🍒17

88 15 2
                                    

“Appa sudah mengetahui semuanya. Dan kau Heeyeong-ah, Appa akan membawamu ke Seoul. Tidak ada alasan untuk membantah!” nada tegas itu keluar dari kepala keluarga Lee. Semburat emosi nampak di wajah tua itu dan Heeyeong tak dapat berkata apapun selain menunduk dan menitikkan air matanya untuk kesekian kali sejak seluruh keluarga berkumpul di ruang ini, dimana biasanya Heeyeong akan menghabiskan waktu dengan sang Oppa sambil menonton acara drama kesayangan mereka.

“Tapi Appa… Aku membutuhkan Heeyeong untuk membantuku di kantor,” Seojoon mendirikan tubuhnya dari sofa, mencoba menyergah apa yang dikatakan sang ayah yang tegap berdiri di hadapannya.

“KAU! HARUSNYA KAU BISA MENJAGA ADIKMU! BUKAN MEMBIARKANNYA DENGAN PRIA ASING UNTUK BERLIBUR HINGGA KE JEJU!”

Suasana semakin menegang.

Tatapan Lee Yeojeon sangat mendominasi, melihat kedua putranya kini berubah. Sang kakak yang dulu hanya akan menunduk dan diam saat mendapat teguran kini berani menepis kalimat sang ayah yang tak pernah bisa dibantah. Dan Heeyeong yang dulu penurut dan patuh, kini telah berani melanggar aturan keluarga untuk berlibur dengan pria yang bukan keluarganya. Meski Jimin adalah kekasihnya, tapi bagi sang ayah Jimin tetap orang lain dan tak bisa mendapat toleransi sekecil apapun itu.

“Appa, Heeyeong sudah dewasa dan dia—“

Plakkkk

Suara tangan yang menyentuh wajah itu terdengar begitu keras. Sebuah tamparan jelas mengenai sang Oppa yang kini hanya bisa terdiam. Sedangkan sang eomma spontan berteriak histeris dan nampak segera menarik tangan suaminya.

Pertama kalinya bagi Heeyeong melihat hal ini di depan matanya. Membuat genangan yang masih tersisa di sudut matanya kembali bergulir.

“KAU JUGA TELAH MENUTUPI SEMUA DARI KAMI JIKA ADIKMU MENGALAMI KECELAKAAN BEBERAPA WAKTU LALU. APA YANG TELAH MENGACAUKAN PIKIRANMU, SEOJOON-AH?!” Ucapan itu semakin keras dengan penekanan kuat dalam tiap kata yang diujarkan, bersama tubuh yang terlihat bergetar hebat. “BISA-BISANYA KAU MENUTUPI ITU SEMUA, HAHH???”

“Maafkan aku.” Ujar Seojoon melemah, menumpu tubuhnya yang meluruh dengan kedua lututnya di hadapan sang ayah. “Maafkan aku Appa.”

“Nak, harusnya kau mengatakan semuanya pada kami. Kami orang tua kalian.” Eomma tak tinggal diam sambil meredakan emosi pria yang masih ingin melayangkan pukulannya pada sang putra tercintanya.

Seojoon kembali mengucap maaf berulang-ulang, mengakui kesalahan yang ia sadari secara penuh.

“Eomma, Appa— Oppa tidak bersalah. Aku yang salah. Aku menyembunyikan hubunganku dengan Jimin darinya.”

Heeyeong menangis sejadinya. Dadanya terasa tertusuk melihat sang Oppa harus menerima perlakuan seperti itu karena kesalahannya. Tekanan berat terasa di dalam sana. Seluruh raganya terasa tak sanggup berdiri untuk melindungi sang kakak yang selama ini menjaganya.

“Jika aku harus kembali ke Seoul, aku akan kembali. Dan aku meminta waktu sebelumnya untuk bertemu dengan Jimin sebelum kami berpisah.”

Eomma nampak memejamkan matanya. Meneteskan bulir bening dari kelopak mata indahnya bersama dadanya yang nampak terbusung karena menahan sesak tangisnya.

“Appa akan memberimu waktu setengah jam untuk kau menemui pria brengsek itu! Dan kau harus mengemas barangmu malam ini.”

Seojoon nampak menengok pada adiknya dengan getar matanya yang juga merasakan kehilangan. Ya, Seojoon merasakan kehilangan sosok adik yang selalu ada bersamanya untuk diambil paksa.

“Biarkan aku besok menemuinya sendiri.” Pinta Heeyeong yang mulai menegakkan diri untuk mengarah pada sang Oppa.

“Jika kau masih ingin bertemu dengannya setengah jam, kau harus ditemani Eunwoo-ssi.”

Cherry Blush [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang