"Kak! Sorry. Nunggu lama, ya?"
Jay sontak mendongakkan kepalanya dari layar ponsel yang tadi sedang ia perhatikan selagi menunggu.
Satu sudut bibirnya tertarik ke atas begitu melihat sosok yang sedaritadi ditunggu olehnya.
"5 menitan. Gak lama kok."
Jungwon mengangguk kecil mendengarnya.
"Jadi.. kita mau kemana?" Tanyanya."Gak ke tempat yang spesial sih. Gue cuman mau minta temenin survei tempat buat acara kantor." Jawab Jay.
"Aneh lo, kak. Masa urusan kantor lo harus nyeret gue." Dengus Jungwon kesal. Ia pikir tadi Jay yang tiba-tiba memintanya untuk ditemani itu, adalah untuk pergi ke sesuatu tempat dengan judul pendekatan dengannya.
Tapi sekarang alasan yang di dengarnya sangat jauh dengan yang ia bayangkan.
Omong-omong soal pendekatan, keduanya setuju melakukan hal-hal semacam itu. Entah bagaimana mulanya, namun baik Jay maupun Jungwon menyadari jika perasaan mereka mungkin bisa menuju ke arah yang lebih serius.
Mengesampingkan fakta bagaimana mereka bermula, keduanya sepakat menjalani masa pendekatan itu dengan perlahan saja.
Jay hanya tertawa melihat wajah kesal Jungwon. Memang seharusnya ia tak membawa urusan kantornya dan dihubungkan dengan pemuda itu.
Tapi mau bagaimana, ia tak memiliki alasan lain untuk bertemu dengan Jungwon. Hari ini mungkin Jay akan terus mengurusi pekerjaannya. Jadilah otak cerdasnya memanfaatkan kegiatan survei itu untuk menjadi alternatif.
Seperti kata pepatah, sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Urusan kantornya selesai. Dan di sisi lain pun, urusan pendekatannya pada Jungwon juga terlaksana.
"Iya tau gue. Tapi sekitaran tempatnya kebetulan cocok juga buat tempat nge-date. Jadi sekalian aja gapapa, kan?"
Semburat merah tipis mulai menjalar dari pipi ke pipi milik Jungwon. Bibir pemuda itu berkedut menahan senyum karena mendengar alasan Jay.
"Ck! Nge-date apanya sih." Decaknya. Namun begitu, jelas sekali jika Jungwon tengah salah tingkah. Bahkan hingga reflek meninju pelan lengan Jay.
Pelan, namun bisa membuat Jay hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya. Jay dibuat terkejut karena tinjuan Jungwon tadi cukup bertenaga.
Namun setelahnya pria itu malah tertawa pelan. Alih-alih kesal seperti biasanya ketika diperlakukan kasar oleh Jungwon, kini Jay malah merasa gemas melihat tingkah malu malu pemuda manis itu.
"Mau gak? Kalo gamau gue sama sekretaris gue--"
"Gak ada yang bilang gamau ih!! Ayo aja. Asal banyak makanan!"
Astaga, Tuhan. Kemana perginya Yang Jungwon yang galak dan kasar padanya?
Mengapa sekarang yang ada dihadapannya adalah Jungwon dengan versi menggemaskan???Sudah tak bisa dihitung berapa banyak Jay mengumpat dalam hati karena rasa gemasnya pada Jungwon yang tengah jinak itu.
"Tenang. Dari ujung ke ujung gak pernah kosong tukang jualan makanan." Sahut Jay. Ia mengulurkan tangannya pada Jungwon.
"Ayo?"
Jungwon dengan malu malu menyambut uluran tangan Jay. Terlihat begitu pas tangannya berada di genggaman pria Park itu.
Belum lagi rasa hangat yang langsung dirasakannya ketika kedua tangan berbeda ukuran itu saling bertaut nyaman.Keduanya lantas berjalan menuju mobil Jay yang terparkir rapih dengan mobil lainnya.
Tautan tangan keduanya kontan terlepas karena Jay harus membuka pintu mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby I Love You • Sunsun - On Hold
FanfictionUcapan adalah doa bukan? Dan Sunoo menyesali ia baru percaya ungkapan itu benar-benar ada. ⚠️ bxb! ⚠️ Harsh word ⚠️ mpreg! ⚠️ Not for homophobic