Bab 12: Btch

1.8K 276 27
                                    

Bab 12: Btch
♪: Pia Mia - Bitter Love
—◈▣◈—

Range Rover hitam mengkilat Iqbaal memasuki pelataran Universitas. Hari ini ia ada kelas, eum sekiranya ada tiga kelas yang ia masuki.

Kemeja hitam, celana bahan yang ngepas juga warna hitam, sepatu hitam, semua seba hitam membuat sosok Iqbaal semakin maskulin hari ini. Ohiya, kacamata hitam yang bertengger dibatang hidungnya menambah kesan tersendiri bagi penampilannya hari ini.

Ia keluar dari mobil setelah memarkirkannya dengan apik. Gadis-gadis yang melintas langsung memekik histeris melihat pesona sang dosen muda. Belum lagi saat Iqbaal menggelung lengan kemejanya, hingga urat-urat di lengannya yang menonjol terlihat oleh mereka.

“Sialan! Dia bukan manusia! Dia dewa dengan ketampanan yang luar biasa.” pekik salah satu gadis berlebihan saat memuji Iqbaal.

Damn, he's so hot!

“Bayangkan jika aku bercinta dengannya, lalu kuceritakan pada seluruh universitas. Maka kalian pasti akan kecewa.” ucap Caitlin pada teman-temannya. Matanya tak berhenti menatap Iqbaal berbinar.

Temannya berdecih, “Menjijikkan.” cibir temannya pada Caitlin.

Caitlin melirik temannya sarkas, “Iri dengki selalu menyertai orang-orang seperti kalian.” katanya lalu tertawa.

Iqbaal mendengar desus-desus pujian itu, tapi ia tak peduli. Ia melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Tapi ada pemandangannya yang membuatnya mengeraskan rahangnya, mulutnya berdecak kasar.

Ia menarik tangan seorang gadis membuat sang mpunya membalikkan badan terkejut.

“Sialan!” desis Iqbaal penuh penekanan. Cekalan tangannya mengerat pada pergelangan tangan itu hingga hampir saja mematahkannya.

Gadis itu (namakamu). Dia meringis karna tangannya seperti akan patah dibuat Iqbaal. “Apa ma-maksudmu.” (namakamu) terkejut, ia mengerjapkan matanya heran sambil terus meringis.

“Apa yang kau pakai ini, btch.” mata Iqbaal nyalang. “Sekalian saja kau tidak usah pakai baju!”

“Lepaskan tanganku! Ini s-sakit!” (namakamu) menggerakkan tangannya yang dicengkram Iqbaal.

Iqbaal tidak peduli, ia terlanjur geram melihat pakaian gadis ini yang seakan ingin menjajal tubuhnya.

Ari dan Bastian menahan tubuh Iqbaal. “Apa yang kau lakukan, sir!” tanya Ari.

“Apa masalahmu!” Bastian kali ini yang bertanya. Ia melihat (namakamu) kesakitan.

Iqbaal menghempas tangan (namakamu), menatap tajam pada kedua bola mata bening gadis cantik ini. “Kau ingin semua mata laki-laki disini tertuju padamu? Pada tubuhmu ini?” kata Iqbaal penuh penekanan.

“Kau pikir dengan pakaian seperti ini kau terlihat seksi? Kau tahu, kau terlihat murahan!” lanjut Iqbaal.

Ari sontak memukul rahang Iqbaal dengan ganas. Tentu saja dia tak terima dengan perkataan Iqbaal tentang (namakamu).

“Brengsek!” lagi, Ari memukul Iqbaal lagi. Ia seperti orang kesetanan.

Iqbaal menyeka darah dari bibir sudutnya sebelum membalas pukulan Ari dengan bengis. Bastian tidak ikutan. Bukan karna dia tak berani, tapi tidak etis dua lawan satu. Jadi biarkan mereka one by one, sampai mana kekuatan mereka. Bastian akan menilainya nanti, hahaha.

“Kalian yang brengsek! Kalian biarkan dia pakai pakaian seperti itu agar kau,” Iqbaal menunjuk Ari, “bisa menyentuhnya dengan mudah?” tuding Iqbaal pada Ari.

Moonlight | Iqbaal Dhiafakhri Series (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang