Hong-do…
Pulau kecil yang baru saja diinjaknya hari ini menyapa dengan begitu manis. Tapi, kedatangannya sejak dua jam lalu masih membuat wanita itu berkutat dengan benda pintarnya. Kabar tentang Hae-in masih mengguncang pikirannya hingga detik ini. Namun keberadaan Jimin mampu menjadi obat untuknya menenangkan diri.
Ya, Hae-in harus mengalami kecelakaan beruntun dalam perjalanannya menuju rumah wanita yang selalu menguasai pikirannya. Hae-in terlanjur jatuh hati pada putri Lee sejak usia mereka masih dini. Semasa keduanya masih bermain kejar-kejaran, berebut mainan, dan memuncak saat ternyata kedua orang tua mereka menjodohkan keduanya.
Namun nasib malang pagi itu tak bisa dihindarkan. Hae-in harus mengalami kecelakaan yang mengakibatkan luka-luka di sekujur tubuhnya. Bahkan dikabarkan dirinya masih dalam keadaan koma hingga saat ini karena terjepit di antara kendaraan yang berada di depan dan belakangnya. Untung saja nyawanya masih bisa diselamatkan meski semuanya kini hanya bisa dipasrahkan pada Sang Kuasa.
“Aku tak tahu harus seperti apa, Jim. Aku merasa bersalah saat ini.”
“Tenanglah, semua akan baik-baik saja Yeong-ah. Ini bukan salahmu.” Jimin terus mengusap puncak kepala wanita itu, mendekapnya dalam pelukan yang selalu bisa menenangkan.
Waktu terus berlalu, jam terus berputar dan keduanya memutuskan untuk segera menuju lokasi pembangunan. Semua telah menunggu disana, membicarakan rancangan hingga proyek awal pembangunan yang akan dimulai pekan depan.
Pariwisata di Hong-do akan diperluas, akan diangkat namanya sebagai salah satu wisata budaya alam Negara yang akan dikembangkan. Dan Lee corp sebagai pemegang saham terbesar menyumbangkan berbagai gagasan yang pada akhirnya mendapat acungan jempol karena dianggap sangat memuaskan dan mendatangkan banyak keuntungan bagi semua pihak yang menandatangani kerjasama.
“Tuan Park, untuk gagasan Anda di rapat pekan lalu saya rasa bisa direalisasikan mulai awal pembangunan nanti. Kerangka bangunan dan denah resort juga sudah dikirim melalui email. Saya merasa senang sekali bisa bertemu dengan anak muda kreatif seperti Anda. Saya rasa setelah ini Anda akan mendulang banyak kerjasama bisnis baru yang bisa mendatangkan banyak proyek menguntungkan untuk perusahaan Anda.”
Pujian yang diungkapkan pendiri Green Land resort di pulau Jeju membuat Jimin tertunduk malu. “Terlalu berlebihan Tuan Gee, saya rasa Anda lah yang sangat berkompeten dalam hal ini. Saya hanya pendatang baru dan masih harus banyak belajar dari Anda.”
Tuan Gee terbahak mendengar hal itu. Tangan hangatnya menepuk-nepuk pundak Jimin, mengangkat kepercayaan pria muda yang nampak semakin matang dari raut wajahnya.
“Bagaimana jika aku memanggilmu Jimin-ssi saja agar lebih akrab? Apa kau keberatan?”
“Tentu saja tidak Tuan Gee.”
Heeyeong tak lepas memandangi prianya. Terkadang senyumnya pun nampak kembali bersinar di wajahnya yang sengaja dipalingkan.
“Ahh.. Boleh aku mengatakan sesuatu? Jujur aku heran sejak awal mengenal kalian.” Tuan Gee memandang bergantian pada Heeyeong dan Jimin, nampak bangga meski hanya dari sorot mata tajamnya. “Kalian berdua muda-mudi yang tangguh dalam dunia bisnis. Pantas jika kalian berdua menjadi sorotan dalam proyek kali ini.”
“Terima kasih atas pujian Anda Tuan Gee. Semoga saya bisa banyak menimba ilmu dari Anda.” Sahut Jimin dengan santun.
Tapi mendadak pria bertubuh tambun itu sedikit berbisik setelah memastikan tak ada satu orang yang memperhatikannya. “Apa kalian memiliki hubungan khusus? Beberapa hari lalu aku melihat kalian berdua bersama dan nampak begitu mesra.”
Spontan Jimin berdeham, menekan kalimat yang akan membongkar fakta yang menembus isi kepalanya.
🍒
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry Blush [End]
FanfictionKimiko Florist. Tempat dimana pertama kali Hee Yeong bertemu dengan Park Ji Min. Memberi ingatan kuat pada dirinya tentang sebuah kebetulan yang manis dan menjadi sebuah takdir baru untuk dirinya. Hingga membuat wanita itu harus merasakan manis dan...