Bab 31: Are you okay?

1.7K 184 31
                                    

Bab 31: Are you okay?
♪: New Hope Club - Crazy
—◈▣◈—

“Aku tidak mau pulang, Karel.” desis (namakamu) tajam dan dalam. Tangannya mengerat pada rumput di atas makam.

“Aku tidak mau pulang, aku tidak mau!” tolaknya nyaris berteriak. Lalu kembali menangis frustasi. Kasihan, gadis ini mau gila rasanya.

“Sudah gerimis, nanti kau sakit. Ayo.” Karel menyentuh bahu (namakamu).

(Namakamu) menggeleng kuat, ia terus terisak. “Aku mau di sini saja, kasihan Iqbaal sendiri.” lirihnya.

“Dia tidak sendiri, ada aku dan kau di sini.” ujar Karel.

No Karel, no!” bentak (namakamu). Ia tak mau menatap Karel atau dia akan luluh melihat wajah lelah Karel karna membujuknya untuk pulang seperti yang sudah-sudah. “Aku mau disini.”

“Kalau begitu, kami tinggal saja?” tanya Karel sarkas.

(Namakamu) berhenti menangis kencang, tangisnya jadi melirih mendengar nada sarkas Karel. Lalaki itu menyeramkan ternyata jika marah. “Aku masih merindukannya, Karel. Biarkan aku disini sampai sore, lalu aku akan pulang setelah itu.”

Karel berdecak malas. “Kau akan mati kedinginan jika sampai sore, ini saja sudah gerimis dan sebentar lagi mungkin hujannya akan deras. Ayo pulang!” nada Karel dingin. Sama seperti suhu di pemakaman ini.

“Tidak mau,” cicit (namakamu) menatap batu nisan Iqbaal. “Iqbaal, bolehkah aku menemanimu di sini sampai sore?” tanya (namakamu) lalu gadis itu tertawa setelahnya karena merasa bodoh bertanya pada batu nisan.

“Tidak boleh, kau harus pulang.”

Tubuh (Namakamu) menegang, tangisnya berhenti seketika. Lalu menangis histeris kemudian. Kecang sekali dan berisik.

“(namakamu), jangan seperti itu!” sentak Karel.

“Aku—aku mendengar suara Iqbaal. Hiks hiks aku merindukannya, Karellll.” raung (namakamu). “Bisakah kau bawa aku padanya?”

“Bisa.” jawab Karel santai. “Sekarang ayo berdiri!”

(Namakamu) langsung menegakkan tubuhnya dan berbalik menatap Karel. “Be—benarkah?” tanyanya gugup. Kepalanya miring untuk melihat seseorang dibelakang Karel.

Mata beningnya yang menyipit itu membulat walaupun terlihat aneh karna bengkaknya lebih mendominasi. “Kau Iqbaal?” tanyanya ragu.

Seseorang itu mengangguk. (Namakamu) berdiri, gaunnya kotor karna tanah basah oleh gerimis. Tapi ia tak peduli, laki-laki disebelah Karel itu lebih menarik perhatiannya.

Mata (namakamu) beralih ke Karel, menuntut penjelasan. “Dia Iqbaal. Iqbaal-mu.” jawab Karel datar.

(Namakamu) kembali menangis, tangan mungilnya bergetar meraih tangan kekar itu. Hangat menyelimuti perasaan (namakamu) yang tak karuan. Ini nyata atau hanya mimpi?

“(namakamu).” panggil Iqbaal.

Mata gadis cantik itu menatap wajah tampan Iqbaal. Dengan jantung yang berpacu melebihi batas normal, (namakamu) menubrukkan tubuhnya memeluk Iqbaal. Hingga mereka jatuh berguling ke tanah.

Iqbaal meringis, saat gadis itu menubruk perutnya. Pasalnya, bekas operasi tiga hari yang lalu belumlah sembuh total.

Dan Karel yang melihatnya juga ikutan meringis, perutnya terasa ngilu. Ia tahu pasti Iqbaal kesakitan tapi wajah pria itu datar-datar saja. Pintar sekali menyembunyikan ekspresinyaa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Moonlight | Iqbaal Dhiafakhri Series (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang