Sesampainya di rumah euna segera menutup pintu rumahnya lalu kembali menangis sendirian di balik pintu.
Siapa yang bisa menghiburnya? Siapa orang yang bisa dia bagi kesedihan? Dia tidak punya seseorang yang bisa dia ajak berbagi keluh kesahnya.
"bu yah, kenapa kalian gak ada di sini? Kenapa kalian biarin euna sendiri? Kenapa semua orang gak sayang sama euna?" tanya euna dalam kesepiannya.
SKIP >>>
Sore ini euna berangkat kerja seperti biasa, namun saat euna masuk ke toserba atasnya bilang kalau euna di pecat.
"maaf ya euna mulai hari ini kamu gak perlu kerja lagi di sini" ucapnya.
"loh pak, tapi kenapa? Saya gak berbuat salah apa-apa" jawab euna.
"saya dengar ayah kamu narapidana, saya hanya ingin toserba ini tidak terkena masalah, maaf yah jadi kamu cari kerja lagi aja yang mau nerima kamu" ucapnya.
Euna teridam mendengar karena alasan apa dia dipecat, air matanya menetes begitu saja, dunia benar-benar menghukum euna, seluruh dunia tidak ada yang berpihak padanya.
Dan terlepas dari itu semua "siapa orang yang nyebarin rahasia gue?" batin euna.
"yang tahu tentang gue cuma hyena, tapi gak mungkin hyena ngelakuin semua itu" lanjut euna.
Euna berbalik badan berjalan sambil terus menangis dan berfikir siapa yang tega melakukan hal kejam seperti itu.
Apa dia tidak tahu hidup euna saja sudah menderita bahkan tanpa dia melakukan apapun.
Bruk!
"ah maaf" ucap seseorang yang menabrak euna dan dia tersenyum manis pada euna.
Euna hanya mengangguk lalu pergi, setelah euna pergi wanita itu masih terus memandangi euna, dengan seribu senyum di wajahnya yang tidak pernah bisa ditebak.
Euna berniat pergi mencari pekerjaan dimanapun, tapi langkah kakinya membawa euna ke rumah sakit tempat ibunya di rawat.
Euna masuk dan untungnya mereka belur tidur, masih ada jam kunjungan malam sekarang.
Euna datang pada ibunya yang seperti biasa menangis, memandangi kehidupan yang sudah hancur. Dia sedang duduk di aula rumah sakit tempat semua pasien rumah sakit jiwa berkumpul.
"buuu hiksss" euna duduk di hadapan ibunya "euna kehilangan semuanya bu, tolong bantu euna, euna gak tahu harus gimana lagi hiksss" euna menaruh kepalanya di kaki ibunya.
Perlahan dia merasakan ibunya membelai rambut euna, dia mendongkakan wajahnya menatap sayu pada ibunya dengan mata merah sembab.
"ibu bisa denger euna?" tanya euna.
"kamu, anak yang kuat, hiduplah dengan baik tanpa harus melibatkan ibu dan ayah, kamu gak akan kehilangan semuanya, kamu akan mendapatkan apapun yang kamu mau, ibu percaya itu" ucapnya, dia berbicara dengan tatapan kosong.
Tapi euna merasa sangat bahagia, baru kali ini ibunya menjawab keluhan euna.
"iya bu euna kuat karena ibu dan ayah, karena orang-orang yang mencintai euna, ibu harus janji ibu bakal sembuh, ibu bakal temenin euna di rumah, bikinin euna sarapan dan cium euna kalo euna mau sekolah, ibu harus janji yah hiksss" ucap euna.
Euna meraih tangan ibunya dan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking ibunya, air matanya tidak bisa berhenti mengalir saat ibunya tertawa bahagia melihat kelingkingnya terkait.
Perasaanya bahagia, saki hati, kecewa, bahkan putus asa, semua rasa itu bercampur sekarang, euna ingin marah dan berteriak tapi dia tidak mampu berbuat itu.
Euna ingin semuanya berahir, tapi kenyataan hidup tidak akan baik jika dia mengahirinya, setidaknya dia akan bertahan karena ibunya percaya euna adalah anak yang kuat.
Waktu kunjung selesai euna berjalan keluar, tidak disangka di lorong rumah sakit euna bertemu dengan beomgyu.
Euna menatap laki-laki itu yang sekarang sedang memperhatikan euna. Namun matanya memilih untuk kembali menatap hal lain dan pergi.
Euna kecewa pada laki-laki itu, saat dia merasa ada seseorang yang menyayanyinya dan peduli padanya, seseorang itu pergi begitu saja meninggalkan luka.
Euna tahu itu adalah perjanjian kontrak jadi dia tidak berhak memaksakan perasaanya, perasaanya pada beomgyu akan dia kubur dalam-dalam, dia akan hidup tanpa beomgyu, memulai semuanya dari awal.
Flashback on
Malam ini beomgyu ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan mamanya.
Mamahnya terkena gangguan mental karena kesalaham papahnya di masa lalu, kejadiannya hampir sama dengan euna hanya saja papah beomgyu cepat menyadari kesalahannya.
Dia sempat di penjara beberapa tahun lalu bebas, dan sekarang menjalani hidupnya seperti manusia lain dengan normal, bahkan dia bekerja dan mempunyai perusahaan sendiri untuk menghidupi keluarga kecilnya.
Hanya saja keadaan ibunya masih sedikit kurang baik. Beomgyu menunggu di luar saat dokter memeriksa mamahnya.
Tidak di sangka saat dia menunggu dia mendengar suara tangisan seseorang "buuu hiksss, euna kehilangan semuanya bu, tolong bantu euna, euna gak tahu harus gimana lagi hiksss"
Beomgyu mengikuti arah suara itu, tidak jauh dari tempatnya duduk ada seorang wanita yang duduk di lantai menghadap seorang wanita yang dia panggil ibu.
"euna" gumam beomgyu.
"ibu bisa denger euna?" tanya euna.
"kamu, anak yang kuat, hiduplah dengan baik tanpa harus melibatkan ibu dan ayah, kamu gak akan kehilangan semuanya, kamu akan mendapatkan apapun yang kamu mau, ibu percaya itu" ucap ibu itu, dan beomgyu yakin itu adalah ibunya euna.
Beomgyu menatap mereka mendengarkan setiap kata yang euna dan ibunya ucapkan, itu membuat hatinya hancur dan menyadari satu kesalahan.
"apa bedanya dia sama gue, orang tua gue narapidana dan punya gangguan mental, cuma hidup gue lebih beruntung dari dia, dan gue yakin euna gak ngerokok di sekolah, euna emang bandel dan suka kesiangan tapi gue yakin euna gak mungkin ngelakuin itu" batin beomgyu.
Flashback off
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS (season 2)
Fanfiction"gue mau lo jadi pacar pura-pura gue" euna. Soo euna & Choi beomgyu