“Jungkook-ah—mianhae.” Tangan itu menggenggam erat tangan pria yang sedang mengosongkan isi pikirannya saat ini.
Sebuah ijin sudah dimiliki wanita itu sejak beberapa waktu lalu, dan kini saatnya untuk pergi. Panggilan untuk penerbangan menuju USA telah dikoar-koarkan di seluruh penjuru bandara. “Jaga dirimu baik-baik. Aku pasti akan merindukanmu. Sekali lagi maafkan aku.”
Senyum perpisahan telah menggantung di wajah piasnya, hingga Jungkook melepaskan satu pelukan sebelum membiarkan wanita itu pergi untuk masa depannya.
“Kabari aku setelah kau tiba. Jaga dirimu.”
Pria itu melepasnya, membiarkan wanita bersinar itu perlahan menjauh darinya dengan sebuah koper di tangannya. Dan lambaian akhir mengakhiri keduanya saat Aeri tersenyum sebelum menghilang di dinding pembatas.
🍃
“Yung-o. Ada hal yang ingin kusampaikan.”
“Eung—mwonde?”
Jungkook mengeluarkan sebuah tiket penerbangan dari dalam saku coatnya. Bibirnya tersenyum hampa tanpa mengeluarkan kalimat sebagai penjelas dari apa yang ia tunjukkan. Sedangkan wanita itu hanya memandang tak mengerti sambil menggeleng kecil dan meminta penjelasan akan maksud si pelaku.
“Mungkin ini pertemuan terakhir kita sebelum aku kembali ke Jepang. Maaf jika aku tak bisa menemanimu lebih lama lagi. Kau harus bisa menjaga dirimu dengan baik.” Jungkook berkata dengan suara yang terdengar serak, “Dan satu hal lagi—“
Sebuah kotak yang telah disiapkan kini tergeletak di atas meja. Ada pita merah yang menjuntai seperti sebuah kado yang tengah dibungkus istimewa. “Bukalah nanti setelah aku pergi. Kau akan mengetahui hal lain yang kusimpan selama ini. Dan kuharap setelah kau mengetahuinya kau tak akan berubah sedikitpun. Karena pasti itu akan membuatmu terkejut.”
Heeyeong memicingkan matanya, menatap bergantian pada kotak yang diberikan berikut pula pada sang pemberi. Ada rasa aneh yang mendadak muncul. Jika Heeyeong merasa ia telah mengetahui segala tentang pria di hadapannya, maka itu hanyalah pikirannya. Kenyataan berkata lain. Jungkook memiliki hal yang selama ini menjadi rahasianya.
“Aku akan mengantarmu pulang dan aku harus bersiap-siap sebelum empat jam lagi aku harus terbang.”
“Aku akan mengantarmu ke bandara Kookie-ya. Aku tak mau seperti dulu lagi. Atau kau sangat menyukai jika aku tak ada bersamamu saat kau akan pergi? Aku bukan—“
“Sssttt… bukan seperti itu, Yung-o. Aku nanti akan diantar Aeri. Kurasa kau pasti akan canggung jika aku bersamanya. Karena kutahu hubungan kalian tak baik, apalagi setelah waktu kau mengetahui tentangnya.”
Wajahnya mencelos. Tiba-tiba saja rasa sakit itu muncul dan membuat dadanya terasa tersengat. Mengingat tentang hal itu, seperti membuka luka yang harusnya tak pernah lagi nampak.
“Pergilah..” Heeyeong meremas jemarinya. Tak ada sanggahan yang bisa diutarakannya sekarang. mungkin itu yang terbaik, toh mereka telah dewasa, bukan lagi anak-anak yang harus kemana-mana mesti bersama.
“Yung-o—“
“Antar aku pulang sekarang dan— kau bisa segera pergi untuk bersiap Jungkook-ssi.”
Satu helaan napas berat dan anggukan menyudahi waktu mereka sekarang. Jungkook tahu jika Heeyeong tengah menahan rasa lain di hatinya hingga ia memanggil namanya dengan begitu formal.
“Gaja—“
🍃
19.45 WKS
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry Blush [End]
FanfictionKimiko Florist. Tempat dimana pertama kali Hee Yeong bertemu dengan Park Ji Min. Memberi ingatan kuat pada dirinya tentang sebuah kebetulan yang manis dan menjadi sebuah takdir baru untuk dirinya. Hingga membuat wanita itu harus merasakan manis dan...