🍒18

79 12 6
                                    

Annyeong~~

Untuk yang masih stay disini terima kasih banyak 🙏🏻

Cerita ini bakal aku lanjutin sampe kelar dan bakal habis di wattpad aja. Semoga gak mengecewakan kalian.

Jangan lupa vote n komen ya supaya penulisnya juga makin semangat nulis apa aja 🤗. Aku harap kita bisa sama2 saling mendukung.

Selamat membaca
....

Tapi kenalan dulu sama cast baru disini
(Just imagine)
😌

Tapi kenalan dulu sama cast baru disini(Just imagine)😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Han Hae-in)









Apa yang mampu dilakukan jika seseorang jika tengah merindu? Bertemu! Sepertinya memang satu jawaban paling sempurna. Tapi tidak untuk Heeyeong. Kehidupannya setelah kembali ke Seoul seperti tawanan. Bahkan sekelebat bayangan dirinya pun mampu tertangkap oleh para pengawas yang memang ditugaskan untuk menjaga keberadaannya dimanapun.

Kehidupan macam apa jika tak memiliki kebebasan?

Percuma jika lahir hanya untuk dikekang dalam segala aspek. Kurang lebih seperti itulah yang terus berputar di kepala Heeyeong. Kedua orangtuanya hanya ingin menjadikannya seperti alat, entah dalam bisnis maupun penerus keluarga yang ‘benar’ dalam asumsi keluarga Lee.

“Segera siapkan dirimu. Kita akan kedatangan tamu penting malam ini.” suara Nyonya Lee sebagai wakil dari kepala keluarga itu mendominasi ruang privasi putrinya.

“Sepenting apa hingga aku harus mempersiapkan diri?”

“Sejak kapan kau pintar membantah? Apa Seojoon yang mengajarkanmu menjadi seperti ini? Eoh?!” Nada itu kini meninggi, menatap dengan kerutan dahi yang menahan emosi di wajah paruh bayanya.

“Maaf—“

“Eomma tidak ingin lagi mendengar sanggahan dari mulutmu lagi. Ini sudah ketiga kalinya kau menjawab ucapan eomma dengan pertanyaan yang tak sopan seperti itu. Apa kau mengerti Heeyeong-ah?”

Sebuah tarikan napas panjang yang menggunung memenuhi paru-parunya. Wajahnya hanya mendongak, menatap langit-langit kamar dengan genangan bening yang mulai menumpuk di mata indahnya. Mungkin sekali saja ia mengedipkan mata, maka cairan bening di sudut matanya akan nampak menurun dan membasahi sisi wajahnya.

Suara pintu yang menutup terdengar terbanting lebih keras. Sudah bisa dipastikan jika Nyonya Lee sangat kecewa pada putrinya. Terlebih saat Heeyeong tak mau menatapnya setelah perintah terakhir menjadi ultimatum keras.

Cherry Blush [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang