya yang tiba-tiba ribut saat melihat ia sedang bersantai.
"Siap-siap mau apa emang, bun?" Tanya Sunoo.
Irene mengernyit pelan. "Kok nanya sih kamu?" Wanita itu beralih menatap pada Yeonjun.
"Abang udah ngasih tau adek, 'kan semalem?"
Mampus.
Yeonjun yang ditanya panik sendiri.
Tidak. Ia bukan lupa memberitahukan sesuatu itu pada Sunoo. Hanya saja, ia tak mau adiknya itu semakin murka jika diberitahu. Padahal Sunoo sudah tak marah lagi padanya.
Bisa mengamuk besar Sunoo jika tahu tentang itu. Makanya, Yeonjun sengaja sedikit mengulur waktu untuk memberitahu Sunoo.
Tapi malah kebablasan hingga sekarang. Hehe.
"Eung.. anu, bun.. itu.."
Irene hanya bisa menghela nafasnya pelan. Kemudian menarik si bungsu yang masih duduk santai di sofa dengan cemilan dipangkuannya.
"Siap-siap. Jam 7 harus udah rapi, dandan yang cakep. Pake baju sopan. Gausah banyak tanya dulu. Ayo, buruan." Cerocos Irene.
Sunoo hanya bisa menurut. Meski belum paham mengapa ia disuruh bersiap-siap. Lalu diwanti-wanti agar berpakaian sopan dan rapi.
Entahlah. Ia lebih baik menurut saja, daripada mendapatkan omelan dari bundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby I Love You • Sunsun - On Hold
FanfictionUcapan adalah doa bukan? Dan Sunoo menyesali ia baru percaya ungkapan itu benar-benar ada. ⚠️ bxb! ⚠️ Harsh word ⚠️ mpreg! ⚠️ Not for homophobic