"Sayang, kamu beneran mau ngampus? Gak istirahat aja?"
Sunghoon menatap ragu pada suami kecilnya. Keduanya baru selesai dari rumah sakit untuk memeriksakan kandungan Sunoo.
Dokter mengatakan jika kandungan Sunoo baru memasuki usia 3 minggu. Mereka juga meminta melakukan USG dan beberapa tes kesehatan lainnya untuk Sunoo. Memastikan agar kondisi si manis yang kini tengah hamil muda itu baik baik sampai 9 bulan ke depan nantinya.
Seharusnya selepas pulang dari rumah sakit, Sunoo beristirahat saja di rumah. Mengingat perkataan dokter yang mengatakan jika kondisi Sunoo sedikit rawan jika kelelahan sedikit saja. Entah bagi bayinya ataupun dirinya sendiri.
Tapi si manis malah memaksa Sunghoon melajukan mobilnya menuju kampus. Dengan beralasan ia memiliki jadwal ujian semester yang tak mungkin ia lewatkan.
Agak sedikit bebal memang suami manisnya Sunghoon ini.
"Gue gapapa. Sekarang ada ujian semester. Gue gamau nilai gue bermasalah cuman karena gak ikut ujian." Sahut Sunoo.
"Tapi nanti kalo kamu kecapean gimana?"
Sunoo menghela nafasnya pelan. Mulai darisini sepertinya ia harus bersiap dengan sifat protektif Sunghoon.
"Enggak akan, suamiku sayanggg. Selesai ujian gue langsung pulang." Ucap Sunoo. Meyakinkan suaminya itu jika ia akan baik baik saja.
Sunghoon menghela nafasnya pelan.
"Bener, ya? Langsung pulang. Jangan mampir mampir kemana dulu, gak boleh ngelakuin sesuatu yang bikin cape, jangan makan sembarangan, jangan--""Iya iyaaa. Astaga, om. Gue bukan anak kecil lagi tau! Gue udah ngerti apa aja yang gak boleh gue lakuin buat jaga baby."
Sunoo menyela ucapan Sunghoon dengan sedikit kesal. Jika tak disela, mungkin pria itu akan menceramahinya lebih panjang lagi.
Sunghoon mendesis pelan.
"Yaudah sebelum pergi, minum dulu susunya."
Sekotak susu ibu hamil yang sebelumnya sempat Sunghoon beli di minimarket, diberikan pada Sunoo. Si manis menerima dengan senang hati. Meneguknya dengan perlahan, sembari terus memandangi sang suami dengan senyumnya.
"Habisss!!" Sunoo tersenyum senang setelah susunya habis. Menggoyangkan kotak kosong itu untuk menunjukkan jika ia benar-benar meminumnya sampai habis.
Sunghoon tersenyum gemas melihatnya. Mencubit kecil pipi berisi Sunoo yang semakin bulat saja.
"Anak pinter. Begitu kelas beres, telfon saya. Nanti saya jemput kamu."
"Ih gausah di jemput! Apa banget deh."
"Nurut aja kenapa sih??"
"Iya iya nurut."
Sunghoon mengecup dahi Sunoo yang tertutupi rambutnya. Kemudian menunduk kearah perutnya, dan mengusapnya dengan lembut.
"Baby baik baik ya sama papa. Jangan rewel, oke?" Ucapnya.Sunoo mengusap lembut rambut Sunghoon. Tersenyum gemas melihat suaminya yang begitu antusias berbicara pada bayi mereka dalam perutnya.
Padahal calon anak mereka saja baru sebesar kepala jarum pentul. Tapi Sunghoon seolah bisa mengobrol dan anaknya bisa mendengarkan ucapannya.
"Yaudah. Saya pergi ke kantor, ya. Inget, gak boleh kecapean. Selesai kelas langsung telfon saya. Tunggu sampe saya jemput." Ucap Sunghoon. Kembali mewanti-wanti suaminya.
"Iyaa."
Sunoo kemudian melepaskan seatbelt-nya. Keluar dari mobil Sunghoon, dan melambaikan tangannya sebelum akhirnya mobil mewah milik suaminya itu berlalu dari parkiran fakultasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby I Love You • Sunsun - On Hold
FanfictionUcapan adalah doa bukan? Dan Sunoo menyesali ia baru percaya ungkapan itu benar-benar ada. ⚠️ bxb! ⚠️ Harsh word ⚠️ mpreg! ⚠️ Not for homophobic