🍒 3

179 27 21
                                    

Sekarang satu minggu tanpa pertemuan dengan Ji Min ternyata bukanlah menjadi yang hal mudah untuk Hee Yeong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang satu minggu tanpa pertemuan dengan Ji Min ternyata bukanlah menjadi yang hal mudah untuk Hee Yeong. Perlahan-lahan bayangan wajah itu mengumpulkan kecamuk kerinduan dan menguar tanpa suara. Saling menderukan suara ribut dalam pergolakan batin yang bergerilya di dalam sana.

“Huuftt—“ Hee Yeong membuang napasnya jengah. Batinnya seakan tak bisa diam sama sekali dari semalam. Teringat pada sosok laki-laki yang pertama kali ia jumpai di toko bunga langganannya dan statusnya sekarang adalah relasi perusahaannya. Ji Min sungguh menyita atensinya akhir-akhir ini. Dan ingatannya pada sosok wanita yang merangkul pinggang Ji Min waktu itu juga membuat hatinya sempat berantakan untuk beberapa waktu. “Ya. Aku harus melupakan laki-laki itu.”

Tangannya menyaut tas kecil di atas nakas di tepi jendela kamarnya. Siang ini ingin sekali rasanya ia datang ke Kimiko Florist untuk membeli beberapa bunga untuk mengisi kamar. Sudah beberapa hari kamar ini kosong tanpa ada bunga yang menjadi penghiasnya seperti biasa.

Sayangnya hari ini Seo Joon tak ada di rumah. Ada rapat mendadak yang harus didatanginya  pagi tadi, seorang klien datang dari China dan Seo Joon harus menemuinya. Membuat Hee Yeong mengambil alih kemudi dan  melaju memecah jalan Busan sendiri menuju ke tujuannya-Kimiko florist. Andai ada sang oppa, mana mungkin Hee Yeong akan dibiarkan sendirian. Oppanya sangat protektif dan tak akan membiarkan Hee Yeong berkeliaran seorang diri seperti saat ini.

Hee Yeong memarkirkan mobilnya di antara beberapa mobil yang sudah terparkir sebelumnya disana. Kimiko florist hari ini nampak ramai. Banyak orang berdatangan dan berada dalam ruangan mencari dan memilih-milih bunga yang hendak mereka bawa pulang. Hingga rasa-rasanya saat Hee Yeong yang baru melangkahkan kakinya masuk dan mulai mengedarkan pandangannya pun tak berhasil menemukan sosok Boo Ra di dalamnya. Dia pasti sibuk di antara orang-orang yang memilih-milih bunga di lantai dua.

Pandang mata yang mencari-cari, meneliti berbagai jenis bunga yang tertata apik disana membuncahkan moodnya yang sempat berantakan hari ini. Sampai pandangan Hee Yeong mendapati ujung ruangan dalam outlet itu, membuat  pandangannya terpaut seketika. Warna coral bercampur peach dan putih dalam vas disana menyita perhatiannya dalam sekali pandang. Seakan melambai dan meminta untuk dihampiri Hee Yeong secepatnya. Dan langkahnya terhipnotis untuk menuruti lambaian si cantik coral, menyertai wanita itu tanpa kesadaran yang utuh untuk berjalan menghampirinya.

Pergerakan matanya yang tertuju pada si cantik coral kini menjadi terpecah, beralih mendadak pada seseorang yang mendadak muncul dan mencurinya terlebih dulu darinya. Hee Yeong mengalami kekalahannya kembali. Tangannya seakan bergerak sangat lambat, tepatnya lebih lambat dari orang itu disaat ingin menyentuhnya. Seakan waktu selalu berlaku tidak adil padanya. Dan berhasil membuat semua terasa lebih cepat daripada keberadaannya.

“Menyebalkan!” Hee Yeong menggerutu pelan. Ada yang jauh lebih cepat telah menarik bunga coral itu keluar dari kepungannya. Hee Yeong hanya mampu terdiam dan melirik orang yang lebih beruntung darinya. Cukup umpatan kecil sebelum Hee Yeong menyadari semua.

Cherry Blush [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang