🍒 6

175 23 10
                                        

Cheery Blush kembali lagi..

Maaf jika story ini kemarin aku repub. Ada konsep yang aku rubah ke depannya. Jadi aku minta dukungan kalian ya buat jalan bareng. 🤗🤗

Happy reading...




























Hee Yeong tak dapat menangkis ketika Ji Min memilih untuk lebih banyak diam akhir-akhir ini. Ji Min tidak sedikitpun menyinggung kejadian saat itu, saat dirinya tengah menghabiskan waktu sorenya bersama Jung Kook. Sekalipun telah dijelaskan jika Jung Kook adalah sahabatnya, Ji Min tetap hanya memberinya senyuman datar.

Sudah setengah jam ini Hee Yeong menghabiskan waktunya untuk berendam di bathtube dengan air hangat dan aroma chamomile yang bercampur di dalamnya. Hee Yeong tak tahu sebenarnya apa yang tengah di hadapinya. Ji Min ternyata tak mudah ditebak begitu saja, masih banyak yang harus dipelajarinya untuk lebih memahami pria itu.

Ia telah mencoba berbagai cara untuk menjelaskan. Mengharap Ji Min tidak lagi bersikap aneh seperti itu dan akan bersikap hangat kembali padanya. Seperti sedia kala.

Ya, hubungan ini masih tertutup dari pengetahuan Seo Joon. Hee Yeong menyadari jika ia harus bisa lebih dewasa dalam menyikapi hal ini. Lucu sekali ketika ia memutuskan untuk menjalani sebuah hubungan tapi tak berani menghadapi segala ujian yang berada di dalamnya.

Bukankah ketika seseorang berani mengambil sebuah keputusan maka ia pun harus siap dengan segala risiko yang harus dihadapinya?

🍒

Ketukan suara pintu membuat Ji Min menghentikan pekerjaannya, menatap pada siapa orang yang kemudian memasuki ruangan miliknya. Ruangan dimana ia harus menyelesaikan semua pekerjaannya dengan baik tanpa satupun gangguan dari siapapun, kecuali para line bisnisnya.

“Maaf pak. Ada yang ingin bertemu dengan Anda.”

“Baik. Persilakan dia masuk.”

Ji Min menangkap bagaimana sosok itu masuk begitu sopan dan ramah pada sekretarisnya. Seseorang telah datang untuknya di jam yang ternyata telah menunjuk jam makan siang. Menyadarkannya jika ternyata ia telah setengah hari berkutat di kursinya dan hanya menghadap monitor untuk mengurus semua pekerjaannya.

Setelah beberapa hari belakang ia mencoba menghindari, nyatanya wanita mendatanginya ke kantornya. Bukan untuk membahas tentang urusan pekerjaan, tapi lebih ke arah penyelesaian urusan pribadi mereka berdua yang tak bisa dikomunikasikan.

Hee Yeong mengambil kursi di hadapan Ji Min, mendudukinya dan memutarkan tepat ke arah Ji Min yang masih duduk di tempatnya. “Apa kau masih sibuk  Jim?”

“Ehm, kurasa pekerjaanku hampir selesai. Maaf—“ Ji Min cukup canggung saat menjawab pertanyaan wanita di depannya. Membuatnya menjadi orang asing pertama kali saat ini untuk kekasihnya.

“Maaf untuk?”

Ji Min mendirikan tubuhnya, mengajak Hee Yeong sedikit bergeser ke arah lain. Menyantaikan diri untuk duduk di sofa dekat meja kerjanya. Tempatnya untuk sejenak merelaksasikan diri saat kejenuhan melandanya. Setidaknya lumayan untuk berbincang lebih leluasa dengan Hee Yeong berdua agar tidak seperti klien dan seorang pemilik perusahaan tentunya.

Suara napas kasar itu terdengar terbuang begitu beratnya dalam keheningan di ruangan kerjanya. Ji Min sedikit memijat dahinya untuk meringankan pusing yang dirasakannya mendadak. Begitu banyak pikiran dirasanya ditambah pula bagaimana fokus matanya tadi telah menghadap pada layar demi pekerjaannya hari ini. “Kenapa kau datang kemari Hee Yeong-ah?”

Cherry Blush [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang