Bab 15: Omma
♪: Conan Grey - Heather
-◈▣◈-Iqbaal keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambutnya yang basah. Tadinya ia gak mau mandi, tapi rasanya gerah seharian memakai baju yang sama dari tadi pagi.
Dan butuh waktu beberapa menit ia memikirkan untuk membuka lemari gadis itu. Sialannya, pertama kali buka pintunya, Iqbaal disuguhkan dengan benda keramat punya perempuan. Yap, bra.
Berderet bra punya (namakamu) menggantung rapi di hanger. Bermacam-macam warna, mode, dan motif rendanya. Arrgghh! Iqbaal menghela nafas saat mengingatnya, agak menyesal setelah membuka lemari gadis itu.
Tapi Iqbaal berpikir bahwa ia salah buka pintu lemari. Jadi ia buka pintu sebelahnya, dan menemukan tumpukan kaos yang sepertinya baru disetrika. Dengan cepat ia mengambilnya satu dan handuk kemudian masuk kedalam kamar mandi.
"Iqbaal,"
Iqbaal menghentikan gerakan tangannya, melihat (namakamu) yang sudah bangun dari tidurnya. Gadis itu duduk bersandar di kepala ranjang.
"Hm," Iqbaal hanya menjawab dengan deheman. Ia mendekati (namakamu) lalu duduk di sisi ranjang.
"Kukira kau sudah pulang." kata gadis itu.
Iqbaal menangkup pipi (namakamu) yang terlihat membengkak karna ditampar Agiana tadi. "Sakit?"
(Namakamu) menggeleng. "Ayo kita makan," ajaknya. Ia tahu pasti ada Bibi Linda di dapur sedang menyiapkan makan malam.
"Kenapa kau tidak balas menampar?" tanya Iqbaal. Dari kejadian-kejadian yang menimpa (namakamu) seperti ini, gadis itu tidak pernah menampar balik. Selalunya mencekik.
"Aku lebih suka balas dengan mencekik daripada menampar." jawab (namakamu) lugas.
"Kenapa?"
"Kalau menampar hanya meninggalkan bekas seperti ini, " (namakamu) memegang tangan Iqbaal yang masih di pipinya. "Tapi kalau ku cekik bisa membunuhnya sekalian. Melihatnya kesusahan bernafas didepanku membuatku senang." lanjutnya berbisik.
Iqbaal mengerjap beberapa kali.
"Lagipula, ini bukan yang pertama kali aku di serang tiba-tiba karna hal konyol seperti tadi. Kau kan tau." imbuh (namakamu). Ia tahu Iqbaal sudah beberapa kali melihatnya ditampar orang karna hal sepele.
"Ayo kita makan." ajak Iqbaal kali ini. Ia tak mau mendengar perkataan aneh (namakamu).
(Namakamu) menggeleng. "Makan aku saja, ayo." katanya.
Terdengar ambigu di telinga Iqbaal. Sialan. "Apa?"
Gadis itu medekat pada Iqbaal. "Ayo kita tidur bersama, malam ini!" katanya antusias.
Iqbaal menahan tubuh (namakamu) yang terus mepet padanya. "Jangan bertingkah, (namakamu)." peringat Iqbaal.
(Namakamu) menarik tubuhnya yang condong ke Iqbaal. Ia duduk tegak lalu dengan gerakan kilat membuka kemejanya dari atas kepala tanpa membuka kancingnya satu persatu.
Mata Iqbaal terbelalak kaget. Sekarang gadis itu hanya mengenakan bra berenda warna krim yang hampir menyatu dengan warna kulitnya.
Anjir bat si enka, ntar Iqbaal kelepasan, nangiss.
"Apa yang kau lakukan, (namakamu)!" Iqbaal mau berteriak rasanya. Gadis ini benar-benar menguji iman Iqbaal.
(Namakamu) malah tertawa. "Aduh, aku tidak tahan lagi." godanya mengibas-ngibaskan tangannya ke leher.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | Iqbaal Dhiafakhri Series (On Going)
FanfictionKalian tahu? Dia gadis yang tidak pernah terperpikir olehku sebelumnya. Bertemu setiap hari dengannya membuatku ingin mengubur diri di perut bumi. Sialan! Berantakan, nakal dan tak terajar. Bayangkan jika kalian memiliki siswi seperti itu. Maka kal...