Bab 23: Meet Devano
♪: Ailee - Breaking Down
—◈▣◈—(Namakamu) menyeringai dibalik wajahnya yang cantik. Ia menatap sekeliling kota dari ketinggian yang dibawa bianglala ini, menyembunyikan tawanya saat melihat wajah laki-laki pucat didepannya.
Ia ingin meledakkan tawa begitu melihat Iqbaal yang tampak tegang, bibirnya tertutup rapat meski (namakamu) mengajaknya berbicara.
Jadi lihat, siapa yang terlihat idiot sekarang.
Tadi, setelah cukup lama memaksa, (namakamu) mendapat anggukan dari Iqbaal untuk naik bianglala dan tentunya lelaki itu menerima karna gengsi saat (namakamu) menuduh kalau Iqbaal lah yang takut naik bianglala.
“Kenapa kau diam saja, Iqbaal? Aku sedari tadi bicara denganmu.” ujar (namakamu) menatap Iqbaal dengan tatapan lugunya. Oh sial.
Iqbaal membalas tatapan itu dengan pikiran berkecamuk. Dirinya mual dan ingin muntah, sial, kenapa dia lemah sekali hanya menaiki wahana sialan ini. Arghh.
“Pemandangannya indah, jadi aku tidak mendengarmu.” Syurrrr, jantung Iqbaal seperti lepas saat mereka berada di atas.
“Iqbaal, kenapa wajahmu pucat?” tanya (namakamu).
Kapan selesainya ini. Iqbaal mengumpat dalam hati.
“Kenapa kau berkeringat? Bibirmu bergetar, tanganmu juga,” (namakamu) menempelkan telapak tangannya di dada kiri Iqbaal, “Oh jantungmu berdebar-debar.”
Iqbal menangkap tangan (namakamu) yang menempel di dadanya. “Tidak. I'm fine.”
(Namakamu) tersenyum manis, “Kau terlalu gugup ya berduaan denganku dengan pemandangan malam seindah ini.” tebaknya dengan nada ceria.
Iqbaal tersenyum tipis. Ouh di benar-benar ingin muntah, brengsek. Tau begini, ia tidak akan menerima ajakan (namakamu) meski tadi mata gadis itu hampir berair karna sangat ingin naik benda ini.
“Atau..kau mau muntah karna naik bianglala ini?”
Benar, harusnya Iqbaal tidak termakan bujukan (namakamu). Lihat gadis itu terang-terangan menyeringai didepan mata Iqbaal. Didepan wajah Iqbaal yang sudah pucat pasi dengan keringat bercucuran dan ingin segera muntah. Gadis licik.
“Katakan pada penjaganya (namakamu), untuk hentikan benda ini.” ucap Iqbaal pusing. Hilang harga dirinya didepan gadis seperti (namakamu).
Mana (namakamu) bukan lah seperti gadis pada umumnya. Gadis ini sangat sulit di tebak, dan terlalu banyak teka-teki dalam setiap tindakannya.
“Ini balasan untuk kau yang sudah mengataiku idiot.” (namakamu) mencium pipi Iqbaal dengan kecupan basah lalu mengelap keringat Iqbaal di dahi lelaki itu dengan telapak tangannya.
Lihat kan, perkara dikatai idiot (namakamu) membalasnya dengan ini. Jera sudah Iqbaal kalau begini.
Padahal dulu Iqbaal pernah mengatainya murahan, tapi gadis itu tidak menbalas apapun. Tapi kenapa saat dikatai idiot, pembalasannya menyakitkan seperti ini. Memang sulit ditebak makhluk satu itu.
Tak lama, bianglala yang menyiksa Iqbaal itu pun berhenti, Iqbaal berlari menjauh untuk memuntahkan isi perutnya yang seperti dikocok di rerumputan.
(Namakamu) datang dengan memijat tengkuk Iqbaal pelan, lalu mengusap bahu tegap itu lembut.
“Besok kita naik Rollercoaster ya.” kata (namakamu).
——
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | Iqbaal Dhiafakhri Series (On Going)
FanfictionKalian tahu? Dia gadis yang tidak pernah terperpikir olehku sebelumnya. Bertemu setiap hari dengannya membuatku ingin mengubur diri di perut bumi. Sialan! Berantakan, nakal dan tak terajar. Bayangkan jika kalian memiliki siswi seperti itu. Maka kal...